Dita Faisal dan Dina Faisal, Merantau Ke Jakarta Demi Memperjuangkan Cita-Cita

Merantau Ke Jakarta Demi Memperjuangkan Cita-Cita
Dita Faisal dan Dina Faisal adalah saudara kembar yang terlahir pada 01 Februari 1987 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Setelah usianya menginjak 17 tahun keduanya bertekad merantau ke Jakarta untuk mewujudkan impiannya bekerja di industri pertelevisian. Alasannya, karena Jakarta adalah salah satu kota yang di dalamnya terdapat banyak industri terutama industri pertelevisian dan perfilman. Atas petunjuk dan bimbingan dari Acilnya (tante), si kembar penuh talenta ini pun akhirnya terbang ke Ibukota, dengan dampingan Ibunya.
Setamat SMA, wanita bernama lengkap Laila Hajarul Aswadita dan Laila Hajarul Aswadina ini hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Indonesia, namun sayang pada saat yang bersamaan keduanya harus kembali ke Kalimantan karena Sang Kakek meninggal dunia sehingga tidak dapat mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri. Ada banyak cara untuk meraih cita-cita, akhirnya keduanya memutuskan untuk berkuliah di Universitas Prof. Dr. Moestopo di kawasan Senayan Jakarta Selatan, dan mengambil S1 Program Studi Ilmu Komunikasi, FIKOM jurusan Hubungan Masyarakat. Pemilihan kampus dan program studi diambil atas rekomendasi Sang Acil, yang kala itu sudah menetap selama kurang lebih 30 tahun di Jakarta.

Selama kuliah, Dita dan Dina terbiasa berangkat pulang dan pergi menggunakan sepeda motor yang dikirim khusus dari Balikpapan dengan jasa pengriman melalui jalur laut. Keputusan membawa motor ke Jakarta lagi-lagi atas saran Sang Acil, yang ingin Dita dan Dina mandiri. Apalagi jarak antar kampus dengan rumah kontrakan di Jakarta hanya sekitar empat kilometer. Patut diakui, sejak kecil si kembar Dina dan Dita selalu tekun menjalankan apapun. Hal itu pun dibuktikannya hingga Dina dan Dita merantau ke Jakarta. Berkat kegigihan dan kefokusannya di dunia pendidikan, maka keduanya pun dinyatakan lulus dengan predikat cum laude atau lulus dengan pujian dengan nilai IPK 3,70 (Dina) dan 3,71 (Dita) dari skala 4,00. Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi berhasil diraihnya hanya dalam waktu 3,5 tahun bersamaan dengan 11 Mahasiswa lainnya. Gelar Sarjana itu diraih  lebih cepat dari 800 orang mahasiswa seangkatannya.

Lewat pesan singkat WhatsApp, Dita mengatakan pada tim JPI bahwa perjuangannya bersama saudara kembarnya itu didukung oleh orang tua dan keluarga besar. Keluarganya mengakui bahwa Jakarta adalah salah satu tempat yang tepat untuk mengadu nasib. Jakarta juga adalah tempat untuk orang-orang yang kreatif di berbagai industri. Dan selama di Jakarta, Dita dan Dina didampingi Sang Ibu yang selalu setia menemaninya.
Dita Faisal bersalaman dengan Rektor Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) saat wisuda sarjana
Dita dan Dina saat wisuda sarjana di Jakarta Convention Center
bersama Ibu ( (kedua dari kanan), Bapak (kedua dari kiri), Acil, dan Kakak tertuanya
Kisah Awal Menembus Industri Pertelevisian dengan Puluhan Kali Casting dan Audisi 
Selama di Jakarta, Dina dan Dita tidak hanya datang dan pergi ke kampus untuk sekedar kuliah. Selama 3,5 tahun, keduanya menyalurkan hasrtanya untuk bisa tampil di depan layar tivi. Keduanya pun kerap mengikuti berbagai casting di dunia pertelevisian, mulai dari casting sinetron, casting iklan  dengan menebar foto ke banyak PH (Production House) dan agency, Ikut lomba foto model majalah remaja, sampai berbagai audisi seperti: audisi presenter, audisi Penari Indonesia, kontes kecantikan, dan kontes rambut sehat, serta ajang-ajang pencarian bakat lainnya yang menurutnya menarik dan positif untuk diikuti.

Tentu bukan perkara mudah untuk membagi waktu antara kuliah dengan casting-casting yang entah sudah berapa kalinya diikuti. Kegagalan dan ditolak PH karena peran dan tampilan yang tidak sesuai karakter adalah hal lumrah yang dialami. Baginya, tidak mudah mengingat berapa banyak kegagalan yang dialami untuk bisa menembus industri pertelevisian mencapai impian menjadi bintang, namun tekad yang kuat dan keyakinan tinggi terhadap impiannya, Dina dan Dita tak pernah putus asa dan terus mencoba hingga akhirnya menemukan titik terang.

Dita (di atas sepeda) bersama sejumlah bintang iklan
untuk shooting Djarum Coklat "NIDJI" di Situgunung, Sukabumi (2008)
Dita saat shooting produk iklan SASHA vitamin rambut 
Dina dan Dita memulai debutnya di dunia pertelivisian dengan memerankan tokoh kembar figuran dalam serial Fairish The Series selama 4 episode yang tayang di TV7. Meski hanya jadi figuran tanpa dialog, namun Dina Dita harus mengikuti audisi yang diadakan di Bentara Budaya Jakarta. Dina dan Dita juga menceritakan kisahnya saat terpilih menjadi Cover Girl majalah remaja Aneka Yess! 2005 pada usia 17 tahun. Meski tinggnya tak sampai 155cm, namun Dina Dita tetap percaya bahwa dirinya akan terpilih menjadi 40 besar. Setelah melewati berbagai tahapan dan wawancara, Dina dan Dita akhirnya berhasil terseleksi hingga grand final di Cilandak Town Square bersama dengan 40 finalis lainnya. Dalam grand final ituDina dan Dita  masuk lagi 20 besar untuk dicari pemenang. Dengan mengenakan pakaian tradisional suku Dayak kepunyaannya, Dita akhirnya menang menjadi pemenang 5 besar dengan predikat The Best Traditional Dress. Sementara itu Dina saudaranya tetap di posisi 20 besar. Sejak terpilih menjadi cover girl Anek Yess! 2005, Dita khususnya, sering diajak tour ke beberapa kota untuk mengisi acara yang digelar Aneka Yess! Dita sering tampil dance bersama para Cover Boy dan Cover Girl lainnyakekarirnya di dunia peran dan iklan pun semakin lebar. Jaringan (link) majalah Aneka Yess! di dunia periklanan, memperlancar jalan Dina dan Dita menjadi bintang iklan beberapa produk ternama. Iklan produk provider Esia versi Double Double Mantap adalah iklan pertama yang dibintanginya pada 2005, padahal waktu itu Dina dan Dita baru pertama kali ikutan casting untuk iklan. Karakter anak kembar yang dicari membuatnya terpilih menjadi bintang iklan saat itu.
Dina & Dita semasa menjadi model cover majalah Aneka Yess!2005
Tak puas disitu saja, Dina dan Dita kembali mengasah bakat dan kemampuannya untuk ikutan ajang kontes kecantikan rambut sehat bertajuk "Cornelia cari Bintang PANTENE". Audisi yang digelar di Mall Poin Square kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan menjadi audisi kesekian kalinya yang diikutinya bersamaan dengan wanita-wanita anggun berparas cantik berambut indah. Audisi "Cornelia cari Bintang PANTENE" yang digelar di 5 kota besar di Indonesia itu, membuatnya tertantang karena harus berhadapan dengan para dewan juri populer, salah satunya Raja Kuis dan Raja Reality Show saat itu Helmi Yahya. Audisi di tengah-tengah pusat perbelanjaan itu berlangsung sejak pukul 10 pagi hingga malam. Ratusan peserta audisi "Cornelia cari Bintang PANTENE" antre menunggu giliran ke atas panggung, bukan hanya untuk menampilkan rambut indahnya yang terurai mayang, tapi para kontestan juga unjuk wajib unjuk bakat yang dimilikinya. Dengan penuh kesabaran, giliran Dina dan Dita di atas panggung pun tiba. Karena nomornya berdekatan, panitia yang melihat keunikan dua gadis kembar saat itu pun langsung mempersilakan keduanya tampir bersamaan. Sang Juri, Helmi Yahya, langsung memberikan beberapa pertanyaan dan menanyakan kebisaan yang dipunyai keduanya. Tanpa ragu, Dina dan Dita mengatakan tentang kemahirannya menari tradisional dan melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Di atas panggung megah dan di tengah ratusan orang yang menonton, dengan kompak, Dina dan Dita pun mengajikan ayat andalan yang dihafalnya, yaitu surah Al-Baqarah ayat 21 secara bersamaan (duet). Usai mengaji, Dina Dita lalu melanjutkan bakat lainnya dengan menarikan tarian tradisional, tarian Enggang suku Dayak. Penampilannya mampu membuat juri terpukau. Saat pengumuan tiba dihari yang sama, juri memilih salah satu dari si kembar. Namun, karena harus memilih satu diantara dua, maka juri memutuskan untuk memilih Dita Faisal untuk masuk menjadi finalis mewakili kontestan dari Jakarta. Tiga minggu harus ikut pembekalan untuk reality show "Cornelia cari Bintang PANTENE" yang tayang di SCTV, tiga minggu juga Dita Faisal mendapatkan penggalaman berhaga di berbagai bidang. Mulai dari shooting aktivitas selama masa pembekalan, pemotretan oleh fotografer ternama Pinky Mirror, pelatihan make up dan penataan rambut oleh Rudi Hadisuwarno dan timnya, vokal oleh Bertha, acting oleh Derry Drajat,  hingga praktik memasak dengan Sisca Soewitowo. Selama berbagai kegiatan, Dita Faisal termasuk yang menonjol di antara 10 finalis "Cornelia cari Bintang PANTENE". Dita Faisal pun akhirnya menang menjadi 5 besar sebagai Brand Ambassador PANTENE dan dikontrak selama 1 tahun untuk road show ke 10 kota di Indonesia.
Dita (kelima dari kiri) bersama 10 finalis "Cornelia Cari Bintang PANTENE"
dalam sesi foto oleh juru foto Pinky Mirror di Museum Fatahillah, Jakarta
Dita terlpilih menjadi 5 besar dalam malam puncak pemilihan
"Cornelia Cari Bintang PANTENE" di studio Penta SCTV, Kebon Jeruk Jaksel
Dita (ketiga dari kanan) bersama 10 finalis "Cornelia Cari Bintang PANTENE"
dalam sesi foto oleh juru foto Pinky Mirror
Karir keduanya semakin menanjak setelah mendapatkan banyak tawaran menjadi bintang iklan, pemain FTV. Tiga FTV ia bintangi sebagai pemera utama, yaitu FTV Hari-Hari Hiruk Pikuk (SCTV), Cinderella Mati Suri (TPI), dan Wanita Ular (TPI). Sementara itu, beberapa iklan komersial yang ia bintangi antara lain, Mixagrib, Antangin JRG (Host Filler "Ting-Tung Antangin"), Sasha Vitamin Rambut, Djarum Cokelat, Sophie Martin, dan Honda.

Sederet pengalamannya membawanya masuk ke insustri pertelevisian seperti apa yang ia cita-citakan. Namun, bukan sebagai pesinetron atau pemeran FTV, atau bintang iklan, tetapi sebagai Jurnalis televisi.


Memilih Jadi Jurnalis Ketimbang Jadi Artis

Skripsi sudah selesai, wisuda pun dilalui, namun ijazah sarjana Ilmu Komunikasi masih harus ditunggu karena proses administrasi kampus. Sambil menunggu semua urusan aministrasi selesai, Dina dan Dita mencoba lagi casting presenter olahraga di TVRI Nasional. Tak disangka, informasi yang didapat dari teman sekelasnya yang magang di TVRI saat itu, Agus Yanuarsa membuka pintu pertama Dina dan Dita terjun ke industri pertelevisian sebagai Jurnalis. Di TVRI itulah Dina dan Dita semakin populer sebagai presenter. Program Monitor Olahraga, Kilas Balik Olimpiade Beijing 2008, dan Info Otomotif , menjadikannya sebagai ikon program olahraga di TVRI. Beruntungnya, saat itu TVRI yang sedang membuka lowongan kerja mencari presenter berita membuatnya resmi berstatus karyawan TVRI meski karyawan kontrak untuk presenter. Selama satu tahun Dina dan Dita menjalani profesinya dengan sungguh-sungguh, tidak hanya sebagai presenter berita olahraga tapi juga tim peliput Arus Mudik TVRI 2008. Tiga bulan sebelum masa kontraknya berakhir, Dita dan Dina mencoba tantangan baru di di televisi swasta yang saat itu baru berdiri, yaitu tvOne. 
Dina & Dita bersama presenter berita seangkatannya 

semasa di TVRI Nasional  (2008)
Dita saat meliput Arus Mudik di jalur pantura (2008)
Dita bersama para seniornya saat meliput Arus Mudik di jalur pantura (2008)
Dita saat memandu acara Olimpiade Beijing 2008 di studio TVRI, Senayan Jakarta
Dita & Dina bersama tim Olimpiade Beijing 2008 di studio TVRI, Senayan Jakarta
Wanita yang pandai menari dan memainkan musik trumpet ini pun akhirnya memberanikan diri melamar ke tvOne sebagai reporter dalam Kampus One, sebuah program pengembangan jurnalis guna mencetak jurnalis-jurnalis handal. Perjuangan Dina dan Dita akhirnya membuahkan hasil. Keinginananya menembus televisi nasional berhasil terwujud, manakala keduanya lolos terpilih menjadi 25 orang peserta program Kampus One dari ribuan pelamar di seluruh Indonesia dan setetelah melewati berbagai tahapan mulai seleksi data diri (CV), psikotest, interview oleh HRD, manager News, Totok Suryanto, hingga test Live Report dihadapan Wapemred Nurjaman Mochtar. Februari 2009, usai kontraknya di TVRI berakhir, Dina dan Dita langsung masuk kelas bersama 25 orang peserta yang lolos lainnya. Selama 6 bulan di Kampus One, Dita dan Dina memperdalam ilmu jurnalistiknya kepada para senior yang telah malang-melintang di dunia penyiaran, seperti Bakran Asmawi yang mengajar Teknik Penulisan Naskah Berita, dan George Kamarullah yang mengajar Teknik Mengambil Gambar dengan Kamera Professional.
Bersama peserta terpilih program pendidikan jurnalis pemula

 "Kampus One Batch 2" tvOne (2009)
Jadwal yang padat dan kegiatan yang cukup menguras pikiran, sempat membuat keduanya dilanda tekanan dan bimbang. Tiga bulan pertama di kelas Kampus One, Dina dan Dita berniat mengundurkan diri sebagai jurnalis karena merasa berat. Dina sempat putus asa dan berencana mundur, tapi Dita berpikir untuk tidak kalah sebelum perang. Keduanya saling menyemangati untuk terus melanjutkan pelatihannya jurnalistiknya sampai batas akhir selama 6 bulan. Dita Faisal mengatakan lewat pesan singkat WhatsApp bahwa setiap hari Senin-Jumat para peserta wajib masuk dari pukul 08:00 WIB dan pulang pukul 17:30WIB. Namun, panjangnya waktu belajar lima hari dalam semingggu itu tidak menjadi alasan untuk berhenti memperjuangan impiannya, menembus industri televisi nasional. Dita dan Dina senang karena dengan menjadi jurnalis dirinya bisa menembus medan apapun yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Misalnya mengunjungi tempat-tempat bencana, mondar-mandir gedung parlemen, kementrian atau bahkan keluar masuk Istana Kepresidenan saat Dita Faisal memegang kartu pers (Press ID) RI1 pada 2014-2015 saat masa peralihan pemerintahan SBY-Jokowi. Dengan menjadi Jurnalis, berbagai acara skala nasional hingga internasional bisa ia hadiri, termasuk kesempatannya meliput dua kali ke negeri sakura, Jepang. 
Kartu Pers semasa menjadi wartawan Istana Kepresidenan
 di akhir pemerintahan SBY dan  awal pemerintahan Jokow
Dita semasa menjadi reporter Istana Kepresidenan (26/2/14) 
meliput kegiatan Presiden SBY sambut kedatangan Raja Abdullah II Ibnu Al Hussein (Raja Yordania) 
Semangatnya dan dedikasinya yang tinggi di dunia jurnalistik, membuat Dita dan Dina dipercaya koordinator Presenter, Indiarto Priadi untuk mengisi beberapa program berita setelah melakukan casting atau screen test. Program Acara yang pernah dibawakannya di tvOne, diantaranya Kabar Terkini, Kabar Malam, Kabar Pagi, Kabar Dunia, Ruang Kita, Kabar Hari Ini, Hot News dan Kabar Pasar yang sekarang sedang dilakoninya. Buatnya, dipercaya menjadi presenter adalah bonus, karena pada dasarnya pekerjaan utamanya seorang jurnalis adalah bertempur di lapangan untuk meliput dan melaporkan berita bagik secra langsung maupun tidak langsung.
Meski tidak sering, namun Dina & Dita pernah liputan bersama pada satu kesempatan di Jakarta
Sumo Torunament digelar di Istora Senayan Jakarta (2013) 
memperingati 40 tahun hubungan Indonesia-Jepang
Berfoto dengan salah satu pesumo saat Sumo Tournament digelar di Jakarta
Dita dan Dina mengaku sangat terpacu untuk belajar banyak hal di dunia penyiaran, seperti mewawancari sejumlah tokoh ternama di Negeri ini, mematangkan suara sebagai pengisi suara (dubber), memahirkan  diri menulis berita untuk berbagai bidang, bahkan live report di segala medan dan peristiwa. 
Dita Faisal membawakan program acara Kabar Pasar di tvOne
Dita Faisal membawakan program acara Hot News di tvOne
Keluarga tentu bangga dengan prestasi yang diukir Dina dan Dita. Apalgi Dita Faisal pernah berkesampatan meliput ke Jepang sampai dua kali. Pertama pada tanggal Mei 2016 dalam rangka meliput jembatan penumpang yang menghubungkan pintu pesawat dan ruang tunggu (Garbarata) produksi PT. Bukaka Teknik Utama, sebuah perusahan yang dimiliki oleh Kalla Group.

Kesempatan kedua Dita ke Jepang, didapatkan dengan usahanya sendiri, saat dirinya mengikuti seleksi Program Fellowship Jurnalis MRT 2017. ari 60 pelamar, Dita Faisal terpilih manjadi 5 besar  yang berkesempatan studi banding ke beberapa perusahaan perkeretaapian di Jepang pada 25 November hingga 1 Desember 2017. Dita Faisal terpilih sebagai satu-satunya Jurnalis Televisi yang mendapatkan Fellowship MRT bersama keempat Jurnalis lain yang bekerja di dunia media cetak dan online.
Melihat kereta MRT Jakarta untuk pertama kalinya bersama tim Fellowship Jurnalis MRT 2017
di Nippon Sharyo, Toyokawa Plant - Jepang  
Meliput kegiatan Konferensi Asia Afrika 2015 yang berlangsung di JCC 
saat Indonesia sebagai tuan rumah 
Meliput kegiatan Konferensi Asia Afrika 2015 yang berlangsung di JCC  saat Indonesia sebagai tuan rumah
Ketika ditanyakan apakah yang menjadi suka-duka seorang Jurnalis, Dita Faisal mengungkapkan bahwa dirinya harus stand by menunggu Narasumber selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan pernyataan  (statement) yang durasinya cuma hitungan detik. Bahkan tak jarang, untuk pernyataan  (statement)  narasumber yang hanya 5 detik ia harus rela masuk dalam puluhan kerumunan wartawan yang juga haus akan informasi terbaru dari informan. 
Usai wawancara Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra
di kantornya  IHZA & IHZA LAW FIRM - Gedung 88, Kalibata City Kuningan Jaksel
Menembus batas tak yang tak biasa ditembus oleh keabnyakan orang, meliput berbagai kegiatan bersejarah baik nasional maupun internasional, wawancara para tokoh ternama, hingga siaran langsung di medan terparah seperti bencana ia lalui selama 10 tahun berkarir di dunia jurnalistik, sejak 2008 hingga sekarang 2017.
Saat Gempa 7,6 SR  melanda Padang, Dita meliput . Dita harus berjalan 5 km
untuk menembus Kab. Agam, wilayah terparah akibat gempa.
  
Tahun 2014 Dita memutuskan untuk melanjutkan studi program Pascasarjana (S2), sementara Dina memutuskan untuk mengundurkan diri dari tvOne. Meskipun kebersamaannya berkarir dengan saudara kembarnya harus berkahir pada 2014 akibat mengundurkan diri, namun Dita dan Dina masih terus bersama sampai saat ini. Kini Dina Faisal dan Dita Faisal telah menikah dengan pria pilihannya. Dina Faisal yang sejak 2015 hingga saat ini masih menjadi staf ahli DPD RI anggota DPD RI Provinsi Kaltim menikah dengan pria asal Lombok, NTB Lalu Hilman Afriandi pada 18 September 2016, sementara Dita Faisal dipersunting oleh novelis, penulis skenario Film dan FTV, Endik Koeswoyo pada tanggal dan bulan yang sama, yaitu 18 September 2015. Pernikahan mengharuskan mereka berpisah rumah meski tetap berada di kota yang sama, kota Jakarta. 
Kepada tim JPI, Dita Faisal berpesan, bahwa menjadi Jurnalis adalah pengabdian, karena jurnalis gajinya tidak sebesar mereka yang bekerja di perusahaan  multi nasional atau BUMN. Namun ia sangat senang karena pekerjaanya sebagai jurnalis bisa membuatnya tau banyak hal, tidak hanya bidang sosial, tapi juga politik, ekoonomi, dan hukum. Ia bisa mewawancari narasumber mulai kelas kelas rakyat sampai kalangan pejabat. Dan bonusnya lagi, dengan sering muncul di tv, ia bisa bisa dikenal luas banyak orang sebagai reporter dan presenter berita, dan bisa ke luar negeri dengan gratis.
Dita Faisal & Endik Koeswoyo menikah 18/9/15
Dina Faisal & Lalu Hilman Afriandi 18/9/16
Profil:
Nama Lengkap: Laila Hajarul Aswadita
Nama Komersial: Dita Faisal
Tempat Tanggal Lahir: Balikpapan, 01 Februari 1987
Agama: Islam
Suami: Endik Koeswoyo
Pekerjaan: Reporter dan Presenter Berita tvOne

Bakat:
- Penari Tradisional dan Kontemporer (2003 s.d 2011)
- Pemain Trumpet Marching Band Gema Citra Telkom (1998 s.d 2003)
- Qoriah Al-Quran

Riwayat Pekerjaan:
- MC dan Moderator
- Reporter dan Presenter Berita TVONE (2009 s.d sekarang)
- Presenter Berita TVRI (2008 s.d 2009)

Lainnya:
- Model Cover Majalah REMAJA, ANEKA YESS! (2005)
- Duta wisata Manuntung Balikpapan (2003)
- Bintang Iklan TV (Main dan Supporting Talent)
- Bintang FTV (Main Talent)

Pendidikan Formal:
- SDN 011 Balikpapan Barat, Kalimantan Timur 1992 s.d 1998.
- SLTPN 3 Balikpapan Utara, Kalimantan Timur 1999 s.d 2001
- SMUN 6 Balikpapan Utara, Kalimantan Timur 2001 s.d 2004 (kelas III bidang studi IPA)
- S1 FIKOM jurusan Hubungan Masyarakat, Univ. Prof. Dr. Moestopo (B) Jakarta (IPK 3,70 skala 4,00) 2004 s.d 2008.
- S2 Magister Ilmu Komunikasi, Univ. Prof. Dr. Moestopo (B) Jakarta, Konsentrasi Jurnalistik (IPK 3,85 skala 4,00) 2012 s.d 2014.

Pendidikan Non Formal:
- Public Speaking dan Presenting – John Robert Power, Jakarta 2005.
- Professional Image – John Robert Power, Jakarta 2011.
- Public Speaking, Technique Vocal, Speech dan Debate by Sumitha Tobing (Intensif 6 bulan) 2011.
- Broadcast: News Script Technique by Bakran Asmawi, (Intensif 6 Bulan) 2009.
- Broadcast: Professional Camera Tekhnique by George Kamarullah, (Intensif 6 bulan) 2009.

Pembicara Dalam Seminar & Pelatihan Public Speaking:
- Universitas Djuanda Bogor untuk Pelajar, Mahasiswa & Umum. Mei 2013.
- Para Isteri Pejabat Pemerintah Kab. Tapin Kalimantan Selatan di Jakarta, Oktober 2014.
- Kelurahan Pancoran Jakarta Selatan untuk masyarakat sekitar, Januari 2015.
- SKDP Pemerintah Kota Balikpapan, April 2015.

Pembicara Dalam Seminar & Pelatihan Presenter TV:
 - SMK CAKRA BUANA Depok Jawa Barat untuk Pelajar, Mahasiswa, April 2014.
 - News Presenter Competition Binus TV Jakarta, Juni 2015 (Juri).

Pembicara Dalam Seminar & Pelatihan Jurnalistik:
 - Universitas Prof. Dr. Moestopo (B) Jakarta untuk Mahasiswa, Agustus 2014.
 - SMK WIKRAMA Bogor untuk Pelajar, Mei 2013.
 - Communication Fair Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pancasila, Agustus 2015.
 - Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang – Jawa Timur, Januari 2016.
 - Universitas Bung Karno – Jakarta, November 2016.
  
Moderator:
  - Hasil Survei Capres – Cawapres PILPRES 2014 oleh Lembaga Survei Indonesia, 2014.
 - Sosialisasi Konvensi Rotterdam Kementrian Lingkungan Hidup Jakarta, 2013.
  
Iklan TV Komersial:
- Mixagrib (Supporting Talent) 2009.
- Antangin JRG SCTV & TPI, 2007 s.d 2008 (Host Filler di 8 Kota: Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Pamanukan, Semarang, Ciamis, Tasik Malaya dan Garut).
- Jarum Cokelat versi Jungle (Supporting Talent), 2008.
- Stunt-in Titi Kamal Iklan Makarizo, 2008.
- Honda (Supporting Talent) Genuine Parts, 2008.
- Sasha Vitamin rambut versi Balon (Main Talent), 2008.
- Sophie Martin (Main Talent) Katalog TVC, 2008.
- Esia-Motorolla (Main Talent) 2008.
- Brand Ambassador PANTENE, 2006.

FTV (Film FTV):
- Cinderella Mati Suri (Peran Pembantu Utama). Produksi PT. VIRGO PUTRA FILM, 2007
- Hari-hari Hiruk Pikuk (Pemeran Utama), 2006
- Wanita Ular (Pemeran Utama) PT. VIRGO PUTRA FILM, 2007

Media Sosial:
Facebook: DinaDita Twin
Youtube: Dita Faisal
Dede Hartini
Dede Hartini Saya menulis berbagai jenis karya tulis seperti novel (buku dan platform), artikel dan menulis sejumlah sinopsis untuk FTV SCTV. Terima jasa menulis hubungi detin32@gmail.com Instagram Hartinidede Wattpad @Hartinidede

1 komentar untuk "Dita Faisal dan Dina Faisal, Merantau Ke Jakarta Demi Memperjuangkan Cita-Cita"

Zahara Putri 1 Maret 2018 pukul 21.04 Hapus Komentar
Mbak Dita keren, penuh dengan perjuangan dan tidak mudah menyerah. Salut!
www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress