Ali Musobih, Berawal dari Tugas Bahasa Indonesia


Oleh Dina Pertiwi

Penulis Muda Berstatus Mahasiswa
Tidak mudah menjadi penulis skenario, apalagi jika dilakukan di usia muda. Profesi yang jarang ditemui pada mereka yang masih duduk di bangku kuliah. Tapi, patut diketahui bahwa ternyata di antara yang jarang tersebut, Ali Musobih termasuk menjadi salah satunya.

Ali Musobih yang lahir pada tahun 1996 mulai menulis sejak kelas 2 SMA. Berawal dari tugas Bahasa Indonesia yang diberikan oleh gurunya tentang drama, saat itu Ali ditunjuk untuk menulis skrip sebanyak 60 halaman dengan batas waktu 1 minggu. Tak bisa mengandalkan orang lain, Ali pun memutuskan untuk menulis skenario itu sendirian. Kegigihannya menyelesaikan tugas tepat waktu, membuat Ali secara perlahan jatuh cinta pada dunia kepenulisan.

Ali mengaku ketagihan menulis karena mendapatkan hadiah uang ketika memenangkan lomba menulis dan menyabet juara 3. Meski hadiahnya tak seberapa, tapi Ali merasa bangga akan prestasi yang dicapainya. Uang tunai, tropi, dan sertifikat menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi penyuka jus mangga ini. Setelah memenangkan lomba, Ali makin terpacu untuk menyeriusi dunia literasi. Bukan Ali namanya jika melakukan sesuatu dengan setengah-setengah. Saking fokusnya, pemuda yang sedang menempuh pendidikan di Politeknik Banjarnegara ini juga pernah izin kuliah berminggu-minggu untuk mengikuti salah satu kegiatan workshop penulisan skenario. Tak hanya itu, penyuka gulai ayam ini juga sempat izin kuliah karena ikut serta dalam Festival Film Serayu, dan menjadi peserta dalam seminar ilmiah kewirausahaan.

"Kalau di luar kampus dapat pengalaman, kenal orang baru, dapat ilmu yang nggak ada dikampus," ujar pria penyuka warna hijau ini kepada tim JPI.
Ali saat seminar Tugas Akhir di kampusnya, Politeknik Banjarnegara
Ali tampaknya tahu betul mana yang harus diprioritaskan. Meski kuliah penting baginya, tapi Ali mencoba untuk mengatur waktu bagaimanapun caranya agar kuliahnya tetap jalan, tapi menimba ilmu di luar juga tak ketinggalan. Agar materi perkuliahan tetap terkejar, Ali pun menyiasatinya dengan melakukan pendekatan kepada teman sekelasnya.

"Cara mengejarnya ya nanya aja sama temen, ada tugas kagak? materi apa, terus download materi di sim akademik. Baca sendiri."

Menulis Sinetron di RCTI
Tekun membuat prestasinya terus moncer. Kepada siapapun Ali selalu belajar, hingga pada akhirnya buah manis bisa ia petik di kemudian hari. Sederet karya dan prestasi yang diraih tak bisa dipandang sebelah mata. Ali kembali mengukir prestasi dengan masuk UKM Film di kampusnya, dan berkesempatan mengikuti workshop yang diadakan oleh Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) untuk tingkat dasar dan tingkat menengah.

Berbekal ilmu yang didapat lewat seminar dan pelatihan menulis, pada pertengahan 2018, Ali pun berkesempatan untuk menjadi tim penulis skenario sinetron Ramadhan bertajuk “Tiada Hari yang Tak Indah” di bawah bimbingan penulis skenario senior, Musfar Yasin. Selama menulis skenario THTI, Ali bercerita bahwa ia mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat.
Salah satu sinetron karya Ali Musobih di bawah bimbingan Musfar Yasin
Membagi Waktu Adalah Tantangan
Ketika ditanya tentang kendala dalam menulis, Ali mengaku bahwa kesulitan terbesarnya adalah mengatur waktu antara hobi dan kuliah yang kerap berbenturan. Apalagi waktu menyelesaikan script untuk sinetron THTI berbarengan dengan jadwal magang Ali. Pembagian waktu sudah pasti menjadi hal yang sangat penting bagi penulis berstatus mahasiswa sepertinya.

Selain masalah waktu, kesulitan Ali lainnya ketika menulis adalah saat Ali merasa mati ide. Jika inspirasi tidak jalan, penulis yang mengaku berpanutan kepada Musfar Yasin inipun memilih untuk berkeliling ke tempat yang ia suka, untuk menemukan ide segar.

Saat ini, selain menulis skenario, Ali juga berkeinginan untuk menulis novel dan cerpen. Dalam blog pribadinya, Ali sudah menulis sekitar 70 cerpen, dimana salah satunya telah dimuat di sebuah koran berskala nasional. Harapan Ali tak pernah pupus. Ada saja yang menjadi pencetus untuknya maju dan melahirkan karya yang bagus. Di akhir perbincangan, Ali bertekad untuk terus menulis sampai tua.

Semangat, Ali Musobih! Kami tunggu karya kerenmu berikutnya. (DP) ^^

Profil
Nama : Ali Musobih
Nama Panggilan : Ali
Lahir : Purbalingga, 21 Maret 1996

Pendidikan:
- SDN 3 Krenceng Kejobong Purbalingga, Jawa Tengah
- SMPN 1 Kejobong Purbalingga, Jawa Tengah
- SMAN 1 Kejobong Purnalingga, Jawa Tengah
- Mahasiswa program D3 Politeknik Banjarnegara, Prodi Agroteknologi

Prestasi
Juara 3 lomba menulis dongeng

Organisasi
- Ketua OSIS SMA N 1 Kejobong Purbalingga, Jawa Tengah
- Ketua Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) Kelurahan Desa Krenceng Kejobong Purbalingga
- Ketua Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGRO) Politeknik Banjarnegara
- Ketua  Ikatan Remaja Masjid (IRMAS)

Karya :
- Tim penulis skenario Tiada Hari Yang Tak Indah, produksi Sinemart, RCTI
- Dongeng (Si putih Yang Cerdik)
- Artikel (Pengabdian Masyarakat Pertanian Organik)
- Skenario Petualangan Cinta di angka 18 HPan Lur (komunitas)

1 komentar untuk "Ali Musobih, Berawal dari Tugas Bahasa Indonesia"

Unknown 7 Maret 2021 pukul 07.27 Hapus Komentar
dulu sekampung cuma rtnya berbeda
www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress