OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh : Ekmi Yunita

 OPINI 
JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS
 Oleh : Ekmi Yunita



            Tidak banyak orang yang bisa menuangkan pikiran, gagasan bahkan kegelisahandalam bentuk tulisan. Saya teringat sebuah kata bijak yang mengatakan bahwa, tulisan  bisa menjadi suatu amal jariyah untuk penulisnya, tapi bisa juga menjadi dosa jariyah,  na'udzubillah. Mengapa demikian, karena dengan tulisan, kita bisa mengajari orang lain untuk bisa menjadi baik bahkan kita bisa juga menjerumuskan orang lain jika yang kita tulis adalah sesuatu yang menyalahi aturan Allah SWT. Dan hasil tulisan kita jika ke-  mudian diajarkan kepada anak cucu mereka dan kemudian dikerjakan atau menjadi ins-pirasi, maka itulah yang akan menjadi amal jariyah setelah saya meninggal nantinya. Wallahua'lam.
Menulis adalah dunia baru bagi saya, sebagai luapan kegelisahan atas segala fe- nomena kehidupan. Menulis adalah sebuah proses kreatif dimana dalam perjalanan     menghasilkan sebuah karya, memerlukan ketekunan, pencarian panjang atas sebuah fakta, kajian akademis, referensi kitab suci, akses ke perpustakaan, keberanian mengungkapkan dan yang lebih penting adalah perjalanan spiritual. Tetapi kepuasan hati belumlah   cukup dengan diterbitkannya sebuah karya karena ilmu pengetahuan ini tiada habisnya, luas, dan sangat luas, maka kepuasan sebenarnya adalah semakin menemukan Maha Luas dari yang menciptakan ilmu.
Hasil tulisan saya belum pernah diterbitkan oleh siapapun, belum pernah dibaca kecuali oleh para sahabat. Tapi dengan menulis, saya terpuaskan meluapkan pikiran dan emosi, dengan menulis saya menemukan dunia baru melebihi dunia khayal anak-anak,    bukankah orang dewasa juga sah untuk berkhayal?
Tentang materi apa yang saya tulis kebanyakan orang tidak percaya, karena   menyangkut sesuatu yang sangat halus dan samar. Dan jika orang-orang tidak percaya maka yang mereka lakukan adalah mencela penulisnya. Maka hal ini berlaku pula untuk    saya, tetapi saya paham karena saya tidak bisa memuaskan semua pihak, segala sesuatu pasti mengandung pro dan kontra, jangankan saya yang manusia sangat biasa, untuk kategori Nabi utusan Allah pun dicela sebagian besar umatnya (meski tidak pantas juga jika membandingkan saya dengan seorang Nabi).
Ada rekan saya yang berkomentar, bagaimana saya bisa menulis isu tentang  agama, sedangkan pengetahuan agama saya sangat di bawah rata-rata? Wuuuih, benar sekali kiranya pendapat rekan saya tadi, kemudian saya sempat berhenti berpikir lalu berhenti menulis. Tetapi kemudian timbul gejolak lagi. Apakah untuk bisa mengubah sesuatu harus menunggu saya pintar ilmu agama dulu? Biarlah ilmu saya sedangkal ini,       yang saya punya hanyalah semangat untuk memperbaiki diri sendiri, dan keluarga saya, syukur-syukur ada pembaca tulisan saya lalu terinspirasi untuk menjadi lebih baik juga. Bukankah manusia yang paling berguna adalah yang paling banyak manfaatnya untuk  orang lain? Ada juga rekan yang antusias menyambut tulisan saya, begitulah alam dunia, namun bagaimanapun antusiasnya rekan saya tadi, saya tidak boleh sampai sombong, karena setitik kesombongan dalam hati hanya akan mendangkalkan diri saya.
 Bukankah dulu Nabi kita SAW (lagi-lagi membandingkan dengan Nabi Allah)   juga seorang yang ummi sampai di usianya yang 40 tahun? Maka saya minta ijin kepada rekan saya tadi, untuk tetap berkarya, menulis dan berpikir. Saya ingin merenungi alam ini, merenungi tingkah laku manusia, berpikir bagaimana mereka bisa tersesat, setidak-nya untuk tidak saya tiru dan menjadi pengajaran untuk anak-anak dan keluarga saya.  Dan setidaknya saya ingin dianggap bermanfaat untuk orang lain dalam memberikan     inspirasi bahwa manusia harus berhati-hati menjaga akidahnya, karena itulah tiket kita  untuk bisa berjumpa dengan Illahi Robbi. Setidaknya lagi (nah, kan, setidaknya lagi)     saya sebagai penulis bisa terus belajar tentang agama Islam, tentang sejarah peradapan manusia, membaca Al-Qur'an, membaca terjemahannya (karena saya tidak bisa menter- jemahkan sendiri), mencari literatur dari penulis ternama dan Ulama, karena akan sa-    ngat memalukan jika seorang penulis tidak tahu dengan apa yang ditulisnya. Jikalau ada yang salah dengan apa yang saya tulis, mohon kiranya pembaca menyampaikan kepada saya, tetapi jangan suruh saya untuk berhenti berpikir dan menuangkannya, karena saya ingin memberikan kontribusi dalam amar makruf nahi munkar kepada sesama. Begitu  kita ditakdirkan untuk mengisi lembaran sejarah kehidupan maka kita akan terus melangkah bersama bumi yang berputar, tidak pernah akan berhenti sampai batas waktu yang  ditetapkan-Nya untuk berhenti, yaitu kematian.


            

TENTANG PENULIS




Ekmi Yunita, nama pena dariku. Lahir dari keluarga PNS yang akhirnya diterima jadi PNS juga sejak 1999. Profesi yang sangat tenang, tidak banyak tantangan dan tentu saja laris dilirik calon mertua. Saat ini berdomisili di Malang, menyandang kegiatan multi profesi. Selain bekerja sebagai PNS, ibu rumah tangga, berwirausaha dan menulis tentunya.
Menggeluti kegiatan tulis menulis sejak SD, meskipun sebatas nulis di diari. Mulai serius menulis sejak 2010, setelah memenangkan lomba menulis oleh Pemred Malang Pos di tempat kerja. Sangat hobi membaca diteruskan dengan menuliskan ide-ide, karena ide selalu datang setelah membaca dan mengamati suasana.
Tulisanku belum pernah terbit dimanapun, hanya berani beradu di blog pribadi. Silahkan mampir di www.luksbinarbizz.wordpress.com. FB: ylukik@yahoo.co.id




CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

Posting Komentar untuk "OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh : Ekmi Yunita"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress