Mei Otniel, Kembali Menulis Berkat Roman Picisan

Jatuh cinta kemudian tergila-gila? Bagaimana rasanya ya? Meiliana atau yang lebih dikenal dengan nama Mei Otniel tahu betul bagaimana rasanya jatuh cinta, setengah mati tergila-gila, kemudian membuka banyak kesempatan dalam hidupnya. Berikut cerita lengkapnya tentang kisah Meiliana alias Mei Otniel.

Jago Pelajaran Bahasa Indonesia, dan Hobi Curhat di Buku Harian
Meiliana atau yang akrab dipanggil Mei sebenarnya sudah suka menulis sejak lama, yakni sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Saat itu Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran dengan nilai yang sangat menonjol. Kegemarannya curhat di buku harian kala itu juga turut menyumbang kelihaian Mei dalam merangkai tulisan dengan gaya bahasa yang menurutnya asyik. Saking seringnya mengungkapkan isi hati dan keseharian yang ia lalui, teman-teman Mei sering meminjam buku harian yang ia tulis sebagai bahan bacaan layaknya sebuah novel yang dibeli di toko buku. Baiknya Mei, ia tidak pernah keberatan jika teman-teman membaca buku hariannya, karena dari sanalah ia mulai dikenal sebagai siswa yang memiliki hobi menulis.

Cerita tentang kepiawaiannya menulis turut mengantarkannya menjadi penulis naskah drama di sekolah maupun di gereja. Dukungan pun mengalir dari berbagai pihak, tak terkecuali guru Bahasa Indonesia yang pernah mengirimkan puisi-puisi Mei untuk diikutsertakan dalam perlombaan. Tapi, keberuntungan belum berpihak pada Mei. Ia seringkali kalah pada lomba-lomba kepenulisan. Meski demikian, kekalahan tak membuatnya berhenti untuk terus menulis puisi dan cerpen.

“Lebih suka menulis puisi dan cerpen, kalau novel membutuhkan konsep dan ceritanya panjang banget,” jawab perempuan yang tinggal di Bandung itu sambil tertawa.

Setelah lulus kuliah, Mei vakum menulis dengan alasan yang tak pasti. Bahkan menulis buku harian pun tak lagi dilakukannya. Mei melupakan puisi-puisi yang biasanya ditulis, termasuk cerpen-cerpen yang biasanya menjadi santapan sehari-harinya. Curhatan ala buku harian pun ditinggalkannya. Semangat menulis Mei seakan mati seketika oleh sebab yang tak jelas.

Kembali Terjun ke Dunia Menulis
Februari 2017, Mei menonton sebuah serial drama di RCTI. Serial drama itu berjudul Roman Picisan. Sejak menonton episode pertama, jiwa menulis Mei seketika bangkit kembali. Mei seolah-olah menemukan napas dan aliran darah baru. Sejak itulah Mei kemudian mulai menulis kembali lembar demi lembar karyanya.

Judul tayangan televisi Roman Picisan menjadi penggerak Mei untuk menulis dengan judul serupa. Roman Picisan benar-benar menarik energinya untuk menulis, hingga pada akhirnya satu demi satu puisi Mei lahir dan mulai disebar ke media sosial miliknya. Respon pembaca mulai muncul sebagai penanda puisi Mei disukai oleh netizen. Usaha Mei menyalurkan hasratnya dalam sebuah Roman Picisan menjadi magnet yang menariknya untuk berkenalan dengan penulis skenario drama series Roman Picisan, Donna Rosamayna. Dalam perkenalan singkat itu, Mei berkesempatan untuk mengobrol dan bertanya langsung banyak hal pada penulis skenario film Eifel I'm in Love 2, dan serial Kemilau Cinta Kamila.
Fanfiction hasil karya Mei yang dapat dinikmati di Wattpad
Ketika drama series Roman Picisan dipaksa tamat, imajinasi Mei mulai liar. Ia tidak bisa berhenti berpikir tentang kelanjutan cerita yang lebih dahsyat. Jutaan ide bermunculan di benaknya. Mei akhirnya nekat membuat fanfiction dari Roman Picisan.

“Akhirnya membuat fanfiction Roman Picisan. Melanjutkan cerita dari drama series yang di RCTI. Dalam cerita, aku membuat tokoh utama sudah kuliah dan sekarang sudah lulus. Bahkan ceritanya sudah akan menikah,” jelas perempuan yang juga menyukai drama Korea ini.

Tak disangka, cerita yang Mei buat meledak dan banyak disukai pembaca. Hal ini berimbas pada  pengikut media sosialnya yang membludak hingga mencapai ribuan. Jika telat memperbaharui ceritanya, Mei siap-siap menerima banyak pesan dari penggemar ceritanya.
Puisi karya Mei yang bertema Roman Picisan
“Sudah seperti artis, telat memperbaharui mereka akan langsung mengirim pesan. Tapi membaca komentar mereka membuat semangat semakin menggebu. Walau hanya ditulis di Wattpad dan promosi di Instagram, tapi pembacanya lumayan banyak,” jelas perempuan berzodiak Taurus ini dengan semangat.

Sampai saat ini lini masa media sosial Mei masih dipenuhi puisi-puisi untuk Roman Picisan. Mei benar-benar jatuh cinta, bahkan tergila-gila pada drama series yang satu itu.

Berkenalan dengan JPI dan Menulis FTV
Sukses dengan fanfiction Roman Picisan membuat Mei tertantang untuk memasuki dunia yang lebih luas dari sekedar menulis di Wattpad. Apalagi sejak dulu kala ia sangat suka menonton FTV, setelah terkena imbas demam drama Korea yang penuh adegan super romantis. Keinginannya untuk terjun di dunia perfilman semakin menggelora.

Pantang menyerah, Mei mulai mencari seseorang yang bisa dijadikannya sebagai guru. Keberuntungan menghampiri Mei saat ia menemukan akun media sosial penulis novel, buku, dan skenario film, Endik Koeswoyo di Instagram.
Sinopsis FTV karya Meiliana yang tayang di SCTV September 2018
“Waktu itu lihat Mas Endik di Ig, sudah langsung kirim pesan minta diajarkan memasuki dunia perfilman. Bak gayung bersambut, Mas Endik merespons dan memasukkan ke grup Jaringan Penulis Indonesia di Whatsapp. Itu rasanya luar biasa. Apalagi setelah berhasil meloloskan satu sinopsis FTV melalui JPI,” jelas Mei yang pernah menjadi Ketua OSIS sewaktu SMP.
FTV karya Meiliana yang telah tayang
Perjuangan Mei berhasil setelah sinopsis FTV yang dikirimkan melalui Endik Koeswoyo diterima oleh SCTV. Film Televisi Aku Cilok Padamu produksi Starvision pada akhirnya menjadi sejarah Mei terjun ke industri film setelah ide cerita yang ditulisnya tayang perdana pada 8 September 2018.

Menulis dengan Ponsel, Meski Mata Kiri Tak Sempurna
Percaya atau tidak semua tulisan Mei dihasilkan dari sebuah ponsel. Alat komunikasi yang tak lebih lebar dari 4 inchi itu adalah senjata perang yang digunakan Mei untuk menulis. Mei mengaku menulis dengan ponsel jauh lebih praktis, apalagi ia sebagai ibu rumah tangga dan membantu usaha orang tuanya. Jadi, ponsel adalah pilihan yang tepat untuk menulis dan menuangkan ide.

“Kalau pakai ponsel, menulis bisa di mana saja dan kapan saja. Tapi sayangnya sering kali memori terlalu penuh, atau tiba-tiba ponsel eror. Lebih seringnya file hilang entah ke mana. Sering juga dituduh nonton drama Korea terus, padahal sedang menulis,” ujar Mei menceritakan keluh kesahnya menulis dengan ponsel.

Mei masih terus menulis dengan ponsel kesayangannya. Meski mata kirinya mengalami Ablasio, di mana retina matanya lepas dari tempatnya, namun Mei tetap saja menulis. Dokter telah menyarankan Mei untuk segera menjalani operasi, dan menyarankannya  untuk tak menatap ponsel dalam waktu lama. Tapi itulah Mei, ia masih tetap menulis dengan ponsel yang semakin lama semakin memperparah kondisi mata kirinya. Terlepas dari itu semua, kekurangan yang Mei derita tak menjadi penghambat untuk ia maju dan mewujudkan mimpinya menjadi penulis skenario film dan serial televisi.

Semangat menulis Mei benar-benar telah mengalahkan banyak hal dalam hidupnya. Termasuk mengalahkan kekhawatiran keluarganya yang tak terlalu mendukung keputusannya untuk terjun ke dunia menulis.

Setelah sinopsisnya lolos melalui JPI, keluarga Mei juga mulai terbuka dan tak meledek ketika Mei terus menatap layar ponsel. Keluarga Mei memang tak terlalu mendukung keputusannya terjun ke dunia menulis. Tapi Mei yakin, bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi penulis besar dan membuat bangga keluarganya. (TM)

Profil
Nama: Meiliana
Pendidikan: S1 Ekonomi
Jenis Kelamin: Perempuan
TTL. : Bandung, 18 Mei 1986
Pekerjaan: Mengelola usaha keluarga

Pendidikan:
- SDK 1 BPK Penabur, Bandung
- SMPK 5 BPK Penabur, Bandung
- SMAK 1 BPK Penabur, Bandung
- Universitas Parahyangan (UNPAR), Bandung

Organisasi:
- Anggota OSIS seksi Pembinaan Kreativitas, Keterampilan, dan Kewirausahaan (1998-1999)
- Ketua OSIS seksi Pembinaan Kreativitas, Keterampilan, dan Kewirausahaan (1999-2000)
- Anggota tim regu Pramuka SMPK 5 BPK Penabur Bandung (1998-2001)
- Anggota panitia pembinaan siswa SMPK 5 BPK Penabur Bandung (1999-2000)
- Anggota  OSIS seksi Pembinaan Kepribadian Unggul, Wawasan Kebangsaan, dan Bela Negara (2002-2003)
- Anggota panitia pembinaan siswa SMAK 1 BPK Penabur Bandung (tahun 2002-2003)

Harapan dalam Karir:
Menjadi salah satu penulis yang handal, bisa menghasilkan karya yang diterima dan disukai oleh masyarakat. Saya ingin menulis jadi hidup saya, dan menulis bisa menghidupi saya.

Media Sosial:
Ig: @myotniel 
Fb: Mei Liana
wattpad: @myotniel


Posting Komentar untuk "Mei Otniel, Kembali Menulis Berkat Roman Picisan"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress