(KUMPULAN PUISI) DARI KASMAWATI ASRI (KASIH KOHATI)



(KUMPULAN PUISI) 

DARI : KASMAWATI ASRI (KASIH KOHATI)




LIRIK SUNYI

Malam ini aku mendengar suaranya, dalam sunyi yang melara-tara
Aku tak tahu mengapa hati sulit untuk berbohong, ketika itu semua telah dipandangan mata
Aku membenci diriku, ketika dia meninggalkanku dan beralih pada yang lain
Aku membenci diriku, dalam setiap malam ketika aku melihat dia dalam tawa
Dunia sungguh tak adil untuk sebuah kebahagiaan yang aku tunggu, untuk sebuah tawa yang ku rindu, dan untuk sebuah cinta yang belum menghampiriku…
Catatan-catatan kecil membuat semuanya tak bermakna,
Cinta yang tulus, cinta yang terlebur dalam sebuah nafas, terpisah pada sebuah kebodohan
Aku membenci diriku, yang telah menelantarkannya
Aku membenci diriku, yang sedikitpun tak tahu permainannya
Aku membenci diriku, yang sangat lugu dalam memaknai kehidupan
Cinta, rasa dan sepi telah ku abadikan dalam dongeng pujangga malam
Dia kini tak lagi kuijinkan masuk pada sebuah drama cinta.


YA……YA

YA….YA
Gila hati menangis bagiku setiap saat
Tidak tidur atau tanpa terjaga,
Seringkali kau diminta, kau tidak bisa mengendalikan hati,
Ya…ya,
Aku mengakui kekalahan dalam hati

Gila hati menangis bagiku setiap saat,
Tanpa kau, lilin dan jeritan
Memanggilmu ketika sendirian,
Kau lebih tidak dapat mengontrol hati,
Ya…ya,
Aku mengakui kekalahan dalam hati,
Setiap cermin muncul, rusak
Kebenaran juga tampaknya palsu
Siapa yang tahu dimana kita berasal?
Seluruh dunia tampak kesal
Apa rasa sakit telah memberikan hatinya?
Ada sebuah rasa yang mengganjal dalam hatiku…
Aku tahu, tapi aku tak bisa mengungkapkannya,
Saat ini aku bagai seekor burung dalam sangkar
Tak bisa lebarkan sayap sesuka hati….
Kenangan membuat luka dihatiku…
Kenapa mesti kau hadir di saat hatiku telah dicuri yang lain,
Aku terpuruk dalam sangkarku
Sedang kau bermain dalam ingatanku
Saat-saat kita bersama…kau menghapus sedihku, memberikanku tawa,
Dan pundak yang begitu hangat
Aku bahagia saat bersamamu, dan aku meninggalkanmu
Karena sebuah rasa yang tak pernah kau ungkap…





HANYA TINGGAL KENANGAN

Aku masih belum tahu tentang perasaanku,
Disaat kenangan bersamamu begitu banyak,
Sulit bagiku untuk meninggalkan semua, hati bahkan rasaku
Bahkan jika aku mati nanti, aku masih tak tahu rasa itu…
Kau dan dia bagiku sama saja,
Mencintai keduanya akan lebih baik, karena aku tak bisa memilih
Bahkan tak memilihpun akan aku jadikan sebuah pilihan,
Masa lalu…
Masa lalu bersamamu memang begitu lusuh
Kau bahkan kadang tak hiraukan aku, meski aku begitu memperdulikanmu
Kau kembali dengan hatimu yang selalu tersembunyi, terselubung dalam selimut waktu
Tak memahami rindu bahkan butuh,
Harus ku akui…
Begitu banyak aku merindukanmu
Begitu banyak aku menyayangimu
Begitu banyak aku menunggumu,
Tapi…kau tak melihat ketulusan hati ada dipihakmu
Bahkan jika aku menoleh kebelakang,
Kau bahkan tak mengerti akan rasa sayang
Bagitu banyak aku menangisimu…
Begitu banyak aku membutuhkanmu,
Tetapi kini kau datang disaat aku memegang pundak orang itu
Kau datang dan mengatakannya orang asing, sedangkan aku sadar
Orang yang dulu aku tunggu justru menjadi asing dalam tiap waktu yang berlalu,
Maafkan…
Jika kedatanganmu membawa perihku
Jika kau ingin melihat hatiku…
Itulah gambaran hatiku yang benar-benar terluka olehmu
Dia datang seperti orang asing untukku,
Tetapi kini menjadi seperti pangeran yang mengobati luka sang ratu
Kau tahu…
Seberapa sulit aku mencari penggantimu
Hanya karena kelumpuhanku menghadapi rasa takut…
Meski sekarang aku akan memberimu kesempatan…
Aku masih ragu akankah kau kan menggunakan perasaanmu menghadapiku…
Cinta dan perasaan tak semudah yang kau bayangkan
Jika kau bermimpi untuk mendapatkannya hanya dengan kata manis yang kau ucap..
Kau benar-benar salah
Mungkin…cukup sampai disini ungkapan hatiku untukmu..
Aku tak ingin kau ungkit masa lalu kelam itu
Karena itu hanya kan menambah pedih hatiku…
Tetapi aku berterima kasih atasmu…
Karenamu aku belajar untuk lebih memahami cinta dan juga orang yang mencintaiku..
Terima kasih.
Menangisku….
Aku ngga tahu…
Hari ini hatiku menangis,
Ketika kebaikannya adalah sebuah kebohongan
Yang membuatku percaya,
Meski aku tak boleh mengatakan ini…karena kami hanya teman…


SALIP KERINDUAN
Semua hilang…
Semua lenyap…
Hanya kemacetan yang berbaris lurus di hadapanku
Kau hilang…
Kau lenyap…
Dalam hitungan waktu tak cukup seminggu…
Aku bahkan tak bisa menjagamu sebaik aku menjaga diriku
Kau hanya bayang-bayang,
Menenggelamkan mimpi-mimpiku,
Bercerita tentang salip-salip kerinduan
Menggantungkan banyak harapan di langit kamarku…
Kau hilang…
Kau lenyap…
Hanya hingar bingar kerinduan yang bernyanyi riang di sekeliling trotoar
Apakah harus aku membencimu??? Ataukah hanya kujadikan hantu disepanjang mimpiku????
Kau bahkan tak menjawab…
Hanya diam mempropagandakan waktu yang berlalu…
Cukup sedetik saja…aku ingin memarahi kerinduanku
Di tengah salip kerinduan yang kau patahkan…


KETIKA TUHAN TAK LAGI MENDENGAR

Ketika Ttuhan tak lagi mendengar
aq tak tahu apa yang kan terjadi ketika Tuhan tak lagi mendengar....
ketika Tuhan tak lagi mengindahkan semuanya
Ketika Tuhan hanya tinggal diam dann ketika Dia hanya menatap bisu

aq tak tahu apa yang membuatq kembali dalam catatan sejarah...
ketika Tuhan hanya memberi kenangan-kenangan-Nya
ketika Dia tak lagi peduli pada siapa2

mungkin aq akan menangis dalam kediamanq....
mungkin mengharap semua terulang kembali
mungkin juga hanya diam dalam kebisuan..............

BUKAN AKU TAK MAMPU
Bukan aku tak mampu tuk menahan
Bukan juga tak mampu tuk bertahan
Tapi ku hanya tak bisa menepis air mata....

Bukan aku tak sanggup menatap bulan
Bukan juga tak sanggup menatap bintang
Tapi ku hanya tak bisa menjamin masa kan datang
Bersamamu... ataukah dengan orang lain

Bukan aku tak mampu mengingat masa lalu
Bukan juga tak mampu menaatap wajahmu
Tapi ku hanya tak mampu bertahan
Dengan cerita yang tak menentu

Bukan aku tak mampu atas apa-apa
Bukan juga tak mampu atas doa
Tapi ku hanya takut Tuhan....
Membuat skenario baru
Dari cerita kita.


DISAAT SENDIRI

Hari demi hari selalu kulewati…
Tanpa dirimu disisiku…
Hanya ada bayang-bayang semumu

Sudah banyak jalan kulalui…
Namun, aku tak menemukanmu,
Tak ada yang sepertimu…
Rindu bahkan risau
Mengusik hari-hariku
Lembar demi lembar halaman buku
Tak ada goresan nampak dimataku
Selain wajah ayumu
Sepiku seperti pasir-pasir dipadang pasir
Rindu bahkan risau terus menusuk hatiku
Kau begitu dekat
Kau begitu jelas
Kau begitu…
Dan selalu begitu,
Hari demi hari…
Hanya duri-duri mawar yang membuatku menangis
Kau masih disini
Kau masih berdiri membelaiku
Membelai tangis yang jatuh
Aku bahkan tidak tidur
Kau nyata dalam hadirku
Tetapi….
Langkah bahkan jejakmu telah jauh meninggalkanku
Aku merindu sangat merinduimu
Kau tak lagi didekatku
Tuhan telah mengambilmu
Mimpi…
Ini hanya mimpi-mimpiku
Disaatku sendiri










KEKASIHKU YANG JAUH

adakah ku dapat bersua denganmu
dalam tawa dan permainan kehidupan ?
adakah ku dapat mendengar bahasamu
dalam mimpi yang tak pasti menuju
andai,.......
                                     malam itu mampu menghentikan hujan, tangis dan                                                                    
gurauanmu
mungkin kau ingatanku tiada
adakah pernah kau baca rangkaian hatiku
yang sengaja ku rangkai khusus untukmu
kekasih
lupakah kau padaku .....??
namun suara bisikl suara dan  tawamu pun tiada jumpa padaku                                                                                              adakah kau merasa tangisan kerinduanku?
Kasih...malam itu seakan tiada  bagiku
Awan hitam, hujan tiada reda nan titik air mata
seakan melepas dirimu dariku
adakah kau tahu kekasihku yang jauh?
Adakah kau tuju,
Untuk kasihmuyang tiada tahu....?
Andai ......
Mampu tuk kulepas
Takkan ada titipan tanganku untukmu
Andai,.....mampu tuk kuhempas
Mungkin, hanya air mata yang sanggup kukirim untukmu
Kasih...... lupakanlah
Untuk kasihmu yang jauh
Nan tiada jua dia tahu.


MENGAPA ADA CINTA DI ANTARA KITA
Perlukah kutanya pada dinding hati
Yang selalu diam tak jua bersua?
Mampukah kutanya pada-Nya yang Kasih
Mengapa ada cinta di antara kita .....                         
Sebulan sudah kita bertemu
Mengucap keluh dari bibirku dan bibirmu
Sebulan itu juga kita merindu
Mengucap kasih dan sayang tanpa ragu
Masih perlukah kutanya pada cahaya matahari yang bersinar..?
Atau. ....
Masih inginkah kau bertanya pada bulan merah jambu di atas sana,
Mengapa ada cinta diantara kita ...??
Sedetik demi sedetik kuucap itu, namun
Ragu masih melekat jua
Sekilas bayang-bayang semu
Hanya mengiringku ke pangkuan cinta
Wajahmu selalu terbayang dalam fajar dan senja
Dan selalu terjaga di dalam binaan istana cinta
Aku tak perlu bertanya lagi
Mengapa ada cinta di hati kita ...??
Aku dan kau tak perlu menunggu kasih
Karena dalam cahaya  dan jeritan
                Kita selalu bersama namun pisah ..                                                


SANG KUMBANG

Mungkin ....
Hari ini aku baru mengerti
Antara paenyair dan ksahnya yang sejati ...
Di tengah keramaian itu
Aku sempat bersenda dengannya
Bersama larik puisi yang sama kami mengerti,
Aku tak tahu aku ini siapa
Ku hanya gadis yang tinggal dalam kesederhanaan
Namun...
Pastikah cinta sejati masuk dalam genggamanku.........?
Kau menulis kisahmu, dalam sebuah larik cerita yang sempat
Aku baca...namun aku tak tahu
Itu aku ataukah orang lain,
Aku tertawa, namun aku menangis
Ucapan indah itu tak pantas untukku......
Kini, engkau telah menjadi sang kumbang yang menghampiri gadis pujangga
Yang hidup dalam khayalannya
Namun, aku tak mampu memberikan segenggam hati untuk kau jaga
Hidupku,......tak lain hanyalah
Sebuah misteri yang terlantun dari seorang penyair
Yang baru ku kenal, dan
Telah menjadi kumbang
Dalam goresan pena diariku.


SEPERTI INIKAH ENGKAU......

Aku ingat waktu kau kecup kenangan itu
                                                Waktu kita berjalan berdampingan
Saat SMA belum meninggalkan kita,
Berpayung di tengah derasnya hujan
Memeluk kenangan yang tak pernah ku lupa
Kini......
SMA telah meninggalkan kita
Pertemuan yang menjamak kita
Sesekali tak kau hiraukan
Aku di hadapanmu sedang kau tak mengenalku
Seperti inikah kau
Yang ku kenal lembut.....?  
PUISI 2011
Hari itu, di lokasi senja.... tempat buku-buku kuhamburkan
Tak ada yang menarik bagiku.........
Ada yang bernyanyi, menari....pikirku mungkin artis ibu kota,
Namun, tak jua menarik bagiku,
Tapi masih ku ingat.... hari itu
Tiga puluh satu desember dua ribu sepuluh
Tiba membuatku menangis dan tak mampu tergambarkan
Hari itu, hanya Dia satu yang tahu
Teriakan, suara lembut membuat harapanku pupus
Karena tak ada yang berlalu......kau  tahu.......???
Hari itu, semua larut pada keegoan tak terkira
Depan rumah pun ibarat bar penuh minuman haram
Hari itu..............
Ku ingin kau bertanya.....................
Adakah ini tahun kedamaian.... ataukah Penghinaan Tuhan ???
Temannn...........tahukah kau hari itu
Mereka menyambut kedatangan tahun dua ribu sebelas
yang sama sekali tak menarik untukku............


PUISI ULANG TAHUN
Purnama malam bersinar terang
Menerangi risau, gundah diri dalam menembus bayang
Sukma dikejauhan ....
Hati terkesima, di saat bayang dikau menghampiri
Lamunan kesyunyianku
Dan dermaga biru kasihku mengukir tutur kata
“selamat ulang tahun”
Matahariku .....
Kuingin kau selalu menyinariku
Menjadi purnama di kesunyian malam
Menjadi mentari dikesunyian siang
Menjadi pelangi dikesunyian hujan
Duhai sahabat, kasihku terlantun dalam sajak ulang tahun
Yang..........
Kukirim untukmu
                     

SURAT UNTUK DIA
Telah  banyak aku tulis
Namun,
Tak satu pun jawab yang tiba....
Kini,
Ke mana lagi hendak ku kirim
Sedang duka hati telah merasuki semuanya
Surat untuk Dia
Tak pernah terbalas
Meski hati menangis, tangan lelah menulis
Tetapi hati…
Tak pernah lelah mencintai
Surat Untuk Dia
Aku menghiraukan hatinya
namun tak terhirau oleh hati yang lain
tak sanggup aku menampakkan wajah bodohku
selain pada surat-surat yang tak terjawab..
mungkin dia marah
namun sudahlah…
biarlah surat ini tersimpan untuk diriku sendiri


TAK BISA MELUPAKANMU
Dua pekan berlalu jauh
Tawa senyum tertuju padamu
Tangis duka kulalui bersamamu
Kau bagai penawar di hatiku
Janji telah kuucap dihadapanmu
Dalam beribu goresan titah yang tak tentu
Tawa, tangis telah kukirim untukmu
Hingga kini tak bisa melupakanm
Dua pekan berlalu jauh
Kau dan aku masih bertemu
Diucap nafas, mahligai, permadani
Senyum terindah kudapat darimu
Tak bisa melupakanmu
Baik diawal fajar hingga senja menjelang
Lagu-lagumu selalu terdengar indah
Dalam segala titah
Walau telah berlalu jauh.......


UNTUK DIA YANG TELAH PERGI..
Sebuah surat yang tak pernah kutulis
Takkan pernah sampai di tanganmu
Karena aku tak tahu di mana kau saat ini .., air mata yang ingin ku teteskan
Juga tak mampu ku teteskan , hanya
Karena kasih sayang yang mulai memudar ...
Kekasih ....
Aku tak tahu di mana kau saat ini
kau pergi hanya meninggalkan
sebuah pesan yang ...
tak sempat aku balas

YANG
Dikau yang kurindu
Akankah kau mengingatku….
Janji setia yang kau ucap dulu
Mengingatkanku ketika
Kau  pergi jauh...
Yang...
Mengapaku harus terjepit
Pada sebuah amanat hati
Yang sulit ku utarakan,

Sedang rasa,
ingin memilikimu selamanya
begitu santer sekali
Kapankah itu hari…
Ku dapat mengecap kelayakan
Menaruh hati... pada,
Dirimu yang sungguh ku kagumi...??????


SANG PENYAIR

Duhai sang penyair…kau
Tak pernah menerka atau menduga
Semuanya terjadi tiba-tiba
Ibarat hujan yang tak menentu arah turunnya..

Aku tak pernah anggap kau batu pualam..
Bagiku kau adalah seorang pangeran
Yang membangunkan putrid dari tidur lelapnya
Yang dalm tidur hanya Nampak gelap dan sunyi

Meski tak mengenalmu,
Tapi torehan kata tulismu mengenalkanku

Surat pertama..kau benar dan tak pernah salah
Memberi cinta yang dia datang dengan cinta,

Ucap indah yang tertuang dalam larik kecilmu
Membuatku belajar kisah sang penyair,

Aku ingin berlayar ke samudera
Bersama segenggam hati yang mampu
Menjaga ketulusan cinta,
Namun itu masih tanda Tanya???

Duhai sang penyair,
jagalah lantunan-lantunan puisi indah yang kau buat itu……..


SEHELAI RAMBUTMU
Kadang aku bertanya pada diri,
Di sini apa yang kucari ...
Emaskah, budikah, caci maki atau belas  kasih ..
Siapa yang mampu menjawabnya
Aku, kau ataukah mereka ...??
Delapan belas tahun sudah aku mmenginap
Melawan lika-liku peradaban
Dari menntari terbit, hingga fajar menghilang
Tiba .........
Kemarin terdengar titahmu
Aku luluh bersimpuh ragu
Kau wanita yang mampu tersenyum
Aku anak yang selalu menghargai
Hari itu kau hadapkan aku pada titahmu
Memilih tinggal hanya karena sehelai rupiah yang
tak kau punya
Andai kau tahu, dalam tangisanku
Sehelai rambutmu adalah emas bagiku
Andai ku mampu menjualnya karena sehelai rupiah
Akan kujual.. namun,
Menatapmu dengan air mata pun ku tak sanggup
Karena rambutmu adalah emas bagiku yang tak mampu
Ku jual .....


LIKE YOU
 I am not going to say hello again
when you have been away from me
morning will no longer be embarrassed smile
when you've found love
that far from me ..........
am not going anymore
to plural my smile
when you
crying over my departure
like you ...
just a fairy tale morning
who seized my quite
such as fear incarnate at the end of prayer
keeping me away
for sure it was over ...
like you ...
I tried to smile at the sun, although the sun
no longer wanted to say hello ..
because the sun my heart is you
but you ...
left me without laughter and husband
now,
there was nothing left
other than that I read long poems, and
clear gaze your last ..
but,
please,
come to me
although it's a snap
you must leave
though I'm sure
like you ...
just a fairy tale that never
reply to my love story.






DIAMKU TANGISKU ...
Aku terdiam di penghujung titahmu
Menangis dalam sedu-sedan bisuku                          
Kuterkapar dalam detak lemah jantung
Dan masih terdiam hingga titahnu                             
Usai dihadapanku ...
Kau, wanita lembut di kediamanku               
Suara,belas kasih tercantum dalam setiap nafas
Detak jantungku...                                         
Aku menangis di pangkuan kasihmu             
Dari kecil hingga dewasa menjemputku                    
Dua puluh satu februari dua ribu tujuh
Ku terdiam di samping kirimu, diam dalam kebisuan           
Menangis,karena ucap titahmu                                              
Tahukak kau wanita berwajah ayu                 
Ku terdiam karena ku menangis                               
Ku tertawa karena jua ku menangis
Dan itu tercurah karena ku menyayangimu .....


INI AKU

Ini aku….
Yang terbaring disudut kamarmu…
Mengingat semua tentangmu…
Ini aku…
Yang menangis di suasana rindu
Menghitung butir-butir pilu di ruang kosong
Ini aku…
Lihatlah sedikit hari-hariku
Yang menyalin ayat-ayat rindu setelah kepergianmu
Ini…
Aku….
Tersungkur rapuh dalam jejak-jejak rindu
Risau…
Mulai berbaris antri di hatiku
Seperti abjad yang berjejer
Tak
Tergeser sedikitpun…
Ini aku…
Yang tertawa setelah kau meninggalkanku
Tertawa pedih
Menghambat kerinduan,
Tak ada yang bahagia…
Ini aku…
Yang terus berdiri di pusara cintamu
Menghitung daun-daun gugur, Berbicara pada bisikan angin
Menabur bunga-bunga risau





GURAUANMU

Selepas tiga hari
Aku merindukan tawa
Yang dulu berkenan dihati
Sampai kini masih bersemi
Kapan aku bertemu lagi
Dengan kakak kekasih hati
Hari-hari yang terlewati
Serasa ingin kuulangi
Air mata yang kini bercucuran
Adalah ingatan kenangan
Yang dulu bersama
Sampai dititik perpisahan
Senyum dan tawa itu telah hilang
Hai jiwa yang berkata
Kemana kakak engkau bawa
Temukan aku padanya
Hai hari yang tertawa
Kau melihat tangis sang Adinda
Yang merindu disaat senja
Menanti sang kakak dipangkuan
Aku tak berdaya
Hanya air mata berbicara
Selepas tiga hari,
Kau senyum pada sang mentari
Membayang dinda sang pujaan hati
Kak ,
Dengarlah Aku bernyanyi
Didalam suasana sunyi
Yang s’lalu menanti kehadiran
Kakak sang pujaan hati
Dalam tiga hari selepas dini,
Aku benar-benar bete, sudah mikir ini,
Mikir lagi
Sunyi malam,
Membawa kerinduan
Kuyang terkelam oleh lamunan,
Aku tersipuh akan kata-kata
Yang dulu kunanti, kini tiba
Sunyi malam
Membawaku dalam kerinduan . . .
Maaf . . . . . .
Malam yang kini menyapa
Seakan mengajakku tertawa
Bersamamu yang amat kurindu
Kukatakan beribu maaf padamu
Walau wajah tiada kupandang
Kau beri pula hatimu padaku
Disaat perjalanan masih panjan









DUNIAKU TAK BISU
Cobalah  kau tatap dunia yang menitipkannmu
Cobalah kau buka hatimu yang membisu,
Dan tengadahkan tanganmu pada Tuhan
Dilangit satu . . .

Sekarang bukalah matamu . . .dan
Nikmati kehidupannmu dengan berparas
Insan yang penuh akan derita
Pandangilah diluar sana bencana demi
Bencana . . . datang melanda tak hentinya
Disetiap kota

Tetetsan air mata, teriakan bersorak
Mengatur tangan dengan kehibaan,
Lalu kau anggapku bisu, aku memang bisu
Tapi duniaku tak pernah bisu . . .
Ia akan bicara kepadamu para pengusaha,
Kepodamu para koruptor – koruptor negara
Di dalam duniaku yang penuh
Kekacauan . . . . .


MASA REMAJAKU
16  tahun sudah umurku
belum juga kutemukan makna hidup
beribu kata yang tertuang dikalbu
hanya menjadi kehidupan redup

Hilanglah sudah impianku
Yang bertahun-tahun memohon
Mengharap belas kasih yang satu

Masa remajaku kini menjadi abu
Dan perjalanan yang penuh akan liku-liku
Membawaku dalam hidup yang menunggu

Kembalilah masa remajaku
Kembalilah senyumanku
Yang tak renggut
Seperempat waktu itu !


RINDU  YANG  TERPENDAM
Dalam kegelapan
Aku menangis
Mengharapnya datang
Dan memberi senyum
Yang panjang
Aku termenung ditengah kegelapan
Dan membawahnya
Terbang dalam khayal
E’ntah, hatiku  yang bisu
Mengajak bertemu dengannya
Namun wajah yang
Terus bersembunyi
Di kegelapan aku menangis
Dengan pena diari . . . . .
Aku berbicara ....
Anak kami sudah besar ibarat burung sudah mulai mencoba-coba terbang sendiri

Seperti apa kau merindukanku
Hati dan jiwaku sudah terlampau
Lelah kuingin berbarin dipangkuanmu

Menikmati senyummu
Menikmati candamu, dan
Menikmati apa yang kau berikan
Senja hadir bersama sepi
Seekor camar terbang melintasi
Hiruk laut hatiku, melintasi karang-karang
Kepulauan, melewati ombak-ombak kedukaan
Pada permukaan hatimu dan
Hinggap pada pantai sepiku dan
Kau tahu camar itu seperti rinduku
Padamu . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . .!!!!!!!!!!!!!



SURAT UNTUK PAK PRESIDEN
Dalam hati yang bisu . . . . . .
Aku bewrbicara dengan berjuta cara
Mengharap dengan tangis air mata yang berderu
Dalam mata yang terpejam . . .
Aku masih bisa menatap dan memandang
Dengan penuh keharuan
Kudengar suara risih dari orang-orang sekeliling
Kusimpulkan duniaku mulai dalam kehancuran
Dalam keadaan lunglai . . .
Aku masih dapat menulis
Dengan hati yang terbuka, namun perih
Segala kuperuntuhkan padamu bapakku
Dunia, kedamaian, kerusuhan, dan
tangismu dari seorang rakyat jelata
Untukumu bapakku  . . . .
Kutahu kau tak mampu
Untukmu bapakku . . . .
Kutulis surat buatmu,
Dalam hati yang bisu
Kucoba utarakan perasaan kalbuku
Yang mendalam, yang  bersih dan yang
Menahan rasa malu . . .
Kini mulai air mata seorang anak berlinang
Untuk Negara dan kepemimpinan seorang
Bapak . . . .
Kini mulai mulut tertutup rapat
Tak dapat menuang kata,
Selain dengan surat yang kukirimkan
Bacalah dengan kemarahan, jangan
dengan kesedihan
Anakmu memohon dengan sangat
dan kuharap kau mengertikannya
Dalam hati yang penuh harapan
Bacalah suratku dengan kemarahan
Kumohon padamu Bapak . . .  . . .! ! !
Padamu para pengusaha
Hai bumiku pertiwi . . .
Kuucap kau dengan segala ucapan kata
Hai bumi pertiwi . . .
Dengarlah segala keluhan bibir
Hai padamu indonesia raya . . . .
Kuingin kau tersenyum manis
dengan segala keluhan asa
dan tangis manis yang panjang
Hai segala penguasa . . .
Dengarlah segala tangisanku
Yang mengaharapkanmu dan yang menyapamu dengarkan keluh kisahku dan tangis
Air mataku jua,
Betapa tega kau menghianatinya,
Menghancurkannya dan menghilangkan
tangis manis padanya indoneis raya ?
Betapa banyak tangisan kami, yang
Menanti kedamaian dan keluhan hatimu
Kami berderaikan air mata
dibumi kami yang pertiwi
dengan banyaknya harapanXX yang terlontar
Namun tak jua menghirau kami
Untukmu para penguasa . .  .
Kami benci tindak semena-mena

aku bahkan tak menyadari dirimu hanya datang untuk pergi....
jika demikian adanya....
apakah aku diciptakan tanpa dirimu...?

jika rohku dan tubuhmu bersatu...
apakah mungkin...aku selalu bersamamu dan kau pun bersamaku....

tangisanku selalu mengharapkan tangisanmu
dan aku menyadari bahwa saat itu...

kau memang tak lagi berada di sisiku....


RINDUKU
Saat rindu menghampiriku…..jiwaku semakin terbelenggu…..
Wajah dan kenanganmu tak bisa berlalu
Ku merasa telah meninggalkanmu….
Namun mungkin itu hanya sebuah kerinduan akan dirimu…
Senyuman indahmu
Benar-benar menghadirkan rindu yang terus berkelana
Benar-benar tak ingin melepaskanmu…..
Bahkan untuk melupakanmu pun, mungkin ku tak sanggup…
Hatiku bergetar, ketika aku menyadari masih mencintaimu….
Andai…aku bisa menyapa langit dan berjalan bersama bulan
Aku ingin menyampaikan bahwa sejak dulu hatiku selalu bersamamu…
Hingga kini kau datang kembali
Membuat hatiku ingin selalu bersamamu

PERNIKAHAN
Mungkin….orang-orang bisa berkata, aku takkan menikah….
Tetapi bagiku, siapa mereka yang bisa mengatakan itu,
Mereka bukan Tuhan ataupun Dewa
Mereka hanya sekelompok semut yang berjalan
Mungkin….hari ini aku bermimpi, aku menikah
Tetapi mereka juga pernah mengatakan
Mimpi pernikahan bukanlah hal yang baik
Tetapi bagiku, siapa mereka yang bisa mengatakan itu……
Mereka bukan Tuhan….
Tuhan tahu apa yang aku dan semua inginkan….
Mungkin untuk pernikahan….
Untukku bukan hari ini, esok atau mungkin besoknya lagi…
Tetapi aku tahu
Tuhan akan memberikan yang terbaik….

Selasa 25 Juni 2013,
Kamu harus tahu aku mengenangmu meski dalam sedih
Saat aku bersandar dalam pelukanmu
Saat kau memegang tanganku dan mengatakan
Bahwa kau tak bisa kehilanganku…
Kau mencium keningku beberapa kali
Dan memelukku dengan erat karena kau tak ingin aku pergi
Jika semua ini harus berakhir, kenapa aku harus menangisimu…
Kau bahkan mengatakan pada semua orang bahwa kau sangat menyayangiku
Kau hapus air mataku disaat aku menangis,
Kita berkejaran seperti anak kecil,
Aku meninggalkanmu, hanya karena kau tak memperhatikanku
Saat kau menjagaku…
Dan semua orang mengatakan bahwa kau suamiku…
Betapa berat untukku melupakan semuanya….
Tapi mungkin saat ini yang terbaik adalah melupakanmu…..

10 Oktober 2013
Aku bahagia bisa mengenalmu,
Bahkan kaupun sangat senang denganku,
Tetapi aku tidak tahu…apakah semua ini akan berlangsung lama atau mungkin
Hanya sekilas saja kau singgah dan mengenalku….
Karena aku sangat berbeda darimu,
Beberapa hari aku bersamamu, aku sangat senang bahkan bisa melupakan kesedihanku..
Untukmu aku ingin berterima kasih.


KESEPIAN
Doaku……
Aku ingin segera terbebas dari hidup ini,
Secepat mungkin, yang tak pernah aku duga
Aku ingin hidupku sempurna….
Ada dia bahkan siapa pun dia
Tetapi….
Kadang dunia tak mengerti…
Mungkin, aku cukup sekedar bertanya
Salahkah, dosakah dia untukku???
Doaku….
Tuhan, aku tak pernah melihat Engkau menangis
Aku juga tak pernah melihat Engkau tertawa,
Tetapi bisakah itu kau berikan kepadaku
Yang sepi dan terus menyepi…..





MENCOBA UNTUK SETIA

Bila saatnya kita kan berpisah, aku akan pergi
Aku pergi untuk kembali lagi
Kuharap kau relakan ku pergi
Pergilah engkau sayang
Walau air matakan menetes
Kuharus relakan kau pergi
Jagalah cinta kita……..
Hanya doa dan air mata
Yang mengiringi kepergianmu

Hanya satu yang kupinta tolong setialah padaku tolong cintailah aku selamanya,,,,
Aku akan menu nggumu aku akan setia menntimu sampai bila nanti kau kembali padaku
Bila tiba engkau tiba disana
Tolong jangan lupakan aku, karena cintaku ini……hanyalah untukmu seorang
Akupun begitu sayang….dihatiku Cuma ada kamu…..takkan ada lagi
Yang bisa menggantikanmu……..




cerah telah datang kepadamu sayang..
tetapi hujan dalam diriku belum usai sepenuhnya
aku masih terbaring, sayup-sayup diruang penuh kekosongan
dadaku terasa hampa
meski jam dinding terus berdetak
lunglai....
aku lunglai betapa lelahnya menghitung hari

kau tahu...sayang!
air mataku belum usai
tetapi kau telah meninggalkannya...
aku rapuh, terus terbaring dalam ruang kosong


                                                                                              


"LINAPAN RUANG KOSONG"

aku ingin berteriak tetapi aku tak punya ruang
Mataku saat ini penuh dengan kekosongan,
menatap malam dengan bayang-bayangmu
terlinap....tak lagi terjaga...
pikirku terus dalam kacau...
tak lagi punya tempat bersandar....
tubuhku mati,
tak lagi miliki gairah hidup...
aku gila....
ruang kosong.... menguasai jagad hidupku.....


Rasa Yang Hilang
Mataku sejenak tertutup
melihat hanya dalam gelap
menyendiri dengan rasa yang hilang....
cukup sekali
aku mati
cukup sekali
aku terkubur dengan duri...
aku telah terbangun
menatap hidup
ternyata penuh dengan bahagia
cukup sudah
aku bersedih
cukup sudah
aku berdalih yang tidak-tidak
Ya.... Allah
pelangi bisa tersenyum
matahari bisa tersenyum
bulan dan bintang juga bisa tersenyum
aku juga bisa tersenyum...
hanya diri ini dan engkau yang tahu..
karena tak ada satupun yang mengerti diri
adaku kini.....
cukup sudah...
cukup sudah
aku mati
aku bersedih...
 


Posting Komentar untuk "(KUMPULAN PUISI) DARI KASMAWATI ASRI (KASIH KOHATI)"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress