OPINI
Mengingat Kematian
Oleh: Oleh: Jangkung Sido Santoso
Mati.
Satu kata yang paling ditakuti manusia, dihadapanya semua tak berdaya, luluh
lantah segala kekuatan, seolah kesombongan manusia tanpa arti begitu dihapadkan
dengan kematian. Teringat pengalaman saya sebagai seorang aktifis peduli HIV
yang kerap mensosialisasi bahaya virus HIV di sekolah-sekolah terutama pada
remaja. Saya menjumpai ibu muda, suaminya sudah meningal karena virus itu, anehnya dia tidak sedih menagis pun tidak,
entah apa yang membuat hatinya tegar? Masih saya tanyakan!Simaklah cerita dari
jawaban ibu muda itu! ***
Hal
terpenting adalah keyakinan, saya tidak pernah berbuat hal buruk yang menjadi
penyebab saya tertular virus HIV, saya yakin tidak mungkin saya mendapat ujian lerlampau
berat selagi saya tidak dalam keadaan yang dimurkaiNya. Suami saya lah
penyebabnya, saya tidak pernah menanyakan darimana suami saya mendapatkan virus
itu, karena suami saya sudah dalam keadaan sakit parah barulah semuanya
terungkap melalui hasil tes darah.
kewajiban saya merawatnya ucap saya menenagkan diri.
Walau
saya yakin, tapi saya tetap takut, resah bingung bagi mana kalau saya mati nanti,
anak saya masih kecil, siapa yang mengasuhnya?, tanya saya dalam hati. Sampai
saya melihat siaran TV dari nasehan ustadz yang namanya saya sudah lupa, dia
mengutip hadis “...Salah seorang sahabat bertanya “wahai Nabiyullah siapakah
manusia yang paling cerdas? Rasulullah mejawab: Orang paling cerdas ialah orang
yang paling banyak mengingat mati... (HR. Tabrani dengan sanat hasan)
Saya
beruntung, saya mendapat kesempatan menjadi orang paling cerdas, dengan terus
menerus mengingat mati karena virus itu. Orang banya lupa dengan kematian tapi
tetap saja mati muda karena kecelakaan, bahkan seluruh pesawat maskapai malaysia meninggal baru-baru
ini dan tidak ditemukan. Kematian begitu dekat dan sudah pasti datangnya.
Sekarang saya berihtiar mencari kesembuhan dengan rutin berobat, walau dokter
sudah berucap virus itu masih belum ada obatnya, biarlah tak mengapa.***
Kisah
ibu muda tadi benar-benarnyata, bahkan tragedi kecelakaan sering kita dengar
namun tidak pernah kita perhatikan. Keyakinan
terhadap sabda Rasul yang menjadi kekuatanya, dengan iman membuat kita tegar,
orang sering lupa dengan kematian sehingga hidup penuh kezaliman, berbuat dosa
tanpa pernah terasa, riba, mengurangi takaran timbangan, prasangka buruk, jika
kita diingatkan“ah jangan sok alim” katanya.
Ramadhan
yang sebentar lagi akan datang semoga mendapat keutamaan, menjadi manusia cerdas
dengan banyak mengingat mati dan lebih mendekatkan diri kepadNya. Marhaban ya
Ramadhan.
TENTANG PENULIS:
Jangkung Sido Santoso, Pria yang tinggal di Sidoarjo ini gemar menulis sejak dulu. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, jurusan FISIP Komunikasi.
CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis
Posting Komentar untuk "OPINI : "Mengingat Kematian" Oleh: Oleh: Jangkung Sido Santoso"