BUT, I’M AFRAID
Karya Tetty Septiyani
Di sekolah, aku duduk bersama Wita, teman sekelasku.
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Kubuka dan terlihat jelas ada pesan masuk.
Erlangga : Hai Rembulan, kamu lagi apa?
Rembulan : Hai juga, Lan. Ini aku lagi duduk di
kantin.
Rembulan : Oh iya, minggu depan aku ulang tahun.
Kamu bisa datang?
Sejenak Erlangga mengatakan, ia tak bisa menghadiri pesta
ulang tahun karena jarak rumah kami yang begitu jauh.
"Kamu lagi SMS-an sama siapa?" tanya Wita.
"Erlangga. Teman satu komunitasku itu," kataku.
"Oh, si Elan itu? Aku udah sering denger tentang dia,
kamu suka sama dia?" Wita penasaran.
"Enggak, sebenarnya aku cuma sayang sama Purnama. Elan
itu sekadar teman, enggak lebih," ujarku.
"Tapi bukannya Purnama mantan? Dan aku pikir si Elan
suka sama kamu."
Sepulang sekolah, aku melemaskan tubuh di kasur. Pikiranku
selalu teringat ucapan Wita.
"Apakah Elan suka denganku?" gumamku.
***
Tiba hari ulang tahunku, aku mendapat pesan dari Erlangga.
Erlangga : Wilujeung tepang taun, neng geulis.
Aku tersenyum saat membacanya dan membalas.
Rembulan : Makasih ya, Elan.
Kamu orang
pertama yang mengucapkan
selamat kepadaku
setelah kakak.
Maksudnya, laki-laki pertama.
Erlangga : Rembulan, aku suka sama kamu.
Rembulan : Maksudnya apa, Lan? Kamu tahu,
aku cuma sayang sama Purnama.
aku enggak akan
nerima
laki-laki lain.
Erlangga : Tapi dia cuma mantan kamu.
Dia selalu
nyakitin, kamu sendiri yang bilang.
Rembulan : Walaupun Purnama cuma mantan aku,
kamu harus
ingat juga,
kami putus
bukan karena orang ketiga.
Tapi aku ingin
berhijrah.
Aku enggak
mau pacaran lagi!
Sebelumnya, Rembulan sering bilang sama Elan, “Jangan pernah
bilang suka!”
Kejadian ini membuatku dilema, sejujurnya aku mulai
merasakan ada sesuatu jika berinteraksi dengannya.
***
Lambat laun hubunganku dengan Erlangga ataupun Purmama
semakin jauh, terlebih sekarang sudah mulai sibuk kuliah. Aku nyaris lupa bahwa
semasa SMA pernah merasakan kenyamanan dan pernah dekat dengan ibunda Erlangga.
Walaupun hanya sebatas telepon. Ternyata, perasaanku saat itu sudah menyayangi
Elan tapi aku takut kehilangan Purnama.
Terlihat aktivitas Erlangga di facebook, sudah memiliki
pacar tetapi, salah satu statusnya tertulis, "Kangen sosok berhijab yang
selalu bawelin aku. ~RL."
Aku berpikir apakah RL yang dimaksud adalah Rembulan?
***
Setelah menyelesaikan pendidikan, ternyata Allah menjodohkan
aku dengan Purnama.
Sepuluh bulan setelah pernikahan, Erlangga menghubungiku,
“Bagaimana caranya berobat?” Aku pun menjelaskannya dengan baik.
Selang beberapa minggu, Erlangga berkabar, bahwa ia terkena
gagal ginjal dan tak mau melakukan cuci darah. Aku terkejut. Lalu menyarankan
untuk cuci darah dengan cara alami.
Saat ia meminta resep herbal, aku hanya membalas, "Cari
saja di internet."
Seminggu setelah kabar itu, aku melihat status Erlangga
tertulis, "Tuhan tak adil jika mengambil nyawaku sekarang."
Aku sangat mengenal Erlangga, dia bukan lelaki alay yang
gemar pasang status.
Keesokan harinya, aku mendapat kabar, bahwa Erlangga
meninggal. Rasa tak percaya membuatku menghubungi ibunya.
Tangisku pecah, butiran bening mengalir deras. Aku baru
menyadari, bahwa aku merasa sangat kehilangan. Purnama mendapati aku dan
memelukku erat.
"Menangisi kematian seseorang hal yang wajar. Namun,
jangan berlebihan?!?" katanya sembari mengecup keningku.
SELESAI
Biodata Penulis Cerpen
Nama : Tetty Septiyani
Asal Kota : Cirebon, Jawa Barat
Media Sosial
Facebook : Tetty septiyani
Instagram : @tettyseptiyani02
Twitter : @tettyseptiyani
Wattpad : @tettyseptiyani02
Alamat Email : tettyseptiyani@gmail.com
Nara Hubung : 087-729-414-222
Posting Komentar untuk "BUT, I'M AFRAID, "TETTY SEPTIYANI" [CERPEN]"