Arya Penangsang Oleh:Tegu T-Koes Wicaksono



Arya Penangsang
Oleh:Tegu T-Koes Wicaksono

Arya penangsang disini adalah Segleng Tasikmadu, simbol ekspresi jiwa liar sahabat petualang lama-ku. Ototnya perkasa, imajinasinya jauh diatas manusia normal, pendiam, rapuh, sedikit pemalu, kadang liar dan suka berbisik-bisik kepada Malam yang tenang. Aneh memang sahabatku ini, kepergiannyapun tanpa permisi walau tanpa ada masalah yang ditinggalkan. Ia hilang begitu saja sampai sekian tahun akhirnya aku sadar bahwa ia memang benar-benar telah hilang. Kemana..? Mati..?

Alam telah sulit dinyatakan dalam sebuah syair, mendung gelap dan Bintang Pagi tidak menempati posisinya dengan benar. Kokok ayam jantan lantang tiada peduli bahwa ini masih jam tiga pagi. Kokok ayam jantan perdengarkan aduan nyawa-nyawa. Lalu denting Mistis dari dalam tanah mengalun, yang sejak enamratus tahun membahana dalam himpitan pengap pertentangan-pertentangan agama yang membuatnya Gila.

Raungan yang tak jelas, kadang mirip rintih kepedihan.., lalu kini disambut oleh suara lonceng. Tenang setenang nadi Raksasa atau jantung yang diambil paksa. Kemudian berubah menjadi menghentak semburkan daun-daun kamboja, lolong serigala tenggelam tersaruk…!, entah kemana. Ringkik Gagak Rimang memberi tanda, bahwa ia sedang datang…!! Bersama keris Tuannya yang menjulang tinggi-tinggi di genggaman tangan yang bernuansa dendam misterius. Selalu tergugah untuk berlari di tengah malam sambil berteriak histeris mengabarkan ancaman “Perang Perang….! Peraaang..!!”.

Lolong serigala tua yang parau menyambut teriakan-teriakan mistis tadi, sementara lonceng masih berdentang teratur, seteratur lilitan usus yang keluar. Liur yang tumpah dekat kaki bersisik, mengawasi tetes demi tetes darah yang tumpah hingga mengganggu kehidupan mahkluk Kali Progo.
* * * * * * *
Permainan gitarmu sungguh cepat kawan…, hingga aku terpesona. Melodi yang kau pilih hawa kematian, sungguh ekspresi dari frustasi-mu yang indah. Walau aku sedikit ngeri namun tak terasa telah menikmatinya.
Semua dari kaset-kasetmu masih kusimpan rapih berurutan pada rak ruang tengah kontrakkan baruku. Semua tak akan pernah kupinjamkan karena takut hilang. Sebab kamupun juga sudah hilang. Kemana…? Mati

Gagak Rimang : Nama kuda jenis Tetji (sangat besar) warna hitam pekat tunggangan Arya Penangsang.
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

Posting Komentar untuk "Arya Penangsang Oleh:Tegu T-Koes Wicaksono"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress