30 Tahun Jualan Kulit Ketupat, Untungnya 7 Kali Lipat


Fotografer: Endik Koeswoyo

Lebaran Idul Fitri selalu disambut  gembira oleh umat  muslim  di seluruh dunia.  Berbagai tradisi pun hadir, berbaur dengan budaya  setempat. Di indonesia, kebiasaan yang selalu hadir  yaitu  tradisi makan ketupat yang  dipadu padankan dengan makanan berkuah, seperti opor ayam, coto makassar, soto ayam, soto banjar, dan  lainnya.

Maka tak heran, menjelang lebaran, banyak pedagang musiman yang menjual kulit ketupat di pasar-pasar tradisional. Bahannya yang terbuat dari daun kelapa asli, membuatnya tak awet disimpan dalam waktu yang lama. Jika dibiarkan, maka warna kulitnya berubah kecoklatan. Perubahan warna tentu mempengaruhi rasa saat pengolahan ketupat. Itulah sebabnya, mengapa kulit ketupat  baru ramai dijual  dua hari menjelang lebaran.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kulit ketupat terbilang sederhana, yaitu cukup dengan satu helai daun kelapa yang dibelah batangnya. Tapi, membuatnya tak semudah memakannya. Butuh keahlian khusus untuk menganyamnya hingga berbentuk segi empat.

Seorang pedagang kulit ketupat bernama Abdullah berbagi cerita tentang pengalamannya selama 30 tahun berjualan kulit ketupat di pasar Klender, Jakarta Timur. Dalam dua hari Abdullah dan seorang anggota keluarganya mampu menyelesaikan 1500 buah kulit ketupat untuk dijual.

“Selama dua hari ya tergantung tenaganya aja, minimal paling kagak dua hari 1500. Paling dikit 1000. Dalam dua hari 1500 ketupat paling banyak. Paling bedua aja (buat ketupat).”
Keuntungannya pun tak tangung-tanggung. Abdullah bahkan bisa meraup untung hingga lebih dari 7 kali lipat di saat lebaran. Inilah alasan utama yang membuat Abdullah rela meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai tukang ojek. “Lumayan. Paling ini kalau dihitung perbuah modalnya 200-perak (rupiah), dijualnya 1500. Cuma kerjanya ini, kan dua hari mata melek aja.”

Meski keuntungan menjual ketupat berlipat-lipat, namun Abdullah harus berusaha mencari daun kelapa yang berwarna muda. Pemilihan warna daun dipercaya dapat mempengaruhi rasa pada ketupat yang dimasak.  

“Khusus yang diambil kaya gini aja, yang muda. Kalau yang ijo-ijo (daun hijau tua) gini kurang laku. Peminatnya kurang,” jelasnya sambil menunjuk ke arah daun-daun kelapa.                                         
Ada beberapa langkah yang harus dilalui untuk membuat ketupat. Pertama, beras harus direndam terlebih dulu. Selanjutnya, beras dimasukkan ke dalam kulit ketupat. Pastikan, beras yang dimasukkan hanya ¾ dari ukuran ketupat. Jika, matang ketupat akan membesar karena sifat padi yang mengembang jika dimasak.

Untuk menghasilkan kematangan sempurna, ketupat berisi beras direbus selama 4 hingga 5 jam. Jika sudah matang dan beras tampak padat, kulit ketupat akan berubah menjadi cokelat.

Itulah tradisi ketupat yang hanya ada di indonesia saat lebaran Idul Fitri tiba. Selamat menikmati ketupat, ya! (DF)

Dita Faisal
Dita Faisal Mengawali karir sebagai jurnalis sejak 2008 di TVRI Nasional. Setahun kemudian bergabung di tvOne sebagaireporter dan presenter berita hingga Feb 2021. Pernah meraih Fellowship hingga ke Jepang dan menjadi wartawan Istana Kepresidenan pada 2014-2015. Setelah 13 tahun menjadi jurnalis, pada pertengahan 2021 memutuskan pindah ke Blitar dan Wonosalam untuk lebih dekat dengan alam. Seperti cita-cita, ingin menikmati waktu dengan berbagi dan bertani. It's time for #BacktoNatureBacktoVillage

Posting Komentar untuk "30 Tahun Jualan Kulit Ketupat, Untungnya 7 Kali Lipat "

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress