Radio Swara Cinta - Cerpen Oleh : Cindy Andika Fiona


 “101.1 Swara FM bersama Melodi di segmen sharing serba-serbi cinta. Di sini kita akan membahas soal cinta dari berbagai pengalaman. Kami membuka sharing ke nomer 08123456789. Ditunggu typingan ceritanya ya Sobat Swara. Lagu pertama yang akan aku putar adalah Risalah Hati. Check It out, enjoy dan mari menggalau bersama.”

***

Seperti biasa Doni baru saja pulang kerja di pukul 19.00 WIB. Perjalanan pulang biasanya dilalui dengan menyetel radio kesayangan 101.1 Swara FM. Diam-diam dia menyukai warna suara yang dimiliki penyiarnya yaitu Melodi. Pantas namanya Melodi, karena suaranya indah menusuk ke hati.

“Aih kenapa sih gue aneh banget. Masa gue jatuh cinta gara-gara suara empuk penyiar. Tapi, gimana kadang cinta datang tiba-tiba, bukan?” batin Doni pada dirinya sendiri.

***

“101.1 Swara FM kembali bersama Melodi di sini. Kamu pernah nggak sih mengagumi seseorang dari jauh. Kamu tau istilah stalking? Mencari informasi dia dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orangnya….”

“Nah loh, kenapa topiknya malah relate dengan keadaan Gue yang mengagumi lo, Melodi. Tidak bisa dibiarkan ini rasa. Gue harus mengatakannya yang sebenarnya, secepatnya gue akan menemui lo. Pasti pemilik suara indah seperti Melodi juga memiliki paras yang cantik juga. Aih makin nggak sabar ketemu langsung. Gue akan segera atur waktu.” Doni langsung menginjak gas mobilnya agar segera sampai ke rumahnya lalu memikirkan lebih matang tentang rencananya menemui Melodi.

***

Doni adalah seorang boss perusahaan di bidang keuangan. Doni terkenal professional dalam bekerja tetapi memiliki sikap yang dingin. Berinteraksi dengannya secara terbatas, alias jika ada urusan saja. Doni itu termasuk cowok yang mapan. Tapi sayang, wajahnya pas-pasan standar. Mungkin karena hal inilah dia menarik diri dari pergaulan. Malu akan fisik yang dimiliki. Hanya itu yang membuat dia minder. Selebihnya dia seperti pria yang hampir sempurna.

***

Sabtu Sore

Akhirnya kesempatan ingin menemui Melodi hadir juga. Setelah menguatkan hati akhirnya dia memberanikan diri ke kantor Radio Swara FM. Kedatangan Doni berdasarkan dari hafalan pengetahuannya tentang jadwal Melodi siaran yang dia dengan di radio mobilnya.

Setelah sampai di Radio Swara FM, Doni tidak membuang banyak waktu. Dia segera ke resepsionis untuk bertanya kapan Melodi selesai dalam siaran di sore hari ini.

“Maaf izin bertanya kapan Melodi selesai siaran, ya?” tanya Doni ke resepsionis.

“Sebelumnya, ini siapa?” tanya balik si resepsionis ke Doni.

Doni langsung mengambil kartu nama dari sakunya. “Saya adalah salah satu penggemar dari penyiar Melodi. Saya sangat ingin bertemu dengannya dan bisa berkenalan baik,” ucap Doni.

“Oh, maaf Pak, tetapi jadwal Melodi hari ini itu tadi pagi karena tukeran dengan penyiarnya. Penyiar aslinya jatuh sakit, sehingga Melodilah yang menggantikannya. Besok minggu saja Anda bisa ke sini kembali. Melodi siaran dari pukul 19.00 – 21.00 WIB,” ungkap si resepsionis.

“Baiklah, terima kasih infonya,” Doni memasang senyum terpaksa dan langsung kembali ke mobilnya. Ada perasaan kecewa yang bergemuruh dalam hatinya tetapi dia belum akan menyerah untuk menemui pujaan hatinya. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang dan kembali memanfaatkan waktu weekendnya dengan beristirahat di rumah.

***

Hari Minggu Tiba

Doni tidak mau kesempatan bertemu dengan Melodi gagal lagi. Tapi karena tadi dia harus mengantar Mamanya terlebih dahulu ke toko bunga, makanya dia telat untuk menemui Melodi di awal dia siaran. Doni membeli serta sepucuk mawar merah untuk diberikan sebagai hadiah perkenalan ke Melodi. Dia nggak tahu akan berbicara apa nanti ke Melodi. Dia udah mempersiapkan speech, tapi kelemahannya jika grogi sudah menyergap, semua kata-kata akan ambyar jadi lupa.

Tidak terasa Doni tertidur di bangku tamu karena terlalu lama menunggu Melodi. “Mas, bangun, sudah malam dan mau ditutup.” Seketika Doni membuka matanya karena mengenali suara yang dia sangat hafal. Seketika dia berteriak, “Melodi.”

“Iya ada apa Mas, saya sendiri,” ucap Melodi.

Doni ternganga kaget. Ekspektasi rupa Melodi yang dia bayangkan runtuh begitu saja. Akhirnya dia mengklarifikasi ulang apa yang dilihatnya. “Apa benar kamu Melodi?”

“Iya, demi Tuhan saya Melodi. Ada apa ya kok kayaknya saya terlihat aneh?”

“Hmm, saya penggemar kamu. Lebih tepatnya suara kamu,” jawab Doni sekenanya. “Aku tadinya membawakan mawar merah ini untuk kamu.”

Seketika wajah Melodi memerah menahan malu namun sedih. “Pasti kamu hanya penggemar suara saya saja dan wajah saya tidak memenuhi ekspektasi khayalan kamu. Maaf rasanya saya harus segera pulang. Terima kasih bunganya tapi maaf saya tidak bisa ambil,” ucap Melodi seraya pergi meninggalkan Doni.

Doni langsung mengejarnya dan menangkap tangannya. “Izinkan saya antarkan kamu pulang, sudah malam. Tidak baik perempuan pulang sendirian,” kata Doni.

“Mel, malam ini gue pulang sendiri aja ya. Lo urus deh fans lo itu dulu. Bhay,” ucap Tari dari jauh dan lantas pergi. Tari merupakan sahabat Melodi yang biasa pulang bareng naik motor.

“Tar, aih….” Melodi menunduk lesu. Tidak ada pilihan lain. “Baiklah, untuk kali ini saja aku pulang bersamamu.”

“Kita makan dulu ya di angkringan nggak jauh dari sini. Saya yang traktir sebagai permohonan maaf saya.”

“Baiklah,” jawab Melodi pasrah.

***

Seseorang yang menggunakan baju kotak-kotak sembari memakai kaca mata. Kulitnya sawo matang dan wajahnya rada dipenuhi oleh jerawat. Rambutnya lurus hitam diikat dengan kuncir kuda. Itulah Melodi. Suaranya saja yang merdu indah, tetapi tidak dengan penampilannya.

***

Di Dalam Mobil

Melodi membuka pembicaraan. “Sebenarnya saya udah nggak kaget dengan respon, Mas. Banyak pria yang juga sering datang ke Radio Swara FM hanya demi melihat saya. Semua karena suara saya yang merdu dan enak didengar. Tetapi mereka langsung pulang dengan kecewa karena melihat fisik saya yang nggak sesuai dengan ekspektasi realita bayangan mereka, seperti yang Mas alami,” ungkap Melodi.

“Ada benarnya sih, tapi kenapa kita nggak coba kenalan dulu aja? Eh udah sampai nih di angkringannya, yuk kita makan malam dulu. Saya lapar,” kata Doni. Dia pun lantas bergegas membukakan pintu untuk Melodi. Doni begitu menghargainya dan mencoba melupakan apa yang di pikirannya.

Mereka akhirnya memesan makanan. Melodi tidak suka dengan situasi kaku seperti ini.

“Kamu lihat deh ke atas, masa bulannya warnanya merah,” ungkap Melodi sambil menunjuk ke langit.

Doni memicingkan matanya untuk memperjelas apa yang dilihatnya. “Merah?!”

“Ah kamu terlalu serius, yang merah itu muka kamu kayak kepiting.”

Doni tersentak karena Melodi mengetahui malu yang dia sembunyikan. Karena candaan Melodi, Doni bisa merasakan tersenyum lepas. Hal yang jarang terjadi. Akhirnya mereka bisa berbincang apa adanya. Di sinilah nyaman itu timbul. Akhirnya Doni mengantarkan Melodi tepat di depan rumahnya.

“Besok-besok kita ketemu lagi, ya! Kamu orangnya seru,” ucap Doni rada keras dengan membuka kaca mobilnya.

“Terima kasih untuk malam hari ini ya, babay,” balas Melodi sambil menggerakan tangannya menyerupai dadah dengan menampilkan senyum manisnya. Seketika Doni langsung gugup dan gemetar. Dia susah mengendalikan dirinya. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Sudah lama Doni tidak merasakan hal seperti ini.

***

Doni akhirnya menjadi lebih ramah sekarang. Dia lebih banyak senyum. Penghuni kantor atau para pegawainya merasa aneh dengan perubahan bossnya tersebut. Tapi mereka ikut senang melihat perubahan ke arah lebih baik yang dimiliki oleh Doni. Semua karena kehadiran Melodi di dalam hidupnya sekarang.

Radio Swara FM bukan sembarang radio. Melalui radio ini akhirnya Boss Doni yang kaku menjadi bisa merasakan apa yang dinamakan cinta karena Melodi, Penyiar di radio tersebut. Mereka akhirnya jadian.

“Radioku sekarang namanya Radio Swara Cinta, ya. Karena suaraku kini aku menemukan cinta yang aku damba. Cinta yang tidak hanya melihat fisik, tetapi selain mengagumi suaraku, dia bisa merasakan ketulusan hati yang aku punya,” ucap Melodi kepada Doni disertai lirikan manis penuh bahagia.*** (Bogor -  Cindy Andika Fiona)

 

 

 

Posting Komentar untuk "Radio Swara Cinta - Cerpen Oleh : Cindy Andika Fiona"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress