Budaya Mengeriting Rambut Menggunakan Batang Daun Kemiri di Kampung Cigorowong, Bandung




            Salah satu perkampungan di pesisir wilayah Bandung memiliki budaya unik dalam menata rambut yaitu dengan menggunakan batang daun kemiri sebagai alat pengeriting rambut. Terkesan unik bukan? Karena memang sejak dahulu kala, penduduk sekitar biasanya kerap bersantai di bawah pohon kemiri yang rindam sambil menata rambut mereka. Sebelumnya sempatkan waktu dulu untuk memungut batang daun yang berguguran di tanah berumput.

            Caranya adalah dengan membuang bagian daun dan mengambil bagian batangnya saja. Pilih batang yang sudah menguning dan tidak terlalu kering agar lebih lentur dan seratnya lebih kuat karena sudah matang. Selain itu juga pilihlah batang daun yang panjang, sekitar 10 - 15 CM untuk dipakai dari bagian depan yang helai rambutnya lebih tipis hingga ke bagian belakang yang helai rambutnya lebih tebal dan tidak terlalu panjang.

Sementara untuk yang memiliki rambut lebih tebal dan jauh lebih panjang bisa memilih batang daun yang panjangnya mencapai 20 CM lebih. Setelah itu belah bagian tengah batang memanjang jangan sampai putus, bisa disayat menggunakan kuku atau benda tajam sampai bolong memanjang. Lalu siapkan sejumput helai rambut dan masukkan ke dalam lubang tadi kemudian gulung hingga ke atas dan ikatkan antara setiap ujung batangnya.

Sistem yang digunakan dalam pengaplikasian alat pengeriting alami ini memang sama dengan alat pengeriting modern yang terbuat dari kain dan busa, hanya saja batang daun kemiri ini untuk sekali pemakaian.

Jika seluruh rambut sudah terikat dalam beberapa bagian tergantung kemauan orang tersebut, maka diamkan selama berjam-jam, penduduk lokal biasanya menggunakan di pagi atau siang hari lalu dibuka pada sore hari. Jika proses pemakaiannya rapi dan kepala tidak banyak bergerak, maka hasilnya akan memuaskan, keriting sempurna. Tapi kelemahannya tidak bisa bertahan lama.

Tentu saja beda halnya dengan tekhnologi modern seperti catokan, proses mengeriting rambut terbilang lebih singkat dan hasilnya jauh lebih rapi dan sempurna. Terlebih dengan bantuan listrik yang diubah menjadi panas menjadikan rambut sangat mudah dibentuk. Kembali lagi pada hakikatnya, bahwa segala sesuatu di muka bumi ini selalu berawal dari kesederhanaan, sebelum akhirnya ditemukan berbagai alat yang lebih efisien dan mudah digunakan.

Pada kenyataannya, metode tradisional yang unik ini sudah jarang diaplikasikan atau bahkan benar-benar sudah terlupakan oleh penduduk lokal karena tergerus oleh zaman dan semakin berkurangnya pohon kemiri di perkampungan. Akan tetapi tradisi yang jadul ini sangat menarik sebagai budaya yang unik dan patut dilestarikan guna menjadi prasasti sejarah dan mengkampanyekan kelestarian alam.

Cigorowong, Kamis, 3 Januari 2019

Dede Hartini
Dede Hartini Saya menulis berbagai jenis karya tulis seperti novel (buku dan platform), artikel dan menulis sejumlah sinopsis untuk FTV SCTV. Terima jasa menulis hubungi detin32@gmail.com Instagram Hartinidede Wattpad @Hartinidede

Posting Komentar untuk "Budaya Mengeriting Rambut Menggunakan Batang Daun Kemiri di Kampung Cigorowong, Bandung"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress