Puisi Terakhir Untuk Guruku

Sumber foto: Pixabay

Penulis: Arini Ronsulangi 

Kala itu
Tangan yang kaku untuk sebuah karya
Kini menjadi lincah karena kemampuanmu
Ku ikuti apa yang menjadi bimbinganmu
Dan kujadikan acuan tatkala ku ingin menyempurnakan karya. 

Ocehanmu seakan menusuk batin
Namun membangun jiwa yang diam
Pandanganmu ku ikuti, 
Kala aku menjejaki kemampuan ini. 

Kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan 
Bagaikan petir yang menyambar, 
yang diberikan begitu cepat untuk kami terima. 

Apakah itu telah berakhir? 
Kasih-kasihmu ku peluk sedalam-dalamnya
Ku syukuri sebesar-besarnya
Karya yang kau berikan, 
kini ku kembalikan untuk yang terakhir kalinya

Seiring embun pagi tiba
Menyapa dengan hampa
Sedamai surgamu disana
Mungkinkah kini dunia mampu melepaskan tawa candamu? 
Enam tahun sudah kau mendidikku
Sekolah ini menjadi saksi antara aku dan kau
Yang mengajarkanku memaknai suatu kata dalam satu kalimat 
Menghayati suatu kata dalam puisi 
Dan membuatku tergila-gila dengan sajak
Jatuh cinta dengan majas
Dan menhagumi diksi dan narasi
Sampai menemaniku dan mendampingi dalam kecapaianku. 

Sekarang... 
Air mataku tumpah tanpa izin dariku
Langit mendung berkabung
Melukiskan betapa indah ragamu
yang hangat dengan kenangan 

Kau pergi dengan segelintir pencapaian.. 
Dunia pun tahu itu.. 
Namun, selebihnya kau pun tahu.. 
Menyimpan rasa,, 
Rasa yang sesak namun kau nikmati menjadi selaras 
Kini takdir telah mendatangimu
Kau telah lukisan betapa indah hidupmu sebelumnya. 

Baka yang telah menjemputmu, jiwa ya g menuju langit
Di dalam kehidupan, menuju ketiadaan
Hanya ada cerita tentangmu dan kita. 

Kau akan abadi peneduh hati dan menjadi jiwa yang hebat.  Kau akan abadi dalam sajakku.

Posting Komentar untuk "Puisi Terakhir Untuk Guruku"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress