5 Tradisi Unik Lebaran di Indonesia

Menjelang  Lebaran  Idul Fitri, ada banyak persiapan yang akan dilakukan oleh umat muslim di seluruh Indonesia. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, hal utama yang wajib dilakukan sebelum berakhirnya Ramadhan adalah dengan membayar zakat fitrah. Selain membayar zakat fitrah, ada pula tradisi unik yang selalu hadir di hari kemenangan. Uniknya, tradisi lebaran ini hanya terjadi di Indonesia saja loh. Ingin tahu apa saja tradisi unik saat lebaran di Indonesia? Ini dia 5 tradisi unik yang hanya ada saat lebaran di Indonesia.
  1. Mudik
  2. Tukar Uang Baru
  3. Ketupat Lebaran
  4. Kue Lebaran
  5. Halal Bi Halal
Mudik
Mudik berarti kembali ke kampung halaman untuk bertemu keluarga. Tradisi mudik umumnya terjadi di kota-kota besar yang mayoritas dipadati para pendatang dari berbagai penjuru tanah air untuk mencari penghasilan. Beberapa wilayah di Indonesia yang kerap menjadi tujuan utama para pendatang untuk mencari pekerjaan, diantaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Bali, dan Balikpapan. Ragam pekerjaan yang tersedia membuat masyarakat datang untuk merantau dan mengadu nasib, mencari peruntungan di kota orang. Istilah rantau adalah berpindah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Suasana arus mudik di km.158 sebelum rest area km.166 Tol Cipali
Foto: Imran Tajuddin
Jika waktunya telah tiba, maka para perantau akan kembali ke kampung halaman untuk menemui keluarga tercinta. Mudik ke kampung halaman terjadi setiap tahun, yakni menjelang perayaan Idul Fitri. Selama dua minggu (7 hari sebelum dan 7 hari setelah lebaran) pemudik akan meninggalkan kota tempat dimana mencari peruntungan. Waktu ini tentu bergantung dari lamanya perusahaan memberikan cuti lebaran.
Pemudik saat melewati tol fungsional Pemalang-Semarang, Kab. Batang, Gringsing
Foto: Ardi Suratman 
Tahun ini, Ibu Kota Jakarta ditinggal mudik 5,8 juta penghuninya. Jika libur lebaran usai, maka seluruh pemudik akan kembali ke kota tempat mencari nafkah. Dan jika aktivitas sudah kembali normal, maka Jakarta sebagai kota termacet ke-12 di dunia akan kembali disesaki oleh 10,1 juta penghuninya.

Tukar Uang Baru
Tradisi berikutnya adalah tukar uang baru atau uang pecahan kecil. Tradisi ini menjadi hal penting bagi umat muslim yang ingin berlebaran. Biasanya, penukaran uang mulai ramai dilakukan pada minggu kedua Ramadhan, atau setelah dana Tunjangan Hari Raya (THR) cair. Tingginya minat masyarakat untuk menukarkan uang di saat lebaran membuat Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebiijakan setiap tahun untuk mencetak uang baru khusus untuk lebaran Idul Fitri. 
Foto: Dita Faisal
Tahun 2018, Bank Indonesia menyiapkan jasa penukaran uang di 2076 titik di seluruh Indonesia. Lokasi penukaran tersebut tersebar mulai dari kantor cabang bank,  hingga mobil penukaran uang keliling. Guna menghindari maraknya bisnis jasa penukaran uang di pinggir jalan dan mencegah maraknya peredaran uang palsu, maka BI mengeluarkan aturan dimana setiap orang hanya boleh menukarkan uang maksimal Rp3,7juta. Masyarakat yang hendak menukarkan uang juga wajib memperlihatkan KTP agar tidak mengantre berulang kali di hari yang sama. Jika sudah menukarkan uang, maka penukar uang boleh kembali tiga hari kemudian untuk menukarkan uang baru.

Ketupat Lebaran
Waktu yang tepat untuk makan ketupat adalah di saat lebaran. Meski, ketupat bisa didapatkan di warung-warung atau pasar tradisional, namun jumlahnya tidak akan sebanyak ketika lebaran Idul Fitri tiba. 
Foto: Endik Koeswoyo
Ketupat adalah makanan yang terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa sebagai pengganti nasi. Perlu ketelitian dan keahlian khusus untuk membuat kulit ketupat. Bahan dasarnya yang alami dan terbuat  dari daun kelapa muda, membuat kulit ketupat tidak bisa bertahan lama. Jika dibiarkan lebih dari dua hari, maka warnanya akan berubah kecokelatan. Oleh karena itu, kulit ketupat akan banyak didapatkan pada dua hari menjelang lebaran di pasar-pasar tradisional. Satu buah kulit ketupat biasanya dijual seharga Rp1.500.

Kue Lebaran

Kue kering selalu dihidangkan untuk menyambut tamu yang akan datang di hari lebaran. Sebenarnya ada banyak jenis kue kering yang dihadirkan di saat lebaran Idul Fitri, akan tetapi kue kering yang menjadi andalan di saat lebaran, yaitu kue nastar (selai nanas), kue  keju, kue lidah kucing, kue putri salju, dan kue cokelat. 
Foto: Dita Faisal
Sifatnya yang tahan lama membuat kue ini selalu tersaji di atas meja. Jika sudah mendekati lebaran, maka toko-toko kue lebaran akan ramai diserbu pembeli. Harganya yang murah membuat ibu-ibu rumah tangga memilih untuk membeli daripada membuatnya sendiri. Rata-rata harga satu toples kue kering berkisar antara Rp60.000-Rp 80.000,-

Halal Bi Halal

Istilah Halal bi Halal ini hanya populer di Indonesia. Sejarahnya bermula ketika Indonesia mulai terpecah belah pasca merdeka pada tahun 1945. Tiga tahun setelah merdeka, sejumlah elit politik dan petinggi negeri mulai tak akur. Mereka enggan duduk di satu meja dalam forum yang sama. Tepatnya pada 1948, Presiden ke-1 RI, Soekarno meminta pendapat seorang ulama besar KH. Abdul Wahab Chasbullah untuk mencari cara merukunkan hati anak bangsa yang terpecah belah. Istilah silaturahmi yang lazim digunakan saat itu kemudian diganti oleh Kiai Wahab menjadi "Halal bi Halal", menghalalkan yang haram, menggugurkan dosa-dosa untuk saling memaafkan. Sejak itulah, Bung Karno memanggil semua elit politik untuk duduk bersama di satu meja pada suatu acara Halal bi Halal, sambil membahas berbagai hal, termasuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.
Foto: Dina Faisal saat Halal bi Halal di Lombok
Dari situs www.nu.or.id, dikatakan bahwa sebelum istilah "Halal bi Halal" digunakan, sang pendiri organisasi Islam di Indonesia, Kiai Wahab mengeluarkan dua analisanya, yakni thalabu halâl bi tharîqin halâl, yang berarti mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan, dan halâl "yujza'u" bi halâl, yang bermakna pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.

Itulah 5 tradisi unik di saat lebaran Idul Fitri yang selalu hadir setiap tahunnya. Semoga bermanfaat!(DF)
Sumber:
KBBI App Edisi V,  www.nu.or.id
Dita Faisal
Dita Faisal Mengawali karir sebagai jurnalis sejak 2008 di TVRI Nasional. Setahun kemudian bergabung di tvOne sebagaireporter dan presenter berita hingga Feb 2021. Pernah meraih Fellowship hingga ke Jepang dan menjadi wartawan Istana Kepresidenan pada 2014-2015. Setelah 13 tahun menjadi jurnalis, pada pertengahan 2021 memutuskan pindah ke Blitar dan Wonosalam untuk lebih dekat dengan alam. Seperti cita-cita, ingin menikmati waktu dengan berbagi dan bertani. It's time for #BacktoNatureBacktoVillage

Posting Komentar untuk "5 Tradisi Unik Lebaran di Indonesia"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress