tag:blogger.com,1999:blog-15387561154035739112024-03-05T18:44:16.831+07:00Jaringan Penulis IndonesiaDidirikan sejak 2008, Jaringan Penulis Indonesia (JPI) menjadi wadah para penulis Indonesia untuk menghadirkan tulisan dan konten-konten positif dan inspiratif. Jaringan Penulis Indonesia "Belajar Bersama Milik Bersama"Endik Koeswoyohttp://www.blogger.com/profile/01395610859571247843noreply@blogger.comBlogger1006125tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-13148841843685698242024-01-17T10:32:00.003+07:002024-01-17T10:32:38.093+07:00Pusi "Tambatan Hati"<div style="text-align: justify;">Penulis: Ria M</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK0vKSGtPD3HQQANcQOlbQFY3nqcJfd-OEG6xk_H-6gOvehIfk5IeBj5_7ck_eVmUwIJHlhw0dK-pV0LF2MvCkJ9wIY7fUutHLycE4cD8Lb3bOMKNlohPvR7ZLcOLGiGqnQAyD8pscILPB5gE_Y_gA2CJORgV0HIIUd8SvcdX8ndNc-MX_l4p34XZBHspm/w640-h360/png_20230805_011405_0000.png" width="640" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan bintang, bukan matahari</div><div style="text-align: justify;">Bukan hujan, bukan pula pelangi</div><div style="text-align: justify;">Tidak pantas dijuluki terbaik di muka bumi</div><div style="text-align: justify;">Nyaris tiada yang bisa dipuji</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal yang kupuisikan ini adalah dia, si Tambatan hati</div><div style="text-align: justify;">Biasa saja namun istimewa di relung sanubari</div><div style="text-align: justify;">Kita bersama mengarungi darat dan sungai</div><div style="text-align: justify;">Setia, kurasa itu yang jadikannya begitu berarti</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oh... hanya satu tawa diantara ribuan lara</div><div style="text-align: justify;">Sajian humor kecil nyatanya begitu bermakna</div><div style="text-align: justify;">Oh tuhan... sungguh aku ini tidak buta</div><div style="text-align: justify;">Bahkan cobaan bersamanya tak mampu lagi dieja</div><div style="text-align: justify;">Tapi ketika bersama, semua indah dirasa</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tambatan hati...</div><div style="text-align: justify;">Seseorang yang selalu menggenggam erat dalam segala situasi </div><div style="text-align: justify;">Makhluk dan takdir tak ada yang sempurna di dunia ini</div><div style="text-align: justify;">Syukuri, meski banyak diuji namun berkah kebahagiaan telah sampai di hati</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kasur biru, 01 Agustus 2023</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-42974935842448874302024-01-07T17:49:00.007+07:002024-01-07T17:57:43.921+07:00Mengulik Cerita Terbaru Umi Fadilah: “Surga yang Tertutup”<div style="text-align: justify;">Penulis: Umi Fadilah</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhN8u8K_vXnB6Dk47fbhRGs_TBczT6t6Hh2HuJKGNT-aUvmVm8uEFtLnn3pXX_HnyaSmRZIh-YOudYTuSS_yPFrJk-taPDMxEOFt8JbiqW2yYUTSyoZXDnphsuPFOLiebY5MSycfLCO_H1QY8wHOh8bTIFd3bgw5YBRb_8xi-kwRUXvm4EOYdMC16sd13H/s1080/Screenshot_2024-01-05-11-34-34-21_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhN8u8K_vXnB6Dk47fbhRGs_TBczT6t6Hh2HuJKGNT-aUvmVm8uEFtLnn3pXX_HnyaSmRZIh-YOudYTuSS_yPFrJk-taPDMxEOFt8JbiqW2yYUTSyoZXDnphsuPFOLiebY5MSycfLCO_H1QY8wHOh8bTIFd3bgw5YBRb_8xi-kwRUXvm4EOYdMC16sd13H/s320/Screenshot_2024-01-05-11-34-34-21_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817.jpg" /></a>Umi Fadilah, penulis berbakat dengan berbagai prestasi, kembali hadir dalam dunia literasi dengan karya terbarunya yang fenomenal. Sebagai pengarang yang telah melahirkan banyak karya, namanya menjadi magnet bagi para pembaca yang mencari petualangan baru dalam dunia imajinasi. Kali ini, Umi Fadilah menggandeng penulis sukses, Balraj Singh, dalam sebuah kolaborasi. Bersama-sama, mereka menghasilkan kisah menyeramkan berjudul "Surga yang Tertutup", sebuah cerita yang diharapkan akan memberikan pengalaman membaca yang tak terlupakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melalui kolaborasi ini, kita diajak untuk menyelami alam pikiran dua penulis tersebut, menggali sudut pandang yang unik, dan merasakan sentuhan kreativitas yang tak terduga. Mari kita sambut dengan antusiasme kisah seru yang ditawarkan oleh Umi Fadilah dan Balraj Singh dalam petualangan literer ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Latar Belakang Umi Fadilah dan Balraj Singh</b></div><div style="text-align: justify;">Sebelum kita merambah lebih dalam ke dalam kisah ini, mari kita kenali lebih jauh sosok Umi Fadilah dan Balraj Singh. Umi Fadilah, seorang penulis berbakat, telah menciptakan jejak yang mengesankan dalam dunia literasi dengan sejumlah karya. Sementara itu, Balraj Singh, seorang penulis sukses, telah menorehkan prestasi gemilang melalui kisah-kisahnya yang memukau.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizLvbc6lVv54JtG58-A3ku2BqBSDCspgf-HJkmjpJY8HKVdXb-fdoqf-aOw9vflhri3GNCad9QR3CKDjwdfsiSyPmCQ_NFVR3STnLqufeeCbQsNT_EcLpDQOLVt5TiCmYulfXlrG4Ya8xL2Gtvgrkcj_uYeypJMbnnYn4l5SuxHNBv6_nFLvLpnA3_ppuH/s1080/Screenshot_2024-01-05-11-35-02-18_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="723" data-original-width="1080" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizLvbc6lVv54JtG58-A3ku2BqBSDCspgf-HJkmjpJY8HKVdXb-fdoqf-aOw9vflhri3GNCad9QR3CKDjwdfsiSyPmCQ_NFVR3STnLqufeeCbQsNT_EcLpDQOLVt5TiCmYulfXlrG4Ya8xL2Gtvgrkcj_uYeypJMbnnYn4l5SuxHNBv6_nFLvLpnA3_ppuH/s320/Screenshot_2024-01-05-11-35-02-18_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umi Fadilah dikenal dengan kepiawaiannya menghadirkan cerita-cerita yang memikat hati pembaca, sementara Balraj Singh membawa keunikan melalui pena kreatifnya yang memancarkan daya tarik tersendiri. Kolaborasi antara keduanya dalam kisah "Surga yang Tertutup" menjadi perpaduan bakat yang menjanjikan suatu pengalaman membaca yang mendalam dan tak terlupakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Eksplorasi Genre: Horor-Religi</b></div><div style="text-align: justify;">Apa yang membuat "Surga yang Tertutup" begitu istimewa? Mari kita teropong lebih dalam ke dalam genre horor-religi dan mengapa Umi memilihnya untuk kisah terbarunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Surga yang Tertutup" menjadi begitu istimewa karena Umi Fadilah berani menjelajahi genre horor-religi dengan pendekatan yang unik. Dalam kisah terbarunya ini, Umi tidak hanya menciptakan suasana menakutkan dengan elemen horor, tetapi juga menyelipkan dimensi keagamaan yang mendalam. Pilihan genre ini tidak hanya menciptakan ketegangan yang intens tetapi juga memberikan kedalaman pada cerita. Umi memilih horor-religi sebagai wadah ekspresi kreatifnya, menggabungkan elemen ketakutan dengan pertimbangan spiritual yang memikat pembaca. Melalui pilihan genre ini, Umi mengajak pembaca untuk merasakan sensasi mencekam dan merenungkan aspek-aspek keagamaan yang terjalin dalam alur cerita "Surga yang Tertutup"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Proses Kolaboratif</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam dunia kreatif, kolaborasi sering kali menjadi kunci keberhasilan. Bagaimana Umi dan Singh bekerja sama menghasilkan cerita yang memikat ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ranah kreatif, tak jarang kolaborasi menjadi kunci utama keberhasilan sebuah karya. Begitu juga dengan Umi Fadilah dan Balraj Singh dalam proses kreatif menghasilkan cerita yang memukau ini. Keduanya membawa keahlian dan visi masing-masing ke dalam meja tulis, menciptakan sinergi yang unik. Umi, dengan pengalaman luasnya dalam menulis, dan Singh, dengan kesuksesannya sebagai penulis, menyatukan kekuatan mereka untuk melahirkan "Surga yang Tertutup". Proses kolaboratif ini tidak hanya sekadar pemberian ide, tetapi juga penuh dengan diskusi mendalam, pemikiran kreatif, dan penggabungan gaya penulisan yang menghasilkan karya yang lebih dari sekadar gabungan individu. Kebersamaan Umi dan Singh terpancar dalam setiap halaman cerita, mengundang pembaca untuk merasakan kekayaan ide dan imajinasi yang muncul dari kerjasama dua pikiran kreatif yang brilian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Menaklukkan Ketakutan Umi: Tantangan dalam Menulis</b></div><div style="text-align: justify;">Dikutip dari cuitan Umi melalui akun pribadinya, proses penulisan cerita ini tidaklah mudah bagi Umi. Salah satu tantangan utama yang dia alami adalah menuliskan beberapa adegan berdarah. Menariknya, Umi sendiri adalah sosok yang sangat takut dengan elemen-elemen berdarah, bahkan hanya dari membaca. Namun, dengan semangat dan komitmen, Umi berhasil mengatasi ketakutannya tersebut untuk memberikan nuansa mencekam yang mendalam dalam cerita ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tantangan lain yang dihadapi oleh Umi adalah ketika dia harus menulis dialog menggunakan bahasa Jawa dengan logat Jogja. Meskipun Umi memiliki kecakapan dalam bahasa Jawa, logat Jogja memerlukan kecermatan tersendiri. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Umi dalam memberikan keaslian dan kedalaman pada cerita, sekaligus menambahkan unsur lokal yang khas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Respon Positif Pembaca</b></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana pembaca menanggapi kisah ini di berbagai platform media sosial menjadi sorotan yang menarik. Ulasan positif dari pembaca memberikan Umi Fadilah dan Balraj Singh semangat tambahan dalam perjalanan kreatif mereka. Tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, respon positif juga menjadi sumber inspirasi yang menggerakkan penulis untuk terus mengeksplorasi dan memberikan yang terbaik. Melalui interaksi yang hangat di dunia maya, pembaca membantu membentuk narasi lebih lanjut dan meningkatkan kualitas karya yang telah dihasilkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tujuan Edukasi dan Hiburan</b></div><div style="text-align: justify;">Harapan besar Umi dan Singh untuk "Surga yang Tertutup" mencakup tidak hanya memberikan hiburan bagi pembaca, tetapi juga memberikan elemen edukatif yang bernilai. Keseimbangan antara kedua elemen ini diwujudkan melalui kecerdasan naratif yang menggugah pikiran pembaca sambil tetap mempersembahkan pengalaman hiburan yang memikat. Kisah ini dirancang untuk merangsang pemikiran, memperkaya pengetahuan, dan memberikan pesan mendalam tanpa mengorbankan unsur kesenangan bacaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Publikasi di Instagram dan X</b></div><div style="text-align: justify;">Cerita ini dapat ditemukan di platform media sosial, khususnya Instagram dan X. Publikasi di Instagram memungkinkan pembaca untuk terhubung secara langsung dengan penulis dan sesama pembaca. Melalui akun resmi di platform ini, pembaca dapat mengeksplorasi cuplikan cerita, berpartisipasi dalam diskusi, dan merasakan komunitas pembaca yang aktif. Sementara itu, kehadiran di platform X menawarkan akses lebih luas dengan kemungkinan interaksi yang lebih mendalam. Dengan memanfaatkan kedua platform ini, Umi dan Singh menciptakan lingkungan di mana pembaca dapat terlibat secara langsung, membentuk komunitas pembaca yang aktif dan saling mendukung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam rangkuman, kita bisa simpulkan bahwa kolaborasi antara Umi Fadilah dan Balraj Singh sukses dan memberikan dampak yang besar. Cerita yang dihasilkan tidak hanya menarik, tapi juga mencerminkan keharmonisan antara ide dan gaya keduanya. Respon positif pembaca turut menunjukkan bahwa kisah ini berhasil menyentuh hati mereka. Ini bukan hanya cerita biasa, melainkan hasil kerja sama dua penulis yang menghasilkan sesuatu yang istimewa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penasaran dan ingin membaca cerita tersebut? Kamu dapat menemukannya dengan mengunjungi kedua penulis tersebut melalui:</div><div style="text-align: justify;">Instagram: @umifaa2</div><div style="text-align: justify;">X: @mvfddlh</div><div style="text-align: justify;">X: @bestofbalraj</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-70373295238516946652023-06-21T05:51:00.002+07:002023-06-21T05:51:07.318+07:00SEVINA DWI ALYANI : TIDAK ADA SUKSES TANPA PROSESPenulis: Nawan<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxxdAdbfo49_c5pPIJUJ_UQSc0A8yDRj5OI-61OK_DxeTT8JQd_TyJvhXpCNqdZimaZMeDkPzVVER89UBiqM8SUIqkWzwULlpPr7VHcQdvS8htbb5RolaYg3FmAsXJKmxQ9X8fjXKyxrpfmgac3qQ3PTydeY_0SiPqMmiHoXipeLqXI0by8MMWNBBTQBm/s1599/IMG-20230620-WA0002.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxxdAdbfo49_c5pPIJUJ_UQSc0A8yDRj5OI-61OK_DxeTT8JQd_TyJvhXpCNqdZimaZMeDkPzVVER89UBiqM8SUIqkWzwULlpPr7VHcQdvS8htbb5RolaYg3FmAsXJKmxQ9X8fjXKyxrpfmgac3qQ3PTydeY_0SiPqMmiHoXipeLqXI0by8MMWNBBTQBm/s320/IMG-20230620-WA0002.jpg" /></a><br /><br />Namanya Sevina Dwi Alyani. Gadis manis berkacamata kelahiran Pati, 5 Februari 2005 ini tidak percaya dengan yang namanya sukses tanpa proses. Mengutip pernyataannya, Sevina meyakini setiap kesuksesan selalu membutuhkan perbaikan dari diri sendiri dan setiap kesuksesan pasti terdapat proses panjang yang menunjangnya. <br /><br />Hal itu ia buktikan dengan semangatnya yang terus membara untuk berkarya di dunia literasi. Di tengah kesibukannya sebagai siswa kelas XII yang tengah mempersiapkan SNBT, setiap pulang sekolah Sevina terus mengasah kemampuan menulisnya dengan mengikuti berbagai event menulis. <br /><br />Bermula dari kecintaannya pada hal-hal yang berbau Bollywood, penggemar berat Shah Rukh Khan ini mulai terjun ke dunia literasi dengan menulis fanfiction Bollywood hingga akhirnya bisa menulis cerpen yang beberapa di antaranya berhasil menjadi juara di beberapa event. <br /><br />Tercatat Sevina pernah menjuarai sejumlah event kepenulisan. Beberapa di antaranya; <br /><br />- Juara Cerpen Tema Romantis yang diadakan Nabastala Publisher <br /><br />- Juara 1 Cerpen Kolaborasi <br /><br />- Juara 1 Cerpen RPLI <br /><br />- Penulis Puisi Terpilih Kedua Tema Kehilangan Oleh CPM <br /><br />- 30 Penulis Puisi Terbaik <br /><br />Sevina memiliki beberapa kebiasaan unik dalam mengatasi writers block. Ia mengaku sesekali memanjakan diri untuk membeli sesuatu, namun sebelumnya dia akan berjanji pada diri sendiri untuk wajib menulis setelah membelinya. Sevina juga suka berkunjung ke rumah teman lama untuk sekedar curhat. Dia juga suka menonton alur cerita dan menonton film kesukaan untuk mencari ide tulisan. <br /><br />Sevina berharap kelak dia bisa melanjutkan kuliah di UNNES dengan lancar sembari menulis beberapa judul FTV. Ia juga bermimpi dapat menjadi salah satu penulis berbakat Indonesia dan menerbitkan novel-novel best seller seperti sang idola, Tere Liye. <br /><br />Terakhir, Sevina berharap kemampuan menulisnya semakin meningkat agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Terutama dia sangat ingin bisa menjadi agen perubahan yang dapat mengubah cara pandang terhadap sesuatu ke arah yang lebih baik.<p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-42576824857602269492023-06-21T05:45:00.000+07:002023-06-21T05:45:38.001+07:00Nawan Handono: Gabut Baiknya Berliterasi untuk Mengembangkan Kemampuan dan Potensi Diri <div style="text-align: justify;">Penulis: Sevina Dwi Alyani</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL6WxPrXBqkq-uJtNKOqr3IdJ1eoZ5bxuuSSbypTz8TW5DF7Atyj4Y29C5r7mqFTX2ta7ycuVpug3aGByCsUl5zZXiTd7S0G4qgnolb12RUoYr2Re3l1H84_e5txmL6QKBVzqTwxKjantAI9JmHpGz1akvo_KuJV-SVJTzSwahKrKnnnVB_Ij91S2Kkg/s1600/20221227_235955.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL6WxPrXBqkq-uJtNKOqr3IdJ1eoZ5bxuuSSbypTz8TW5DF7Atyj4Y29C5r7mqFTX2ta7ycuVpug3aGByCsUl5zZXiTd7S0G4qgnolb12RUoYr2Re3l1H84_e5txmL6QKBVzqTwxKjantAI9JmHpGz1akvo_KuJV-SVJTzSwahKrKnnnVB_Ij91S2Kkg/s320/20221227_235955.jpeg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nawan Handono, perempuan manis berusia 28 tahun ini tengah menetap di Tegal untuk suatu keperluan. Nawan aktif dalam menulis sejak 2013. Tidak hanya itu, perempuan pemilik nama panggilan Nawan ini pertama kali menekuni literasi lewat grup di bawah asuhan Asma Nadia. Penulis terkenal dengan karya yang memiliki amanat yang bermakna. Alasan Nawan memilih literasi sebagai perantara gabutnya karena untuk mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurutnya walaupun belum banyak pengalaman menarik di dunia tulis-menulis ini, ia tidak akan mundur akan tetapi ia akan terus maju memperjuangkan hobi yang ia tekuni. Bagi Nawan kesulitan-kesulitan di dunia kepenulisan adalah melawan diri sendiri yang masih menunda sesuatu. Hal itu memang lumrah dirasakan banyak kaum. Ia yakin suatu hari ia akan menjadi sosok produktif yang dapat bermanfaat bagi manusia-manusia di negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Karya-karya dan Pencapaian</b></div><div style="text-align: justify;">Nawan Handono juga pernah tergabung dengan tim Bunda Asma sebagai fresh reader di buku yang berjudul “Cinta Dua Kodi”. Selain itu Nawan juga memiliki karya yang dimuat di Islam Pos yang berjudul “Assalamualaikum Calon Imam” dan berkontribusi di UC News tahun 2017. Menariknya Nawan mendapat jodoh sesama penulis yang bertemu di Komunitas Bisa Menulis pada tahun 2015. Selain pengalaman berharga, ilmu bermanfaat, dan kebahagiaan, bagi Nawan menulis memiliki manfaat lebih dari itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak bergabung dalam dunia kepenulisan, Nawan menjadi punya banyak kenalan dari berbagai kota di Indonesia. Dan beberapa jadi teman baik. Menurutku dunia literasi ini membuka banyak sekali peluang. Mulai dari memperoleh teman sampai memperoleh penghasilan tambahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk sekarang perempuan 28 tahun itu fokus untuk menambah skill di penulisan skenario, itu sebabnya ia bergabung dengan JPI. Ketika masih tinggal di Jakarta, sebelum di JPI ia sempat ikut beberapa kelas menulis skenario. Pernah ikut kelas menulis yang menghadirkan mas Alim Sudio sebagai pembicara. Ikut kelas skenario di bawah asuhan Lottati Mulyani (ex-supervisor Frame Ritz) dan juga ikut kelas menulis skenario yang diadakan Wenda Koiman.</div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-41655363331472314772023-06-12T07:33:00.001+07:002023-06-12T07:33:05.015+07:00Meliana Wanda A, Seorang Accounting Penyuka Cerita Fiksi<div style="text-align: justify;"><b>Penulis: Cindy Andika Fiona</b></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQUG3m_Ex30Jnk5oT-RZ00eqgI7JJEKDqWI35eBIHTfuU4tcjGSFxXUOHPguqf03ey6PHBAWSZVwzu0fHe1D0iKL3DQAYC5W00dwDCV9DBP5zdNhzC6iVH9M9FEc4Sun8Yy_elE8g0bd_DHm1kSdMH--po_I-rjk1R7jKmKXhzMQhviwCDY-XpsQRiYA/s1200/IMG-20230612-WA0000.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQUG3m_Ex30Jnk5oT-RZ00eqgI7JJEKDqWI35eBIHTfuU4tcjGSFxXUOHPguqf03ey6PHBAWSZVwzu0fHe1D0iKL3DQAYC5W00dwDCV9DBP5zdNhzC6iVH9M9FEc4Sun8Yy_elE8g0bd_DHm1kSdMH--po_I-rjk1R7jKmKXhzMQhviwCDY-XpsQRiYA/s320/IMG-20230612-WA0000.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meliana Wanda A merupakan wanita kelahiran Mojokerto, 08 Desember 1998. Profesinya sebagai accounting, tidak lantas meninggalkan hobinya yang suka membaca dan menulis. Alasannya suka menulis karena Melia suka berimajinasi dan ingin menuangkan hal-hal baik dalam bentuk cerita fiksi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melia merupakan lulusan S1 Akuntansi di salah satu kampus negeri di Surabaya. Dia fokus aktif menulis pada tahun 2022, walau mulai menulis sejak SMA. Genre yang disukai Melia adalah genre drama, walau dia akan mencoba belajar genre thriller dan sejarah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang paling berperan dalam mendorong Melia terus berkarya adalah “It’s my self” atau dirinya sendiri. Menurut Melia, dengan menulis, dia bisa berkenalan dengan dunia baru dengan berbagai profesi. Caranya adalah dengan melakukan riset. “Aku terlihat cantik dan berwarna karena apa yang menjadi kesukaanku, ada di genggaman tanganku,” ungkap Melia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alasan Melia menyukai dunia literasi karena suka dengan cerita-cerita yang menambah kosa kata. Idolanya adalah Maudy Ayunda. Dia memiliki tantangan di dunia literasi yaitu memiliki jejaring relasi. Kesibukannya saat ini adalah lagi sering dan senang mengikuti lomba untuk menambah portofolio diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mimpi Melia adalah ceritanya bisa diadaptasi menjadi film. Berikut adalah portofolio kepenulisannya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">a. Buku anak: Rama dan Risa Mengenal Covid 19 (Google Play Book)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">b. Buku akademis: PSAK 72, Standar Akuntansi Tunggal Adopsi IFRS 15 (pengganti skripsi)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">c. Buku akademis: Buku profil Galeri Investasi Uinsa (Lab kampus)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">d. Dua skenario (naskah pilihan) lomba Kwikku X Falcon Pictures:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> 1. Joki Tugas, Me</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> 2. 6 Months</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">e. SCENE 2023 Kemenparekraf 15 besar (masih menunggu tahap berikutnya)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> 1. Happy Birth'die'</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Jangan pernah ragu. Kejar mimpi kamu dan peluang akan selalu datang menghampiri.” Itu adalah kata-kata motivasi dari Melia Wanda A.</div><p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p><p>
</p>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-5480291329562945072023-06-04T16:21:00.005+07:002023-06-04T16:21:54.056+07:00Perempuan Senja, Penyuka Tulisan MilenialPenulis: Meliana Wanda<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZrHoft2Fl6yVi9rqTKcznXc8_X1hrRc9-EZB72Kx6iZaPSJ60jkWC6d0N-Mz04XtE4536PsTcVr3WonyyKAKD6vAdVkOIyMnArYpP0IKbvh4xBiibdBTc_lyEpCP_uZA6LYW2_9O4pleEVT4HSI7uYyLv5NZBgFc-tzHJwOpHvim4_ipGWcVK65n8A/s828/IMG_20230604_161757.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZrHoft2Fl6yVi9rqTKcznXc8_X1hrRc9-EZB72Kx6iZaPSJ60jkWC6d0N-Mz04XtE4536PsTcVr3WonyyKAKD6vAdVkOIyMnArYpP0IKbvh4xBiibdBTc_lyEpCP_uZA6LYW2_9O4pleEVT4HSI7uYyLv5NZBgFc-tzHJwOpHvim4_ipGWcVK65n8A/s320/IMG_20230604_161757.jpg" /></a><br /><br />Seorang perempuan bernama Cindy Andika Fiona ini Ingin mengabadikan nama dalam karya dan menuangkan isi pemikiran serta keresahan hati yang dimiliki. Cindy lahir di Jakarta, 8 Agustus 1997 dari Bogor dan memiliki hobi menulis dan membaca. Cindy Andika Fiona adalah seseorang pembelajar yang berfokus pada bidang kepenulisan, sastra, dan literasi. Dia merupakan seorang konten kreator dan penulis di bidang fiksi: quote, puisi, cermin, cerpen, dan semacamnya, Kesibukkannya saat ini adalah belajar menulis di platform, mengurus komunitas, banyak mengikuti lomba dalam berprestasi, dan merawat keluarga, terutama menjaga Nenek yang sudah sepuh. Banyak waktu yang Cindy habiskan di dunia online terutama pengembangan media sosial: Youtube dan Tiktok Gapura Pustaka, beberapa akun komunitas milik pribadi sambil terus meningkatkan personal branding atas namanya sendiri. Kamu bisa mengenal Cindy dengan mencari nama “Cindy Andika Fiona” di situs www.google.com.<br /><br />Beberapa karya yang sudah ia terbitkan, antara lain:<br /><br />Buku Solo Antologi Cipta Quoes berjudul "Cinta Akan Fantasi (CAF)" Penerbit AlMannaf Pustaka Publishing<br /><br />Antologi Cipta Cerpen berjudul "Kunang-Kunang di Balik Rinjani" Penerbit Smarta Publisher <br /><br />Antologi Cipta Puisi berjudul "Lantunan Senandung Alkisah" Penerbit Rofsikaha Media x Komunitas Media Literacy Indonesia<br /><br />Lomba Cipta Puisi Nasional bertemakan "Doa dan Harapan 2023" Penerbit Gapura Pustaka x Komunitas Media Literacy Indonesia - International <br /><br />Kontributor kurang lebih 60 antologi dan berbagai prestasi menulis.<br /><br />Ada pun pengalaman organisasi yang sudah dilakukan Cindy, yakni:<br /><br />2020 – sekarang Founder & CEO Media Literacy Indonesia – International (MLI-I)<br /><br />2021 – 2022 Owner Dream Team <br /><br />2023 – sekarang Duta Gapura Pustaka<br /><br />2023 – sekarang Koordinator Media dan Informasi Raharjo Institute<br /><br />2023 Brand Ambassador UCoolWeCool<br /><br />2021 - 2022 Admin Grup Leaders of Literacy (LOL)<br /><br />2022 – sekarang Brand Ambassador Generation Future Leader (GFL)<br /><br />2020 - 2022 Pengurus Pemburu Beasiswa S2<br /><br />2019 – 2020 Ketua Umum Kuncup Imajinatif Club<br /><br />2020 Pengurus Kelas Puisi Omah Karya Indonesia<br /><br />Cindy memiliki kelebihan sebagai berikut; <br /><br />Hardskill: Penulis, Conten Creator, Humas Komunitas, Media Sosial Specialist, Personal Branding.<br /><br />Softskill: Pembelajar, public speaking, rajin, pekerja keras dan cerdas, percaya diri tinggi, multitalented, pantang menyerah.<br /><br />Menurut Cindy, Ilmu itu tanpa batas maka jadilah musafir pembelajar. Dengan berliterasi, aku bisa terus belajar dan bisa mengasah diri dalam belajar. Jangan pernah takut dalam bermimpi dan jalanilah hidup sebaik mungkin. Sejak SD, Cindy mulai menekuni dunia literasi sejak 2018. Berkat konsistensinya, cerita Cindy tembus di media lainnya dan menjadi penulis scenario. Genre yang paling disukai Cindy adalah Teenlit, Drama dan juga Romance. Genre-genre tersebut sama persis dengan genre yang dimiliki oleh Dee Lestari, salah satu penulis favoritnya. Jika kalian ingin menghubungi Cindy untuk sekedar sharing. Kalian bisa temukan Cindy di beberapa media sosial, di bawah ini:<br /><br />No. WA: 085894508188<br /><br />Instagram: @cindyandikaf<br /><br />Wattpad: @cindycaff<br /><br />KBM App: @cindyandikafiona<br /><br />Short Novel: @cindyandikafiona<br /><br />Youtube: @tvcafmlii<br /><br />Star Maker: @cindyandikaf<br /><br />Email: cindyandikafiona@gmail.comRia Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-61675126226332877412023-05-31T14:17:00.002+07:002023-05-31T14:17:34.990+07:00Caca Pasya, Dari Hobi Ia Menemukan Bakatnya<div style="text-align: justify;"><b>Penulis: Renti Sucia</b></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1SyGOxMunLZZ3r-EgY3ydrjxXR2npr8vJASQOPzsTCcMRDrqtwDhIUEEZQelAbq0eZcKDgCcAQWXKZi47zPrscqBlO-EasKKgwUT6XLJ1AqylodvEFoxwRlmsjZtAsHPTaqOx0LIiXxdkFMlo2ezXEIqRQjPoWxVkg8WFWCzUUVJZenaSr8IQKbt1tA/s1600/IMG-20230531-WA0012(1).jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1SyGOxMunLZZ3r-EgY3ydrjxXR2npr8vJASQOPzsTCcMRDrqtwDhIUEEZQelAbq0eZcKDgCcAQWXKZi47zPrscqBlO-EasKKgwUT6XLJ1AqylodvEFoxwRlmsjZtAsHPTaqOx0LIiXxdkFMlo2ezXEIqRQjPoWxVkg8WFWCzUUVJZenaSr8IQKbt1tA/s320/IMG-20230531-WA0012(1).jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pasha Rahma Mudita, gadis kelahiran tanah Cianjur tahun 2004, tepatnya tanggal 15 di bulan April. Ia merupakan gadis pemimpi besar di dunia literasi yang menemukan bakatnya melalui hobi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Apalagi jika bukan bakat menulis</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pasha yang menyematkan nama panggilannya sebagai Caca ini memiliki hoby menulis dan membaca di kala usianya masih cukup muda. Mulai menekuni dunia fiksi dan belajar ilmu-ilmu kepenulisan tanpa mengenal bosan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai akhirnya ia menyadari bahwa 'Inilah bakatku, menulis!'. Dari situlah, Caca mulai mengembangkan bakatnya dengan lebih sering menggali ilmu kepenulisan, dan berhasil membuat karya sendiri yang ditempelnya di mading sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Pengalamanku masih sedikit, sih," akunya. "Hanya sering membuat cerita pendek yang dipajang di mading sekolah. Itu pun tanpa menyertakan namaku. Soalnya aku pemalu parah," katanya melanjutkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, hal itu tak membuatnya patah semangat dalam menggeluti dunia kepenulisan. Ia terus belajar dan mendalami apa itu arti dari seni menulis. Tak berhenti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Pernah ikut lomba menulis, tapi kalah."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengalaman kalah pun tak menjadikan seorang Caca mundur dari rasa percaya dirinya sendiri. Dia semakin memberanikan diri untuk berekspresi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satunya dengan mencoba menulis sebuah cerita bersambung di aplikasi online Wattpad. Tentu saja itu wadah yang tepat bagi yang ingin belajar. Selain bisa mengembangkan diri dengan melihat banyak karya penulis hebat, ia juga bisa mengasah keterampilannya agar menjadi lebih baik lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Senang aja, karena dengan menulis aku bisa ngutarain isi pikiranku menjadi sebuah karya."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalimat lugas yang diutarakannya ini memang fakta. Nyatanya banyak penulis yang meluangkan waktu untuk menulis untuk bisa mengutarakan isi pikiran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Caca mengakui awalnya ia hanya gabut dan coba-coba menulis. Eh, malah keterusan dan mengakui kalau dia punya bakat terpendam. Dan bakat itu harus dikembangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari situlah keinginan besarnya muncul, dimana Caca memimpikan naskah buatannya bisa diabadikan ke layar kaca televisi, dan langkah pertamanya adalah masuk ke grup JPI.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berikut judul cerita yang pernah ia bawa ke perlombaan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">-Negeri di Atas Awan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">-My Enemy My Future</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Caca sadar perlu banyak belajar lagi, tetapi berani mencoba adalah hal yang paling penting. Selain kemampuan, wawasan, relasi juga menjadi hal yang sangat ia butuhkan untuk bisa pergi menuju impian besarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Nggak ada yang menginspirasiku, dan aku mensupport diri sendiri." Meski sangat disayangkan, bakatnya ini masih kurang dukungan. Namun, tak apa. Hal itu tak menjadikannya beban pikiran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Yang penting maju duluan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Satu pesannya untuk semua penulis dan calon penulis, "Apa-apa itu harus dicoba dulu. Kalau gagal, ya coba lagi."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari kisah Caca kita bisa belajar banyak hal. Salah satunya adalah tak pernah patah semangat apa pun yang terjadi. Demi mimpi yang ingin dicapai, kita harus selalu membakar semangat kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Profil</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nama Asli: Pasha Rahma Mudita</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nama Panggilan: Caca</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alamat: Cianjur</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akun IG: @paassya</div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-73548137545472655832023-05-31T12:17:00.001+07:002023-05-31T12:17:38.356+07:00Renti Sucia, Pengkhayal yang Bermimpi Menjajal Dunia Televisi <div style="text-align: justify;">Penulis: Caca Pasya</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg524sUaTHvpvLusqEyGURke1JyEkLECiI_9BxvBPy5QWNEkTfvZvmKHmZzsGtGqw7QE1v8qepbHlJxWr6wcvNNImQBGZN2v7y_DwC7-vXiVV1XvST0moc0CpQSx5IjG50QzC4XCfTM_VmWrhw6e4e4lZ4rWUQBjq4FAWxdhrv6HIi1GCMjczsP6ISlxA/s1437/IMG-20230531-WA0008.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg524sUaTHvpvLusqEyGURke1JyEkLECiI_9BxvBPy5QWNEkTfvZvmKHmZzsGtGqw7QE1v8qepbHlJxWr6wcvNNImQBGZN2v7y_DwC7-vXiVV1XvST0moc0CpQSx5IjG50QzC4XCfTM_VmWrhw6e4e4lZ4rWUQBjq4FAWxdhrv6HIi1GCMjczsP6ISlxA/s320/IMG-20230531-WA0008.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Renti Sucia, seorang perempuan yang lahir pada tanggal 23 Januari 1996 di Sukabumi Jawa Barat. Renti yang memiliki nama pena Renti Sucia ini, merupakan ibu Rumah Tangga yang aktif menulis dari SMP hingga saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Renti aktif menulis diberbagai platform media seperti DREAME, FIZZO, Novel Life, Famelnk, Good Renti Sucia, Pengkhayal yang Bermimpi Menjajal Dunia Televisi </div><div><div style="text-align: justify;">Novel, Hotbuku, Joylada dan WEBNOVEL. Berkat kegigihannya dalam dunia literasi, Renti telah menghasilkan banyak karya seperti novel yang sudah dicetak yang berjudul "Jeratan Ilmu Sihir (2020)" serta masih banyak lagi karya yang diunggahnya dalam platform yang sudah disebutkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alasan dirinya menyukai literasi yaitu untuk mengekspresikan diri lewat tulisan halu dan membuang rasa stres serta menambah teman yang satu frekuensi dengannya. Menurutnya, menulis merupakan cara untuk menyalurkan khayalan dalam bentuk tulisan dan serta menulis alasan dirinya mendapatkan sumber mata pencaharian. Walaupun dia sudah menghasilkan beberapa karya tapi Renti tidak merasa cukup dalam dunia penulisan akhirnya Renti bergabung ke JPI mencoba untuk menjajal dunia perfilman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibu yang punya penyemangat dua buah hatinya ini tidak patah semangat serta pemimpi besar. Walaupun menurutnya ada kalanya dia merasa kesulitan dalam penulisan yaitu sulit membangun feel yang kuat untuk tokoh utama. Namun, dirinya berusaha untuk bisa mencoba mengatasinya dengan menenangkan diri dengan tidur agar ketika bangun otak dan pikirannya terasa segar hingga bisa melanjutkan cerita yang masih belum rampung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Renti adalah salah satu ibu yang tidak pernah melupakan mimpinya, walaupun dirinya sudah mempunyai buah hati. Karena ada satu motivasi yang Renti selalu pegang "Ilmu bisa dipelajari, pengalaman bisa dicari, hasil urusan nanti, yang terpenting adalah jangan berhenti bermimpi. Jika menulis adalah hal yang disukai, biarkan jemari menari merangkai isi cerita yang terangkai di imajinasi, hingga lahir karya fiksi yang penuh dengan cerita bermakna dan menginspirasi."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Renti berharap suatu saat karya karyanya bisa berjajar di barisan buku cetak best seller di toko toko besar seluruh Indonesia, juga bisa dapat diadaptasi ke layar kaca.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akun IG: @suciarenti</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-42441401482550173582023-05-23T12:25:00.001+07:002023-05-23T12:25:45.261+07:00Radio Swara Cinta - Cerpen Oleh : Cindy Andika Fiona<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2lI-pr_Uj96NsOOV4906X4c7FIxp1aV2baT5dgYgMvb3OWsVt-qyGoW-QhT0KC2g7eoURV02a_j8x7VQ5HsqhGN9J9pwubGbK_hUb_DD6wPgu9_QZGAyxRAniqYP9SA0rbWkLFrd_aha42wkMnvIBxtkoE42omAMaHSz3NsaibGXeh_A4YBCuNkwMig/s1280/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2012.19.01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2lI-pr_Uj96NsOOV4906X4c7FIxp1aV2baT5dgYgMvb3OWsVt-qyGoW-QhT0KC2g7eoURV02a_j8x7VQ5HsqhGN9J9pwubGbK_hUb_DD6wPgu9_QZGAyxRAniqYP9SA0rbWkLFrd_aha42wkMnvIBxtkoE42omAMaHSz3NsaibGXeh_A4YBCuNkwMig/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2012.19.01.jpg" width="640" /></a></div><br /> <!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="376">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Mention"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Smart Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hashtag"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Unresolved Mention"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Smart Link"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Tabel Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“101.1
Swara FM bersama Melodi di segmen sharing serba-serbi cinta. Di sini kita akan
membahas soal cinta dari berbagai pengalaman. Kami membuka sharing ke nomer
08123456789. Ditunggu typingan ceritanya ya Sobat Swara. Lagu pertama yang akan
aku putar adalah Risalah Hati. Check It out, enjoy dan mari menggalau bersama.”</span>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seperti
biasa Doni baru saja pulang kerja di pukul 19.00 WIB. Perjalanan pulang
biasanya dilalui dengan menyetel radio kesayangan 101.1 Swara FM. Diam-diam dia
menyukai warna suara yang dimiliki penyiarnya yaitu Melodi. Pantas namanya
Melodi, karena suaranya indah menusuk ke hati. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aih
kenapa sih gue aneh banget. Masa gue jatuh cinta gara-gara suara empuk penyiar.
Tapi, gimana kadang cinta datang tiba-tiba, bukan?” batin Doni pada dirinya
sendiri. </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“101.1
Swara FM kembali bersama Melodi di sini. Kamu pernah nggak sih mengagumi
seseorang dari jauh. Kamu tau istilah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stalking?</i>
Mencari informasi dia dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orangnya….”</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Nah
loh, kenapa topiknya malah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">relate</i>
dengan keadaan Gue yang mengagumi lo, Melodi. Tidak bisa dibiarkan ini rasa.
Gue harus mengatakannya yang sebenarnya, secepatnya gue akan menemui lo. Pasti
pemilik suara indah seperti Melodi juga memiliki paras yang cantik juga. Aih
makin nggak sabar ketemu langsung. Gue akan segera atur waktu.” Doni langsung
menginjak gas mobilnya agar segera sampai ke rumahnya lalu memikirkan lebih
matang tentang rencananya menemui Melodi. </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
adalah seorang boss perusahaan di bidang keuangan. Doni terkenal professional
dalam bekerja tetapi memiliki sikap yang dingin. Berinteraksi dengannya secara
terbatas, alias jika ada urusan saja. Doni itu termasuk cowok yang mapan. Tapi
sayang, wajahnya pas-pasan standar. Mungkin karena hal inilah dia menarik diri
dari pergaulan. Malu akan fisik yang dimiliki. Hanya itu yang membuat dia
minder. Selebihnya dia seperti pria yang hampir sempurna. </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sabtu Sore</span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya
kesempatan ingin menemui Melodi hadir juga. Setelah menguatkan hati akhirnya
dia memberanikan diri ke kantor Radio Swara FM. Kedatangan Doni berdasarkan
dari hafalan pengetahuannya tentang jadwal Melodi siaran yang dia dengan di
radio mobilnya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
sampai di Radio Swara FM, Doni tidak membuang banyak waktu. Dia segera ke
resepsionis untuk bertanya kapan Melodi selesai dalam siaran di sore hari ini. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Maaf
izin bertanya kapan Melodi selesai siaran, ya?” tanya Doni ke resepsionis.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Sebelumnya,
ini siapa?” tanya balik si resepsionis ke Doni. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
langsung mengambil kartu nama dari sakunya. “Saya adalah salah satu penggemar
dari penyiar Melodi. Saya sangat ingin bertemu dengannya dan bisa berkenalan
baik,” ucap Doni. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Oh,
maaf Pak, tetapi jadwal Melodi hari ini itu tadi pagi karena tukeran dengan
penyiarnya. Penyiar aslinya jatuh sakit, sehingga Melodilah yang menggantikannya.
Besok minggu saja Anda bisa ke sini kembali. Melodi siaran dari pukul 19.00 –
21.00 WIB,” ungkap si resepsionis. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Baiklah,
terima kasih infonya,” Doni memasang senyum terpaksa dan langsung kembali ke
mobilnya. Ada perasaan kecewa yang bergemuruh dalam hatinya tetapi dia belum
akan menyerah untuk menemui pujaan hatinya. Akhirnya dia memutuskan untuk
pulang dan kembali memanfaatkan waktu weekendnya dengan beristirahat di rumah. </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hari Minggu Tiba</span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
tidak mau kesempatan bertemu dengan Melodi gagal lagi. Tapi karena tadi dia
harus mengantar Mamanya terlebih dahulu ke toko bunga, makanya dia telat untuk
menemui Melodi di awal dia siaran. Doni membeli serta sepucuk mawar merah untuk
diberikan sebagai hadiah perkenalan ke Melodi. Dia nggak tahu akan berbicara
apa nanti ke Melodi. Dia udah mempersiapkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">speech</i>,
tapi kelemahannya jika grogi sudah menyergap, semua kata-kata akan ambyar jadi
lupa. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak
terasa Doni tertidur di bangku tamu karena terlalu lama menunggu Melodi. “Mas,
bangun, sudah malam dan mau ditutup.” Seketika Doni membuka matanya karena
mengenali suara yang dia sangat hafal. Seketika dia berteriak, “Melodi.” </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya
ada apa Mas, saya sendiri,” ucap Melodi. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
ternganga kaget. Ekspektasi rupa Melodi yang dia bayangkan runtuh begitu saja.
Akhirnya dia mengklarifikasi ulang apa yang dilihatnya. “Apa benar kamu
Melodi?”</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya,
demi Tuhan saya Melodi. Ada apa ya kok kayaknya saya terlihat aneh?” </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hmm,
saya penggemar kamu. Lebih tepatnya suara kamu,” jawab Doni sekenanya. “Aku
tadinya membawakan mawar merah ini untuk kamu.” </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seketika
wajah Melodi memerah menahan malu namun sedih. “Pasti kamu hanya penggemar
suara saya saja dan wajah saya tidak memenuhi ekspektasi khayalan kamu. Maaf
rasanya saya harus segera pulang. Terima kasih bunganya tapi maaf saya tidak
bisa ambil,” ucap Melodi seraya pergi meninggalkan Doni.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
langsung mengejarnya dan menangkap tangannya. “Izinkan saya antarkan kamu
pulang, sudah malam. Tidak baik perempuan pulang sendirian,” kata Doni. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mel,
malam ini gue pulang sendiri aja ya. Lo urus deh fans lo itu dulu. Bhay,” ucap
Tari dari jauh dan lantas pergi. Tari merupakan sahabat Melodi yang biasa
pulang bareng naik motor. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tar,
aih….” Melodi menunduk lesu. Tidak ada pilihan lain. “Baiklah, untuk kali ini
saja aku pulang bersamamu.”</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kita
makan dulu ya di angkringan nggak jauh dari sini. Saya yang traktir sebagai
permohonan maaf saya.”</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Baiklah,”
jawab Melodi pasrah. </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seseorang
yang menggunakan baju kotak-kotak sembari memakai kaca mata. Kulitnya sawo
matang dan wajahnya rada dipenuhi oleh jerawat. Rambutnya lurus hitam diikat
dengan kuncir kuda. Itulah Melodi. Suaranya saja yang merdu indah, tetapi tidak
dengan penampilannya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di Dalam Mobil</span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melodi
membuka pembicaraan. “Sebenarnya saya udah nggak kaget dengan respon, Mas.
Banyak pria yang juga sering datang ke Radio Swara FM hanya demi melihat saya.
Semua karena suara saya yang merdu dan enak didengar. Tetapi mereka langsung
pulang dengan kecewa karena melihat fisik saya yang nggak sesuai dengan
ekspektasi realita bayangan mereka, seperti yang Mas alami,” ungkap Melodi. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ada
benarnya sih, tapi kenapa kita nggak coba kenalan dulu aja? Eh udah sampai nih
di angkringannya, yuk kita makan malam dulu. Saya lapar,” kata Doni. Dia pun
lantas bergegas membukakan pintu untuk Melodi. Doni begitu menghargainya dan
mencoba melupakan apa yang di pikirannya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mereka
akhirnya memesan makanan. Melodi tidak suka dengan situasi kaku seperti ini.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kamu
lihat deh ke atas, masa bulannya warnanya merah,” ungkap Melodi sambil menunjuk
ke langit. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
memicingkan matanya untuk memperjelas apa yang dilihatnya. “Merah?!”</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ah
kamu terlalu serius, yang merah itu muka kamu kayak kepiting.” </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
tersentak karena Melodi mengetahui malu yang dia sembunyikan. Karena candaan
Melodi, Doni bisa merasakan tersenyum lepas. Hal yang jarang terjadi. Akhirnya
mereka bisa berbincang apa adanya. Di sinilah nyaman itu timbul. Akhirnya Doni
mengantarkan Melodi tepat di depan rumahnya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Besok-besok
kita ketemu lagi, ya! Kamu orangnya seru,” ucap Doni rada keras dengan membuka
kaca mobilnya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Terima
kasih untuk malam hari ini ya, babay,” balas Melodi sambil menggerakan
tangannya menyerupai dadah dengan menampilkan senyum manisnya. Seketika Doni
langsung gugup dan gemetar. Dia susah mengendalikan dirinya. Apakah ini yang
namanya jatuh cinta? Sudah lama Doni tidak merasakan hal seperti ini.</span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doni
akhirnya menjadi lebih ramah sekarang. Dia lebih banyak senyum. Penghuni kantor
atau para pegawainya merasa aneh dengan perubahan bossnya tersebut. Tapi mereka
ikut senang melihat perubahan ke arah lebih baik yang dimiliki oleh Doni. Semua
karena kehadiran Melodi di dalam hidupnya sekarang. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Radio
Swara FM bukan sembarang radio. Melalui radio ini akhirnya Boss Doni yang kaku
menjadi bisa merasakan apa yang dinamakan cinta karena Melodi, Penyiar di radio
tersebut. Mereka akhirnya jadian.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Radioku
sekarang namanya Radio Swara Cinta, ya. Karena suaraku kini aku menemukan cinta
yang aku damba. Cinta yang tidak hanya melihat fisik, tetapi selain mengagumi
suaraku, dia bisa merasakan ketulusan hati yang aku punya,” ucap Melodi kepada
Doni disertai lirikan manis penuh bahagia.*** (<a href="https://www.instagram.com/cindyandikaf/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D" target="_blank">Bogor - Cindy Andika Fiona</a>)<br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></p>
<p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-49889777109155012552023-05-23T08:10:00.002+07:002023-05-23T08:10:16.048+07:00Rahasia Hati - Cerpen Oleh : Renti Sucia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_kZne43PGw9L1BPaIFQd_DeSlIzoZAxPjmHMDyDOdMfzesL7S-ElhVXRSazSqsI3yd6eNOIvh2PBRatlFH_cLZ2pMJP0bCpPKUZ2scET-hW861DdzIX36TCS26aTlIX39_USiHOk0K3m_gp1y6CRK6FM93u_lbexjg7EK8LkvLopRS2CiyY_bRZQ-Rw/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2008.08.01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_kZne43PGw9L1BPaIFQd_DeSlIzoZAxPjmHMDyDOdMfzesL7S-ElhVXRSazSqsI3yd6eNOIvh2PBRatlFH_cLZ2pMJP0bCpPKUZ2scET-hW861DdzIX36TCS26aTlIX39_USiHOk0K3m_gp1y6CRK6FM93u_lbexjg7EK8LkvLopRS2CiyY_bRZQ-Rw/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2008.08.01.jpg" width="640" /></a></div><br /><p><br />Katanya cinta itu buta. Kurasa ungkapan itu benar, karena aku merasakannya sendiri setelah sekian tahun lamanya mencintai orang yang salah. Ya, salah. Dia bukan orang yang seharusnya kucintai. Tapi, dengan segenap rasa aku terus mencintainya tanpa lelah.<br /><br /> Kak Pras .... Batin ini memanggil, ketika kulihat wajah rupawannya tersenyum ke arahku.<br /><br />Dia berjalan sambil membawa dua gaun pengantin di tangannya. Satu berwarna putih polos, sedikit terbuka di bagian dada, tapi terlihat anggun meski tampak sederhana. Satu lagi berwarna krem. Gaun ini terkesan mewah. Banyak mutiara berkilauan. Sangat indah. Mataku berbinar saat melihatnya. Tapi, ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman, yaitu perilaku kedua pramuniaga yang ada di belakang kak Pras.<br /><br />Kulirik mereka yang diam-diam mencuri pandang pada kak Pras setelah sebelumnya menyerahkan kedua gaun tadi. Ck! Aku paling benci kalau ada perempuan yang memandangi kak Pras. Tapi, ya ... wajar, sih. Kak Pras memang tampan dan memikat. Kurasa dua pramuniaga itu memang mengaguminya. Ya sudahlah, kubiarkan saja, sebab tak mau merusak suasana hati kak Pras andai aku membuat keributan di sini.<br /><br />"Gimana, Nay? Menurut kamu, mana yang lebih bagus?" tanya kak Pras dengan wajah yang berseri-seri. Membuat aku kembali fokus menatapnya.<br /><br />Kak Pras mengangkat kedua alisnya, menanti jawabanku. Aku menyentuh gaun kedua, lalu kuraba perlahan. <br /><br />"Ini bagus, Kak. Tapi, yang sederhana lebih cantik menurutku," ucapku kemudian.<br /><br />Kak Pras langsung tersenyum, aku pun ikut tersenyum. Ah ... damai rasanya kala melihat senyum yang merekah itu. Senyum yang selalu membuat jantungku berpacu, dan membuat pipiku merona.<br /><br />"Ya sudah, kamu coba yang ini, ya?" suruhnya sembari menyodorkan gaun yang kumaksud.<br /><br />Aku malu-malu menerimanya. Tapi, kuraih juga dan kubawa ke kamar pas untuk dicoba. Bayangan wajah Kak Pras tidak henti mengitari pikiranku. Aku begitu mencintainya, dari dulu hingga sekarang. Perasaan ini kian membesar dan sangat sulit untuk dikendalikan.<br /><br />Hingga kini, masih kuingat masa itu, hari ketika kak Pras menggenggam tangan ini dan menarikku untuk berlari. Kejadian sembilan tahun lalu, waktu ketika aku telah jatuh hati padanya. Saat itu aku masih remaja, usiaku baru lima belas tahun, masih berseragam putih biru kelas tiga. Mungkin, itu adalah masa pubertasku, pertama kali merasakan debaran yang setiap harinya membara ketika melihat kak Pras.<br /><br />"Pergi! Husssh!" teriakku mengusir seekor anjing geladak besar berwarna cokelat sedang menggonggong padaku. <br /><br />Mata hewan itu menyorot tajam seakan ingin menerkam. Aku panik dan gemetar ketakutan. Meski begitu, aku tetap berusaha mengusirnya dan mengibas-ngibaskan ranting panjang ke arah anjing itu sambil terisak. Tapi, di tengah ketakutanku, tiba-tiba kak Pras datang dan memukul anjing besar itu dengan sebuah batu.<br /><br />Mataku mengerjap kaget. Tubuhku masih gemetar ketika kulihat hewan itu tersungkur sesaat. Belum juga napas kuatur, kak Pras menarikku, menggenggam erat tangan.<br /><br />"Ayo, Nay! Pergi!" serunya seraya melirik anjing yang masih terlihat mengaung kesakitan.<br /><br />Kami berlari bersama. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan anjing itu, tapi hewan liar tersebut tidak mengejar. Kulihat tangan kak Pras begitu erat menggenggam tanganku. Seragam putih abu-abunya tampak terapung naik turun. Napasnya terdengar biasa saja, padahal aku sendiri sudah kepayahan merasa agak sesak. Entah mengapa, ada desir halus mulai memburu hati? Membuat jantung yang sudah terpacu bertambah kencang saja.<br /><br />"Kak! Stop! Aku capek!" teriakku.<br /><br />Kak Pras pun berhenti. Tangannya belum juga ia lepas, membuat aku sedikit ... ah, aku tidak tahu perasaan macam apa, ini? Dag dig dug tidak karuan. Kak Pras malah tertawa <br />melihatku ngos-ngosan, lalu melepaskan genggamannya. Aku berjongkok sambil masih mengatur napas.<br /><br />"Kamu, ini. Makanya, jangan keluyuran habis pulang sekolah!" ujar kak Pras.<br /><br />Semua masih terekam jelas di pikiranku. Hanya sebuah hal kecil, tapi hal itu membuat hatiku bergetar. Waktu itu, aku tidak tahu bahwa yang kurasakan adalah sebuah perasaan suka, dan setelah aku beranjak lebih dewasa, ketika aku berusia delapan belas. Aku tahu, aku sadar. Ternyata selama itu aku telah menyimpan rasa cinta terhadapnya.<br /><br />Kini aku menatap cermin melihat pantulan diri sendiri, menggunakkan gaun pengantin yang dipinta kak Pras untuk dicoba. Aku tertegun. Sejenak aku mencoba menenangkan diri, menghela napas berat dan keluar dari kamar pas. Kulihat kak Pras tersenyum melihatku memakainya.<br /><br />"Nay, ukurannya pas. Bentar, kakak foto dulu, mau kakak kirim fotonya," ucapnya seraya memotretku dengan ponsel.<br /><br />Aku terpaksa tersenyum ketika blitz kamera menyala. Tak lama, kak Pras mengirimkan foto tersebut pada seseorang, lalu terdengar notifikasi pada ponsel kak Pras. Ia mengulum senyum waktu melihat layar ponsel, dan kak Pras menoleh padaku.<br /><br />"Nay, katanya dia setuju pilih gaun ini. Modelnya dia suka. Soal ukuran, pasti akan muat. Kan, gak beda jauh dari tubuh kamu, Nay. Oh, iya, Mega juga berterima kasih sama kamu, karena sudah membantunya memilihkan gaun pengantin. Kamu ini memang adik kesayanganku yang baik, kakak juga sangat berterima kasih," terangnya dengan wajah ceria.<br /><br />Benar, sesaat aku lupa bahwa kak Pras adalah kakakku. Meskipun sebenarnya dia bukanlah kakak sedarah daging. Tapi, harusnya aku menghargai itu. Kak Pras selalu baik padaku, tanpa tahu kalau selama sembilan tahun ke belakang, aku telah menyukainya. Sehingga aku yang hampir sepuluh tahun ini selalu menolak ungkapan cinta dari laki-laki mana pun dan memilih melajang. <br /><br />Meski getaran cinta begitu kuat di hati, aku tetap tidak bisa mengatakan dengan jujur pada kak Pras. Untungnya di setiap egoku mulai menghasut, akalku menyadarkan. Dan aku berpikir tidak mungkin berkata, "Aku mencintai Kakak selama ini."<br /><br />Tidak! Tidak di saat ia akan memulai hidup baru bersama Mega, calon istrinya. Aku memang sempat menyesali diri ketika selama ini memendam perasaanku. Mengapa tidak kukatakan sejak dulu, sejak kak Pras masih sendiri? Tapi, lagi-lagi nurani berbicara ketika akal sehat kembali menyadarkan khayalanku.<br /><br />Aku tidak bisa memilikinya! Kak Pras adalah kakakku. Meski kami tidak dilahirkan dari rahim yang sama, aku merasa tidak pantas mengungkap rasa suka ini padanya, ketika bagaimana kuingat bunda memperlakukanku seperti putrinya sendiri. Aku sadar diri, tidak mungkin aku membuat bunda kecewa sebab keegoisan ini.<br /><br />Ya, akhirnya perasaan ini tersimpan sendiri hingga kini. Aku bahkan masih ingat ketika satu bulan lalu tiba-tiba kak Pras membawa perempuan bernama Mega ke rumah dan berkata bahwa Kak Pras ingin menikahinya. Apa yang kulakukan saat itu? Aku tersenyum palsu di hadapan mereka dengan hati yang tersayat, terluka sangat dalam. Tapi, aku berusaha merelakan, bahkan membantu mempersiapkan keperluan pernikahan kak Pras dan Mega.<br /><br />Semua sangat sulit dan berat kurasa, seberat gaun yang kupakai sekarang. Ingin rasanya kumenangis, tapi kutahan. Bagaimanapun, tanpa sadar, kak Pras telah menyakiti hati ini dengan menyuruhku mencoba gaun yang akan dipakai oleh calon istrinya tiga minggu lagi. Tapi, ya sudahlah, ini juga karena aku berjanji untuk membantu kakakku. <br /><br />Sampai detik ini pun aku belum bisa menghilangkan perasaan di hati, meski tahu kalau kak Pras akan segera menikah dengan perempuan pilihannya. Biarlah kuukir nama kak Pras dengan indah di hati ini, tanpa ada yang tahu selain diriku. Aku turut bahagia melihat kak Pras akan bersanding dengan Mega yang amat dicintainya. Setidaknya, aku akan selalu melihat ia tersenyum bahagia setiap hari. (Sukabumi -<a href="https://www.instagram.com/suciarenti/" target="_blank"> Renti Sucia</a>)<br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-45243717631240420422023-05-23T07:46:00.000+07:002023-05-23T07:46:00.104+07:00Siapa? - Cerpen Oleh : Caca<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcUdT6UeMwcoUJg2dnG483dDkxL5cR1EbEOPCDIc-ehw8QhNsVcHLxZCoEwGyoCGnzrjMEAyMUEXtwXkZAXOrijycSdjzGqn-VTWuiLaHcKcp1ICIU3a69ltOZXW4-3H34g1SAcrgK9jlKtn6QbFzKet1Z6_qQJysmWzRVvhFksiyAwBSaRUqEZMderw/s1280/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2007.43.47.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcUdT6UeMwcoUJg2dnG483dDkxL5cR1EbEOPCDIc-ehw8QhNsVcHLxZCoEwGyoCGnzrjMEAyMUEXtwXkZAXOrijycSdjzGqn-VTWuiLaHcKcp1ICIU3a69ltOZXW4-3H34g1SAcrgK9jlKtn6QbFzKet1Z6_qQJysmWzRVvhFksiyAwBSaRUqEZMderw/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2007.43.47.jpg" width="640" /></a></div><br /> <p></p><p>Hai namaku Caca, beberapa hari ini aku selalu dikejutkan oleh surat yang tiba tiba ada di loker sekolahku. Sampai sekarangpun aku tidak tau siapa yang menyimpannya dan itu membuatku frustasi karena saking aku penasaran dengan orang itu. Seperti biasa ketika aku buka loker ada satu surat dan aku membacanya, "jangan coba cari tau siapa gue, lo gausah khawatir gue bukan orang jahat".<br />"Jadi selama ini dia tau kalo aku berusaha mencarinya?" Ucapku dalam hati.<br />Dengan perasaan kesal aku berjalan menuju kelas lalu tidak sengaja menubruk kakak kelas yang sedang berdiri di depan kelasku. Aku sedikit gugup karena aku sedikit menyukainya.<br />"Eh lo gapapa?" Tanyanya khawatir.<br />"Hah? Oh gapapa" jawabku gugup.<br />"Buat lo"<br />Kakak kelas itu mengasongkan roti dan susu kotak kepadaku lalu melengos pergi sambil tersenyum. Aku mengerjapkan mata beberapa kali karena bingung lalu menatap roti dan susu yang sudah ada di tanganku dan aku tersenyum.<br />"Ngapain senyum senyum gitu?" <br />Tiba tiba Arya yaitu mantanku yang paling menyebalkan muncul di hadapanku, wajahku langsung kesal.<br />"Bukan urusan kamu!"<br />Aku pergi masuk kedalam kelas dan dia mengikutiku kebetulan kita satu kelas.<br />Selama pelajaran, aku sama sekali tidak fokus pikiranku dipenuhi dengan siapa orang yang mengirimiku surat setiap hari ditambah kenapa kakak kelas tiba tiba ngasih roti dan susu. <br />Bel pulang sekolah berbunyi, aku berjalan menuju gerbang namun aku teringat jika aku menyimpan jaket di loker dan aku harus mengambilnya karena belum dicuci. Aku langsung kembali masuk ke sekolah menuju tempat loker. Setelah di tempat loker aku kaget karena ada seseorang yang memakai hoodie sedang membuka lokerku. Wajahnya tidak kelihatan karena membelakangiku.<br />"Hei! Kamu siapa?" Aku berteriak memanggilnya.<br />Orang itu langsung pergi kabur dan ketika aku ingin mengejarnya aku terhenti karena surat yang tidak sempat dimasukkan orang misterius itu jatuh. Aku sempat melihat sekilas sepatu orang itu pakai dia memakai sepatu putih dengan tali merah aneh sekali menurutku. Aku langsung membaca surat itu "oh ternyata lo suka susu sama roti, lain kali gue beliin satu truk buat lo" <br />Aku terdiam lalu aku tersenyum senang.<br />"Selama ini orang yang diam diam ngirim surat ternyata kakak kelas? Ah pantesan aja tadi tiba tiba ngasih susu dan roti"<br />Keesokan harinya, aku berjalan menuju kelasku dan lagi lagi kakak kelas memberiku roti dan susu aku semakin senang karena dia mulai memperhatikanku. Aku masuk kedalam kelas lalu berhenti karena melihat semua teman sekelasku sedang memakan roti dan susu yang sama persis sepertiku.<br />"Ih baik banget kakak kelas itu, katanya dia sama temen temennya patungan beli ini lalu dibagiin ke satu sekolahan ini"<br />Aku semakin diam mendengar salah satu temanku berkata seperti itu, jadi bukan aku aja yang dikasih tapi mereka juga bahkan satu sekolahan. Arya muncul di belakangku.<br />"Awas ngalangin jalan" ucapnya datar sambil berjalan melewatiku.<br />Aku menatap kesal Arya namun detik berikutnya aku melotot terkejut hingga susu dan roti yang aku pegang jatuh.<br />"Jadi ternyata dia?"<br />"Arya orangnya?"<br />Aku menatap kearah sepatu Arya yang berwarna putih dengan tali merah. (Cianjur - <a href="https://www.instagram.com/paassya/" target="_blank">Caca</a> )<br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-19782001940926906412023-05-23T07:37:00.003+07:002023-05-23T07:37:17.062+07:00Iri - Cerepen Oleh : Toto M Rianto<p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg92o4NNcwnvEv5MjjsfdCSHtHd1qRcq2awg9-IyVmxbUUgtyV6wUXDLGBL1ML6rFF_Tg0-3_LInBNtY2c4Aav0u7uyHh0YDaWzIThxN0gmdaoIko1iFNdcBTdpHW3D9WCdc1a7NrlPpGe0M4J0eijrO2mbdmz2ezGf1OxWbj8qrF9NJSQFXGATMYt3Kg/s1024/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2007.36.23.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="567" data-original-width="1024" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg92o4NNcwnvEv5MjjsfdCSHtHd1qRcq2awg9-IyVmxbUUgtyV6wUXDLGBL1ML6rFF_Tg0-3_LInBNtY2c4Aav0u7uyHh0YDaWzIThxN0gmdaoIko1iFNdcBTdpHW3D9WCdc1a7NrlPpGe0M4J0eijrO2mbdmz2ezGf1OxWbj8qrF9NJSQFXGATMYt3Kg/w640-h354/WhatsApp%20Image%202023-05-23%20at%2007.36.23.jpeg" width="640" /></a></div><br /> Di samping ada kesulitan, ada kemudahan, kata Kitab Suci. Dan pada kenyataannya, setiap ada kemudahan, ada pula hambatannya. Paling tidak, hal itulah yang sekarang sedang dialami oleh Jusit. <br /> Sudah tiga tahun istrinya meninggal, tapi Jusit belum menikah lagi, karena ia makin tekun mendalami hobinya di dunia tulis menulis dan kini karya tulisnya—baik cerpen maupun novel—tidak ada lagi yang ditolak oleh media cetak maupun penerbit. Dari sinilah rejeki itu mengalir ke pundi-pundinya, dari sini pula ia dapat hidup lebih makmur dari para tetangganya di Perumahan Sangat Sederhana Janji Permai. Tapi Jusit tak pernah menceritakan hobi menulisnya pada para tetangganya, kecuali pada Pak RT yang memang paling enak untuk diajak ngobrol. Perumahan itu masih baru, masih banyak rumah yang kosong, belum terjual. Dan rumah Jusit menjadi rumah yang paling mentereng karena sudah direnovasi Hal inilah yang membuat iri para tetangganya. <br /> Seperti saat ini. Pulang kerja Jusit menggunakan Avanza yang baru dibelinya. Melihat hal ini Wasimo—tetangga persis depan rumah Jusit—sejenak melongo, lalu geleng-geleng kepala, wajahnya tampak kesal. Hem, makin kaya aja itu duda, batinnya. Sesaat Wasimo terdiam, lalu kembali membatin: ini orang pasti miara tuyul. Masak kerja dipercetakan bisa sekaya itu? Aku aja yang Kepala Bagian Keuangan di kantor kerjaku belum bisa merenovasi rumah, apalagi beli mobil...<br /> Beberapa saat kemudian Wasimo mengangguk-angguk, sebuah gagasan busuk melintas di benaknya. <br />*<br /> Malam Minggu. Wasimo bertandang ke rumah Kamir, tetangga satu RT dengannya. Di sana sudah ada Bajul, Farhat dan Paijo. Mereka berempat bermain kartu. <br /> “Selamat malam, Bapak-Bapak…,” sapa Wasimo.<br /> “Malam…,” sahut bapak-bapak itu serempak.<br /> Wasimo menarik kursi, lalu duduk di antara para tetangganya yang tengah bermain kartu itu. <br /> “Tumben Pak Wasimo mau malam mingguan…,” kata Farhat sambil membanting balak 6. <br /> Wasimo cuma mesem-mesem. <br /> “Eh Pak Wasimo, tetangga depan rumah sampeyan makin hebat, ya?” Kamir melirik ke arah Wasimo. <br /> “Hebat apa?” Wasimo berlagak tidak tahu. <br /> “Lha itu, sekarang punya mobil,” ucap Kamir. <br /> “Oh… itu. Ya ya, dia memang hebat.” Wasimo berlagak memuji. <br /> “Apa? Pak Jusit punya mobil?” kening Farhat berkerut. <br /> “Iya. Avanza ,” ujar Wasimo. <br /> “Hem, kerja di mana sih Pak Jusit itu, sampai bisa beli mobil segala?” Farhat meletakkan kartu yang dipegangnya di atas meja, lalu menatap Wasimo. <br /> “Cuma kuli percetakan,” sela Kamir sambil meletakkan pula kartu di tangannya. <br /> “Wah, kalau gitu pasti dia cari duitnya dengan cara yang nggak bener,” komentar Farhat.<br /> Ada peluang, Wasimo pun ingat pada rencana busuknya. <br /> “Ya jelas itu,” sahutnya cepat. “Kalau pakai cara yang benar, mana ada kuli percetakan bisa beli mobil.” <br /> “Apa maksud Pak Wasimo?” Bajul ikut meletakkan kartu. “Pak Jusit miara tuyul?”<br /> “Apa?? Miara tuyul?!” Paijo juga meletakkan kartunya. Praktis mereka sudah tidak bermain kartu.<br /> “Bukan tuyul Pak, tapi babi ngepet!” tandas Wasimo. <br /> “Babi ngepet itu apa sih, Pak?” Paijo tak mengerti. <br /> “Babi jadi-jadian, kerjanya juga suka mencuri uang,” terang Wasimo.<br /> “Lalu cara kerjanya bagaimana, Pak?” kening Paijo berkerut. “Babi kan besar, nggak kecil seperti tuyul?” <br /> “Kalau yang namanya binatang jadi-jadian, bisa juga mengkerut kecil, Pak,” mimik Wasimo serius. “Bahkan, cara kerja babi ngepet itu lebih canggih. Hanya dengan menggosokkan badannya di pagar rumah kita, uang yang ada di rumah kita bisa berkurang.” <br /> “Ah yang bener, Pak Wasimo,” Farhat setengah tidak percaya. “Apa sampeyan pernah melihatnya?”<br /> “Kalau saya nggak lihat, mana berani saya ngomong begini?” ucap Wasimo sungguh-sungguh. <br /> “Kalau begitu, kurang ajar betul Pak Jusit itu,” tukas Kamir. “Pantas sebulan yang lalu, sisa uang gajian yang simpan di lemari hilang duaratus ribu. Waktu itu saya mengira salah hitung. Sekarang saya yakin, pasti uang itu diambil oleh babi ngepetnya Pak Jusit!” <br /> “Dua minggu yang lalu, saya juga kehilangan uang yang ada di dompet,” tambah Bajul. “Memang cuma limapuluh ribu. Tapi kalau nggak ada yang mencuri, tahu-tahu hilang, ya bener juga kalau diambil oleh babi ngepet itu.” <br /> “Kalau gitu ayo kita serbu rumah Pak Jusit!” Kamir geram. “Duda tanpa anak itu rupanya diam-diam bajingan!” <br /> “Ah, jangan buru-buru, Pak…,” Farhat menenangkan suasana. “Lebih baik, malam ini kita nongkrong di rumah Pak Wasimo, kita tunggu hingga dini hari. Kalau kita sudah sama-sama melihat babi ngepet keluar dari rumah Pak Jusit, baru kita laporkan masalah ini ke Pak RT.”<br /> “Ya ya, itu cara yang terbaik,” ujar Paijo. <br /> Maka kelima orang itu pindah tempat nongkrong, ke rumah Wasimo. Pas mereka sampai di teras depan rumah Wasimo, turun hujan yang cukup lebat, disertai padamnya listrik. Maka keseraman mencekam Perumahan Janji Permai. <br /> Wasimo masuk ke dalam rumah, mengambil lilin, tikar dan makanan ringan. Lalu mereka duduk santai di teras depan rumah Wasimo sambil ngobrol dengan suara lirih, sementara mata mereka terus memandangi rumah Jusit yang tirai jendelanya sudah ditutup. Saat ini memang sudah jam 10. <br /> Satu jam berlalu, belum ada kejanggalan dari rumah Jusit. Kamir, Bajul, Farhat dan Paijo mulai merasa jenuh. Dan untuk membunuh rasa jenuh keempat orang itu kembali bermain kartu, sedang Wasimo kembali hanya jadi penonton. Dan beberapa saat kemudian hujan reda, tapi aliran listrik masih padam. <br /> Satu jam lagi berlalu, tapi tetap tak ada kejanggalan dari rumah Jusit. Wasimo mulai memutar otak, mencari jalan untuk rencana busuknya. Dan tiba-tiba melintas seekor anjing herder di jalan depan rumahnya. Wasimo pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. <br /> “Ssstt… lihat, lihat…itu babi ngepet keluar dari rumah Pak Jusit!” bisik Wasimo.<br /> Spontan permainan kartu berhenti; Kamir, Bajul, Farhat dan Paijo serentak memandang ke rumah Jusit. <br /> “Mana, mana…?” tanya mereka serempak. <br /> “Sudah lari ke Utara…,” kata Wasimo. <br /> Sontak kelima orang itu bangkit dari duduk, lalu menghambur ke jalan di depan rumah Wasimo. Tapi anjing itu sudah tak tampak, lenyap ditelan gelapnya malam. Karena penasaran, kelima orang itu serempak lari ke arah Utara. Tapi anjing itu tetap tak tampak. Di depan mereka terhampar semak belukar. <br /> “Pak Jusit memang asu buntung,” rutuk Wasimo. <br /> “Ya, benar-benar asu buntung,” tambah Bajul.<br /> “Kompleks perumahan kita sudah tidak aman lagi,” ucap Paijo.<br /> “Bagaimana kalau kita serbu saja rumah Pak Jusit?” usul Kamir.<br /> “Setuju…!!” seru Wasimo, Bajul, dan Paijo bersamaan. <br /> “Jangan, jangan,” cegah Farhat. “Kita jangan main hakim sendiri. Lebih baik, besok siang, kita laporkan hal ini pada Pak RT.” <br /> “Ya, rasanya itu cara yang terbaik,” imbuh Paijo. <br /> Wasimo, Kamir dan Bajul tak berkomentar. <br />*<br /> Minggu siang. Wasimo, Kamir, Bajul, Farhat dan Paijo bertandang ke rumah Pak RT. Dan setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya Farhat bicara mewakili keempat tetangganya itu. <br /> “Begini, Pak RT…,” suara Farhat sedikit kikuk. “Tetangga kita, Pak Jusit baru beli mobil. Ini janggal, Pak RT. Lha kerja Pak Jusit kuli percetakan, kok bisa beli mobil?” <br /> Merasa ada jalan, keberanian Wasimo muncul. “Iya, Pak RT. Biar dia duda tanpa anak, sebagai tetangga yang rumahnya berhadap-hadapan dengan saya, saya tahu persis kalau Pak Jusit itu nggak bisa ngobyek, selain bekerja di percetakan.”<br /> Lalu Kamir dan Bajul mengatakan: bahwa mereka berdua pernah kehilangan uang dengan cara yang aneh. Dan menambahkan: bahwa Jusit punya babi ngepet. <br /> Mendengar laporan ini, Pak RT tersenyum simpul. “Saya nggak tahu, dari mana Bapak-Bapak mendapat berita negatif ini ,” katanya kalem. “Asal Bapak-Bapak tahu saja, sesungguhnya Pak Jusit itu orang yang hebat! Dia memang kuli di percetakan, tapi rupanya dia punya bakat menulis. Bapak-Bapak harap tahu, Pak Jusit telah berhasil menerbitkan 3 buah novel karyanya dan ketiga novel itu laku keras di pasaran. Jadi Pak Jusit bisa kaya, jelas dari honor karya-karya tulisnya. Dan kalau sekarang beli mobil, pasti dari hasil royalti novel karyanya.” <br /> Pak RT bangkit dari duduk, masuk ke dalam rumah, lalu kembali lagi dengan membawa tiga buah buku. <br /> “Ini, novel karya Pak Jusit,” Pak RT memperlihatkan tiga novel karya Jusit pada kelima warganya itu. Menyaksikan hal itu, Wasimo, Kamir, Bajul, Farhat dan Paijo tak mampu berkomentar, mereka hanya melongo. <br /> Jam dinding berdentang dua kali, Pak RT sedikit menggeragap, seperti ingat akan sesuatu. Lalu ia mengambil remote control dan menghidupkan TV yang ada di atas bufet ruang tamu rumahnya. Kemudian dengan remote control pula Pak RT mencari stasiun TV yang menyiarkan Acara Dialog dengan Tokoh. Dalam dalam acara itu, tampak Jusit sedang diwawancarai oleh Pembawa Acaranya, mengenai tiga novel karyanya yang best seller. Dan menyaksikan hal ini, Wasimo, Kamir, Bajul, Farhat dan Paijo semakin tak bisa berkomentar. Mereka semakin melongo. <br />*<br />(Malang - <a href="https://www.instagram.com/totomrianto/" target="_blank">Toto M . Rianto</a>)<p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-2546501694836238272023-05-23T07:24:00.003+07:002023-05-23T07:24:46.887+07:00Cerita Kita Tidak Untuk Dibagikan – Cerpen Oleh : Meliana Wanda<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMGgZrAlzWIVc2uoHsXKAg2FCMYR_1evCPEaqU7V4Y-EqxBq0FAi4U6KnQ0RyL5tEBLynckUuYt3enqSbMFs-cRLqEweVw8oRE2nT8q1PBw80TZw3oOMjp7S4qOQcpJ_842ZS7_jKUU1q2ke81Mn-5n8IXfXsnOUArbBQTgJjNpudFi691t8Y6w-4Kw/s1024/Serit%201.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="523" data-original-width="1024" height="326" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMGgZrAlzWIVc2uoHsXKAg2FCMYR_1evCPEaqU7V4Y-EqxBq0FAi4U6KnQ0RyL5tEBLynckUuYt3enqSbMFs-cRLqEweVw8oRE2nT8q1PBw80TZw3oOMjp7S4qOQcpJ_842ZS7_jKUU1q2ke81Mn-5n8IXfXsnOUArbBQTgJjNpudFi691t8Y6w-4Kw/w640-h326/Serit%201.jpeg" width="640" /></a></div><br /><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="376">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Mention"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Smart Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hashtag"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Unresolved Mention"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Smart Link"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Tabel Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Pertemuan ini diawali
oleh harapan tentang hidup bersama. Gadis yang dulu membenci hari-hari harus
bertahan untuk tidak menyendiri. Sampai suatu saat pertemuan itu terjadi.</span></strong><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">…</span></strong><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Siang itu, aku mencari sepasang
sepatu. Lama sekali mengitari halaman, hingga aku melihat seorang laki-laki
membawa sepatuku. Dia keras hati dan mengatakan bahwa sepatu yang ia ambil
adalah miliknya. Padahal sudah jelas aku sedang mencari pasangannya. Ia meminta
maaf padaku, namun saat aku melihat seorang wanita dibelakang punggungnya, aku
mengerti. Dia tengah memperjuangkan hatinya.</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">…</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Aku berjalan menuju
sebuah kafe, memesan <em>caramel latte</em> dan duduk di ujung dekat
jendela. Aku melamun sambil menyeruput minuman. Pikiranku kembali pada sepasang
kekasih yang baru saja kutemui hari ini. Pasangan yang tengah ku pikirkan
mendadak melintas di depanku. Mataku menatap seorang laki-laki dan wanita yang
berdebat di jalan. Aku melihat jelas keromantisan mereka mulai memudar. Saling
meninggalkan satu sama lain, tidak berucap dan tidak diiringi penjelasan.
Lelaki itu membeku, menatap kekosongan di depannya. Bahkan dirinya juga tidak
diberi kesempatan, tak berbicara untuk menahan.</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">…</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Malam itu, aku berdiri
di trotoar dan menyusuri jalan. Aku menengadahkan tangan, merasakan bagaimana
dinginnya air hujan. Langkahku terhenti di depan kafe. Lantas membuka pintu dan
memesan <em>caramel latte</em>. Aku membalikkan badan, melihat lelaki yang
duduk di ujung dekat jendela. Kafe ini sangat luas, tapi mengapa ia duduk di
spot favorit ku. Aku menghela napas, memutuskan untuk duduk di luar. Tak lama,
laki-laki itu keluar melewatiku begitu saja. Sejujurnya aku sangat kesal dan
memutuskan untuk pulang. “Gadis!” teriak barista. Aku menoleh dan mengernyit.
Barista itu melambaikan tangan. Aku masuk ke dalam mencari tau. Barista itu
hanya memberikan sepucuk kertas bertuliskan, “Maaf aku telah mengambil tempat
dudukmu.” Aku memasukkan kertas itu ke saku celana dan bergegas pergi.</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Esoknya, aku kembali ke
kafe. Aku tidak bermaksud untuk membuatnya merasa bersalah. Hanya saja
sikapku sangat keterlaluan. Aku berniat mencarinya, namun Barista tidak melihat
seharian. Aku menunggu sedikit lama, hingga supir datang dan aku harus pulang.</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Sejak hari itu, tidak
ada yang menarik lagi disekitarku. Aku masih sama seperti dulu. Masihkah ada
kesempatan bertemu? Berjalan di sepanjang trotoar membuatku tersadar bahwa
tidak ada perjalanan yang selesai jika tidak diberhentikan. Menghela napas
sambil menyingkirkan rambut di sekitar wajah. Seorang lelaki tiba-tiba muncul
melewati persimpangan. Ia menatapku seakan ingin berkenalan. Aku tersenyum dan
menghampiri. Bibirku mengucapkan kata maaf, tapi ia mengangguk dan memahami
maksud hatiku. Ia mengulurkan tangan, aku menjabatnya perlahan. Sungguh, aku melunak
di hadapannya.</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Sejak hari itu, aku
menjadi yang paling berarti dalam hidupnya. Aku bersyukur kesalahpahaman itu
berkembang menjadi awal kebahagiaan.</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">…</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: black; mso-color-alt: windowtext;">Aku memang tidak
berdialog, tetapi mengemukakan perasaan melalui hati. Meresapi semua kata dari
lelakiku adalah intuisi yang harus aku kuasai. Aku juga tidak bertutur kata,
namun mata sudah memaknai seluruh kata. Dengan sang kekasih, aku tidak bisa
membagikan cerita ini pada orang lain. Bagiku, perasaan ini hanya milik berdua
yang dibagikan melalui hati. (Surabaya - <a href="https://www.instagram.com/melianawnd/" target="_blank">@melianawnd</a>)</span><span lang="EN-US"></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></p>
<p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-230286865533951062023-05-04T09:28:00.001+07:002023-05-04T09:28:08.534+07:00Ilusi Tak BertepiPenulis: Fany Oktavia Effendi<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKdplnQ57fXSCWyWVvMaYOhfRQd8tPyPxYRytHmCWtS7RZ4DPmVUmlBGcJ2T_141iSl1588fN9QJ0cXj0AAmlHrSFmdMWX0PpXxzS_Uv33ABW-IA_ZRJVznOVNy-IoFhIKTSIS0mAHSIGJegjIiZNatKxqg_5toRjjzm-mVxuRNgbVXMzMvdi5wGoPPA/s1080/Screenshot_2023-05-04-09-23-33-60_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKdplnQ57fXSCWyWVvMaYOhfRQd8tPyPxYRytHmCWtS7RZ4DPmVUmlBGcJ2T_141iSl1588fN9QJ0cXj0AAmlHrSFmdMWX0PpXxzS_Uv33ABW-IA_ZRJVznOVNy-IoFhIKTSIS0mAHSIGJegjIiZNatKxqg_5toRjjzm-mVxuRNgbVXMzMvdi5wGoPPA/s320/Screenshot_2023-05-04-09-23-33-60_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817.jpg" /></a><br />Tema : Dikara Untuk Senja<br /><br /><br />Jika sudah selesai maka mulailah<br /><br />Jika belum sampai maka ulanglah<br /><br />Jika jatuh maka bangkitlah<br /><br />Mimpi untuk derai yang tak berujung<br /><br />Lepas derai dengan ganti hati yang usai<br /><br /><br /><br />Kekasih yang melihat lewat celah awan<br /><br />Tuhan mengizinkan dia berpesan<br /><br />Meskipun hanya beberapa jam<br /><br />Tapi rasa hati seperti ditikam <br /><br />Ingatan semakin tajam untuk menyembuhkan<br /><br /><br /><br />Jurang pemisah antara hati dan Atma<br /><br />Jauh melintang dipotong sesak yang mendera tiba-tiba<br /><br />Padamkan saja kilatan yang menjaga jiwa<br /><br />Tentang kekasih yang menjadi penjaga awan<br /><br />Tentang jiwa yang kini memesan kamar untuknya di masa tentram<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Surabaya, 03 Mei 2023<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-67929497730384549712023-03-27T21:00:00.001+07:002023-03-27T21:00:13.163+07:00CERPEN : SECRET ADMIRER : Oleh: Levanna Ayu<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiExCWoLEwWTqIfre1juS8CN5CwOG7fKKNrCGoiV5nH4WYvuN4LzOgL_6jg5sGl3moX5UB3osyOpKs-zKTptoLWsBluTuxu5u1H7g7DlmSr3M9ZhAyyWm0cG8jM21JSIOKDsDV6wORIP_GfIZhDPUSBbP58tJdfih-CjlUd3xQOoEVpLtDNHfA-arc3Qg/s4000/20221218_150602.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiExCWoLEwWTqIfre1juS8CN5CwOG7fKKNrCGoiV5nH4WYvuN4LzOgL_6jg5sGl3moX5UB3osyOpKs-zKTptoLWsBluTuxu5u1H7g7DlmSr3M9ZhAyyWm0cG8jM21JSIOKDsDV6wORIP_GfIZhDPUSBbP58tJdfih-CjlUd3xQOoEVpLtDNHfA-arc3Qg/w640-h360/20221218_150602.jpg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Anna menatap layar
ponselnya dengan cemas. Tidak ada email balasan dari produser film yang ia
kirimkan naskahnya dua minggu yang lalu. Anna sangat ingin bekerja di industri
film, tetapi selama tiga bulan terakhir, dia hanya menerima penolakan dan
kekecewaan. Dia merasa seperti ia sudah mencoba segalanya, tetapi takdir
berkata lain. Anna merenung sejenak, ia merasa butuh curhat pada seseorang. Anna
langsung mengingat seseorang yang mungkin bisa mendengarkan keluhannya. Samudra,
Dia adalah senior Anna saat masih kuliah dan Anna mengaguminya sejak pandangan
pertama tujuh tahun lalu. Meskipun mereka pernah bekerja sama dalam sebuah
proyek film, Anna tidak pernah berani untuk menunjukkan perasaannya pada
Samudra. Tapi, Anna tidak bisa menahan rasa penasaran dan ingin tahu apa kabar
Samudra setelah 4 tahun tidak bertemu, meskipun mereka pernah saling berbalas
cerita Instagram.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Anna membuka aplikasi
chatting dan menulis pesan untuk Samudra. "Hai, Sam. Apa kabar?"
Setelah beberapa menit, Samudra membalas pesan Anna dan mereka mulai
berbincang-bincang. Anna memberitahu Samudra tentang masalah hidupnya dan
Samudra dengan sangat baik merespons dan memberikan saran yang membantu Anna.
Anna merasa nyaman berbicara dengan Samudra dan ingin mengenal lebih dekat.
Namun Samudra sepertinya tidak begitu tertarik dengan Anna. Anna sungguh tidak
bisa menghapus rasa mencintai dalam diamnya pada Samudra. Selama ini dirinya
selalu berharap bahwa Samudra adalah jodohnya kelak. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Pada hari Valentine,
Anna memutuskan untuk mengirimkan coklat dan surat cinta kepada Samudra. Dia
menandatanganinya sebagai "Secret Admirer" karena dia takut untuk
mengungkapkan perasaannya secara langsung. Anna merasa senang ketika melihat
Instastory Samudra memberikan respons positif atas kiriman tersebut, tetapi
Samudra sama sekali tidak menyadari bahwa yang mengirimkan itu adalah Anna.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Anna merasa seperti ada
sesuatu yang terjadi antara mereka dan memutuskan untuk mengambil risiko untuk
mengungkapkan perasaannya kepada Samudra. Dia memberanikan diri mengajak
Samudra nonton konser, meskipun membuat jantungnya hamper copot saat Samudra
menerima tawaran itu. Bukannya membuat masalah semakin berkurang, Anna justru
pusing memilih pakaian yang tepat agar ia bisa menarik dimata Samudra pada
kencan pertama. Anna mempersiapkan diri selama seminggu sebelum first date
bersama Samudra. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Seminggu kemudian, Anna
tak menyangka bahwa kencan pertama mereka begitu begitu indah dan menyenangkan.
Anna sangat bahagia dan semakin mencintai Samudra. Perlakuan Sam kepad Anna
begitu membuatnya salah tingkah dan tak bisa berhenti bersyukur. Anna
benar-benar ingin menghentikan waktu saat itu juga untuk menikmati keindahan
ciptaan tuhan yang ad di depan matanya. Jantungnya tak berhenti berdetak kencang.
Hatinya menggelitik ingin memeluk Samudra saat itu juga. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Konser dimulai, tak
disangka Samudra begitu enjoy. Ia tak segan merangkul Anna, membuat Anna
seperti melayang ke langit ke tujuh. Ini benar-benar diluar dugaan. Anna merasa
ini adalah mimpi, sosok yang ia kagumi selama ini benar-benar ada di depan
matanya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Setelah acara konser
selesai, mereka saling bercerita tentang kehidupan. Mereka pergi menikmati
suasana city light<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kota Jakarta. Suasans
begitu nyaman dengan angin malam yang sepoi-sepoi. Mendengar Samudra bercerita
membuat Anna semakin banyak belajar dan mengagumi sosok Samudra. hingga larut
malam, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Setibanya di kos, Anna
tidak berhenti bahagia dan loncat di kasurnya. Ia selalu memandangi foto selfie
bersama Samudra. Samudra menulis pesan bahwa dirinya sangat berterima kasih
telah diajak nonton konser. Namun Anna semakin cemas, apakah ini hanya untuk
pertama kali dan terakhir? Anna mencoba untuk melapangkan dada, jika Samudra
memiliki perasaan yang sama, pasti akan kembali dan bertemu lagi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Ternyata setelah beberapa
hari setelah kencan pertama mereka, Anna merasa semakin dekat dengan Samudra.
Mereka sering bertukar pesan dan mengobrol dengan penuh kehangatan. Meski
sekedar menanyakan “bagaimana aktivitasmu hari ini?”. Namun, Anna masih merasa
tidak yakin apakah Samudra merasakan hal yang sama dengannya. Ia takut untuk
bertanya langsung karena takut kehilangan jika Samudra tidak memiliki perasaan
yang sama.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Hari-hari berlalu dan
Anna terus memikirkan perasaannya terhadap Samudra. Ia tak bisa menyangkal
betapa ia merindukan sosok itu, tetapi ia takut untuk mengambil risiko dan
mengungkapkan perasaannya. Namun, suatu hari, Anna merasa seperti takdir sedang
memberinya tanda. Ia mendapat undangan dari Samudra untuk pergi ke sebuah pesta
ulang tahun teman mereka yang sama-sama dikenal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Anna merasa ini adalah
kesempatan baginya untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, ketika ia tiba di
pesta itu, Anna merasa sedikit terkejut melihat Samudra sedang bersama dengan
seorang perempuan yang cantik. Anna merasa sedih dan kecewa, ia merasa seperti
kesempatan itu telah hilang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Anna mencoba untuk
menjaga jarak dari Samudra sepanjang malam, tetapi pada akhirnya, Samudra
menemui Anna dan bertanya tentang keadaannya. Anna mencoba untuk tersenyum dan
mengatakan bahwa ia baik-baik saja, tetapi Samudra melihat melalui kedok Anna.
Ia meminta Anna untuk jujur dengan perasaannya dan mengatakan bahwa ia
merasakan sesuatu terhadap Anna juga. Anna merasa seperti dunianya berhenti
berputar pada saat itu. Ia tidak percaya bahwa Samudra merasakan hal yang sama
dengannya. Mereka berdua mengobrol sepanjang malam, membahas masa lalu mereka
dan merencanakan masa depan bersama. Akhirnya, Samudra meminta Anna untuk
menjadi pacarnya dan Anna dengan senang hati menerimanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;">Kini Anna merasa seperti
semua mimpi-mimpinya menjadi kenyataan. Ia menemukan cinta sejatinya dalam
sosok yang selama ini menjadi "secret admirer"-nya. Anna berterima
kasih pada takdir yang memberinya kesempatan untuk menemukan cinta sejatinya
dan pada Samudra yang akhirnya membuka hatinya padanya. Mereka melanjutkan
hubungan mereka dengan penuh kehangatan dan cinta, dan Anna tahu bahwa ia telah
menemukan orang yang tepat untuknya. (Jakarta - <a href="https://www.instagram.com/levannaanna_/" target="_blank">Levanna Ayu</a>)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif;"><o:p> </o:p></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-61869640581681908442023-03-27T20:34:00.003+07:002023-03-27T20:35:15.496+07:00CERPEN : SAKIT : Oleh : Nurfitri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhokxCr7O4ZSppHo0cquQHTXCTpAnyj750VCoSlRpOUSyAsSDEwema0kKQ6QbPyVBXzOBeVuJSh5PZXoQhS1wj7rB_RopZhaT0UHdAI6VXdnllZ_t7CDkhJKBqm_eVOCnotEG_ZmesRd5i_GTwUwORrKKmo-p7qr-unSgDe84i2jbwgpTMn2aNOLYr0Rw/s5184/IMG_0307.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2912" data-original-width="5184" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhokxCr7O4ZSppHo0cquQHTXCTpAnyj750VCoSlRpOUSyAsSDEwema0kKQ6QbPyVBXzOBeVuJSh5PZXoQhS1wj7rB_RopZhaT0UHdAI6VXdnllZ_t7CDkhJKBqm_eVOCnotEG_ZmesRd5i_GTwUwORrKKmo-p7qr-unSgDe84i2jbwgpTMn2aNOLYr0Rw/w640-h360/IMG_0307.JPG" width="640" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Pagi ini aku harus tetap pergi kerja , walaupun di rundung kesakitan yang sudah lama kuderita ,</p><p>" Buk ,saya izin berangkat kerja ya ", dengan nada pelan pamit pada ibu </p><p>"Iya nak ,tapi apakah kamu kuat nak .</p><p>" Insyaallah kuat buk ,sambil menahan sakit perut .</p><p>Sambil berjalan keluar aku memegang perutku yang rasanya tak karuan ,perasaan campur aduk melanda batinku </p><p>Berpura pura nampak biasa agar ibu tidak cemas dengan kondisiku yang semakin hari semakin sakit tak terbendung. .</p><p>Ditengah perjalanan aku pun berhenti ,perut ku terasa tak enak sekali,tak sadar teryata aku lupa sarapan tadi pagi .lalu aq pergi ke sebuah warung .</p><p>" Buk pesan nasi sama ayam ya " .</p><p>Setelah lama menunggu pesananku tiba </p><p>Aku pun makan dengan lahap. .</p><p>Setelah beberapa menit aku sampai di perkejaan saya ,disana saya harus kerja untuk membiayai kehidupan sehari -hari keluarga saya .</p><p>Walaupun sebenarnya rasanya perut sakit tapi aku harus tetap semangat karena masih ada tanggungan dan orang tua yang harus saya bahagiakan . (Kulonprogo - <a href="https://www.instagram.com/nur_fitriyani1234/" target="_blank">Nurfitri</a>)</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-77088769415239020142023-03-15T09:56:00.004+07:002023-03-27T20:53:51.809+07:00Bermimpi karyanya menjadi sebuah Film, penulis puluhan buku Rika Sary merambah ke dunia FTV<div style="text-align: justify;"><b>Penulis: Icha Isnaini</b></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwBX65tJGSeoCRe9Au0bmTwguqzlk8Cn2OmyZ_GvqTyrEHyuDd3CkTQGZIx7P6y-Pi1GqheZjqXa0WSxdo4Som1jei7AZggxrfT9l6COtdrIUrj9OmWapmZwz3jsbsNqM_UVhcRnhq1wQYPMNhIy1wp7xnBYafQcljfmgsYCr-F-T7WE86EYp8m8pI7w/s1280/IMG-20230315-WA0000.jpg"><img border="0" height="321" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwBX65tJGSeoCRe9Au0bmTwguqzlk8Cn2OmyZ_GvqTyrEHyuDd3CkTQGZIx7P6y-Pi1GqheZjqXa0WSxdo4Som1jei7AZggxrfT9l6COtdrIUrj9OmWapmZwz3jsbsNqM_UVhcRnhq1wQYPMNhIy1wp7xnBYafQcljfmgsYCr-F-T7WE86EYp8m8pI7w/w640-h321/IMG-20230315-WA0000.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rika Sary. Gadis cantik yang memiliki nama pena Risa/Arrisa diambil dari dua suku kata didepan nama awal dan akhirnya. Rika Sary adalah perempuan cantik berasal dari kota Pemalang, lahir pada tanggal 29 Januari 2001. Seorang alumni dari organisasi English Club' di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pemalang. Beliau adalah anak terakhir dari 5 bersaudara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu saja, membaca dan menulis adalah hal yang paling ia sukai yang telah melekat dalam dirinya, saat diwawancarai ternyata beliau seorang K-Drama lovers loh. Maka tak jarang, hasil ciptaan novelnya bisa membuat jalan cerita yang epic.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Dengan menulis, membantu mengekspresikan emosi yang tak dapat diungkapkan sekalipun. Lewat tulisan pula dapat berbagi ilmu dan manfaat pada banyak orang." Tegasnya saat ditanyai alasan ia suka menulis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ia menyukai buku sejak Sekolah Dasar. Rika kecil gemar mengkoleksi buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan sekolah. Buku yang pertama kali ia beli dan ia koleksi adalah Majalah Bobo dengan uang tabungannya sendiri. Saat pulang sekolah ia selalu mencurahkan isi hatinya melalui buku diary yang telah menjadi teman menulisnya. Membuat ketertarikan terhadap dunia penulis semakin besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tahun 2018 adalah tahun dimana beliau memulai perjalan menulis yang sesungguhnya. Platform media kepenulisan Wattpad menjadi pertama kali terjun dalam dunia kepenulisan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Berawal dari suka membaca novel-novel para penulis, hingga membuat perpustakaan dengan ratusan judul novel yang telah dibaca. Saya juga ingin memiliki tulisan yang dapat di baca oleh ribuan bahkan jutaan orang beserta hiburan dan juga manfaatnya." Tuturnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Proses yang ia lalui untuk menjadi seorang penulis sangatlah panjang dan juga banyaknya rintangan. Dari yang ikut kelas challenge menulis selama 30 hari tanpa henti, ribuan bahkan puluhan kata yang harus disetorkan setiap hari, sampai harus mengikuti kelas-kelas menulis berbayar maupun yang secara cuma-cuma alias gratis. Namun, ia menjalaninya dengan konsisten dan juga enjoy menikmati proses. Beliau juga orang yang sangat menghargai ilmu dari siapapun dan dimanapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kini beliau telah berhasil menjadi penulis yang telah menerbitkan lebih dari 30 buku antologi dan dua buku solo berjudul "Arclunarissa (2018)" & "Dear Mas Raka (2022)" yang sedang digarap menjadi buku solo. Ia juga gemar mengikuti lomba-lomba kepenulisan lainnya. Cerpen, Pentigraf, Antologi, Puisi, Cerita Anak, Novel, sampai naskah FTV yang sedang ia geluti. Selain itu, ia juga ingin menjadi narasumber untuk event-event kepenulisan, bercita-cita untuk menjadi salah satu penulis yang ikut booktalk dalam Gramedia dan sekolah-sekolah lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Menjadikan setiap episode yang diterbitkan, selalu terkandung makna didalamnya," tuturnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ia selalu berprinsip setiap tulisan yang diterbitkan bisa bermanfaat bagi para pembacanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">30 Buku Antologi yang telah ia terbitkan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Butterfly Hug 2021</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Insyaallah Aku Ikhlas Jilid 1 (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Indahnya Syukur Jilid 2 (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Jika Ini Tulisan Terakhirku (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. Pahlawanku Inspirasiku (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">6. Napas Terakhir (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">7. Melangkah (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">8. Dear Ayah (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">9. Jangan Khawatir Ada Allah (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">10. Kembali Berdiri (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">11. Dear Diary (202</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">12. Alunan Suara Langit Musim Semi (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">13. Move On Move Up (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">14. Pertolongan Allah itu Nyata (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">15. Jaga Lisan, Jaga Banyak Hati (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">16. Healing time (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">17. Perjalanan (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">18. Butterfly Hug for Worker (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">19. Selasa Pagi (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">20. Jika Gerimis Tak Pernah Jadi Hujan (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">21. Kembang Kenangan (2021)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">22. Perpisahan yang Tak Diinginkan (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">23. Pagelaran Naskah Hari Ini (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">24. Ya Allah Bantu Aku Menerima Semua Ini Jilid 1 (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">25. Gak Harus Sempurna Untuk Berkarya Jilid 2 (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">26. Serasi (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">27. Aku Hilang Dalam Lorong Kesepian (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">28. Sabitah (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">29. Menuntaskan Perkabungan Untuk Cinta (2022)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">30. Korus (2023)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penghargaan yang telah di dapat Rika Sary antara lain :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Penulis Terbaik</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Penulis Terpilih Lomba Cipta Pentigraf 2021</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Penulis Terpilih Lomba Cipta Pentigraf 2022</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Penulis Favorite Lomba Cipta Puisi 2021</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">- Kontribusi buku</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">dan lebih dari 30 sertifikat dan penghargaan yang telah dikantongi selama dua tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Menebarkan kebaikan lewat tulisan, menjadikan rumah bagi ia yang merasa tak menemukan rumah sesungguhnya. Menjadikan setiap chappter dalam tulisan menjadi pelajaran yang dapat diambil oleh para pembacanya." Pesannya diakhir wawancara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pembaca bisa lebih dekat dengan penulis lewat akun media sosialnya :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Instagram : @risa_ryss</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Facebook : Rika Sary</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wattpad : @rikasary29</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Email : rikasariku@gmail.com</div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-88854570859539201652023-03-13T20:00:00.003+07:002023-03-13T20:00:39.680+07:00Nur Isnaini, Ibu Rumah Tangga yang Suka Healing dengan Menulis<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Penulis: Rika Sary</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyN1fdyKTuYD4cedU_wWHgredVkXQdR3pVw8nh_-c6U4MOvv7yg7r4ctS0ARoaa_OqYZMYLXPkYM4eexn86pbWJ-yM-AP4g9XruBiGue-6aO-6UbR9UlzmdonwRlxuqeCSWag3hpXmbswv4UhPjw7-RYXujs0Xc3GN_oM_ziL2_9EzzwebMnBhq70ZoA/s1366/Nur%20Isnaini.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyN1fdyKTuYD4cedU_wWHgredVkXQdR3pVw8nh_-c6U4MOvv7yg7r4ctS0ARoaa_OqYZMYLXPkYM4eexn86pbWJ-yM-AP4g9XruBiGue-6aO-6UbR9UlzmdonwRlxuqeCSWag3hpXmbswv4UhPjw7-RYXujs0Xc3GN_oM_ziL2_9EzzwebMnBhq70ZoA/w640-h360/Nur%20Isnaini.png" width="640" /></a></div><br /><p>Nur Isnaini, biasa di panggil Icha. Perempuan manis yang menginjak usia 30 tahun lahir di kota Surabaya, 8 November 1993. Seorang ibu rumah tangga yang saat ini merangkap menjadi seorang penulis. </p><p>Tentu saja, hobinya adalah menulis, lebih khususnya menulis novel. Alasan beliau suka menulis adalah karena memiliki imajinasi yang kuat atau bisa dibilang suka halu, membuat tercetus dalam idenya untuk menjadikan halunya sebagai sarana mencari cuan tentu saja dengan bakatnya menulis menjadi kombinasi yang pas antara suka halu dan suka menulis. </p><p>Selain halu, alasan beliau suka menulis adalah untuk sarana healing. Tentu saja, aktivitas yang tiada habisnya terkadang membuat diri menjadi stres dan depresi bagi seorang introvert. Menulis adalah hal yang paling tepat untuk meluapkan segala emosi yang dirasakan saat tak ada seorang pun yang dapat mendengarkan. </p><p>"Aku itu orangnya lumayan introvert. Tapi, ketika menulis aku jadi punya dunia ku sendiri. Benar-benar have fun, walaupun kadang capek karena waktu tidur yang kurang." Tuturnya. </p><p>Ia memiliki beberapa karya tulis khususnya novel yang sudah ada di platform online FIZZO. Antara lain : </p><p>1. Istri Kedua dan Ketiga</p><p>2. Pesona Mantan Suami</p><p>3. Love Hate Relationshit</p><p>4. Mendadak Kaya Raya</p><p>5. Gairah Turun Ranjang</p><p>6. Terjebak Cinta Suami Sahabatku</p><p>7. Gazardiel</p><p><br /></p><p>Icha mengidolakan sosok JK. Rowling penulis Harry Potter yang tentu saja sudah tidak asing dalam telinga kita.</p><p>J.K Rowling merupakan seorang novelis yang sudah sangat dikenal dalam dunia kepenulisan. Harry Potter menjadi salah satu karya yang pada akhirnya mengantarkannya pada puncak kesuksesan. Hingga saat ini, J. K Rowling masih terus aktif menulis untuk memproduksi berbagai jenis novel, baik yang merupakan lanjutan dari cerita Harry Potter maupun karya sastra yang memiliki genre imajinatif. Kita doakan semoga Icha Isnaini bisa meraih kesuksesannya layaknya J.K Rowling yang menjadikannya inspirasi.</p><p>"Jadi penulis novel di platform novel online banyak tantangannya. Soalnya banyak banget hujatan dari ibu-ibu yang membaca novelku. Mungkin karena jalan cerita yang terlalu menjengkelkan, tapi disitu serunya. Karena kita berhasil bikin mereka jengkel, berarti kita sudah berhasil bikin cerita itu hidup, dan itu yang bikin aku semangat untuk terus berkarya lagi." Tuturnya saat menjelaskan tentang bagaimana rasanya menjadi penulis media online. </p><p>Media sosial yang dapat terhubung dengan Icha. </p><p>Instagram : @ichaisnaini</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-6430559157175838482023-02-28T17:05:00.002+07:002023-02-28T17:05:34.494+07:00CERPEN - SINGGAH - Oleh : Icha Isnaini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb3d44fuczR32o_x3Yi3qbYaAwDwtZaNrAhJlrvAaaQlGfrxGusu_EiRa8BrQrWgzSzNInm0u5EZnucP5ahVfAYi9_xExfXJQ2NqSk3FZoysQ3dbwGR8WQ-xd4zqhqdLPGH78-esRr3Pey0n-GPsofU0bbl6OA4WVGKN7zC_4xwERRbRbcskxczNwfMQ/s5184/IMG_0278.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2912" data-original-width="5184" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb3d44fuczR32o_x3Yi3qbYaAwDwtZaNrAhJlrvAaaQlGfrxGusu_EiRa8BrQrWgzSzNInm0u5EZnucP5ahVfAYi9_xExfXJQ2NqSk3FZoysQ3dbwGR8WQ-xd4zqhqdLPGH78-esRr3Pey0n-GPsofU0bbl6OA4WVGKN7zC_4xwERRbRbcskxczNwfMQ/w640-h360/IMG_0278.JPG" width="640" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Aku terperanjat
dari tidur malamku saat mendengar suara kereta yang melaju kencang. Sepertinya
lagi-lagi aku ketiduran di bangku stasiun. Beruntung malam itu tak terlalu
ramai orang yang akan naik kereta. Jadi kupikir, aku tak terlalu mengganggu
para calon penumpang yang ingin duduk di sini. Beberapa dari mereka kadang
mengusirku dengan kasar dan memintaku untuk pergi.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Kuregangkan
tubuhku yang putih mulus. Berharap ototku tak tegang setelah tidur malam yang
sempat terjeda tadi.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>“Sepi sekali,”
batinku. Bahkan petugas stasiun dan para porter yang biasa mangkal di sini juga
tak kelihatan batang hidungnya.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Orang jaman
sekarang sepertinya lebih memilih bepergian menggunakan kendaraan pribadinya
dibanding harus bersusah payah naik kereta. Membuat orang-orang yang bekerja di
stasiun lebih banyak menganggur.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Saat aku hendak
kembali tidur, mataku yang bulat dan berwarna biru menangkap kedatangan seorang
pemuda tampan dari kejauhan.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Aku berniat
mendekat padanya dan menyapanya. Sudah kuduga, kali ini ia akan datang. Cukup
lama pemuda itu tak ke stasiun ini. Satu bulan yang lalu adalah terakhir kali
pertemuan kami.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>“Kamu nunggu
aku?” Pemuda itu membelai kepalaku. Sungguh menyenangkan saat ia memanjakanku
seperti ini. Aku menyukainya.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Ia kemudian
berjalan ke bangku tempat aku tidur tadi dan duduk di sana sambil meletakkan
tas ranselnya yang berat.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>“Kamu tambah
cantik aja.” Kini pemuda itu mengelus daguku dengan mesra. “Udah makan belum?
Ini aku bawa makanan buat kamu.”</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Pemuda itu menyuapiku.
Ia memastikan aku makan apa yang ia bawa. Ternyata ia mengingatku.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>“Kayaknya, kita
nggak bakal ketemu lagi, deh. Aku udah resign dari pekerjaan dan aku nggak
bakalan balik ke Jakarta. Ibuku yang ada di desa sakit-sakitan. Nggak ada yang
jaga dia. Kamu baik-baik di sini, ya. Jangan nakal.”</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Aku menatap
wajah lesu pemuda itu dengan tatapan haru. Aku baru saja mengenalnya dan kini
ia berkata bahwa kami tak akan pernah bertemu lagi.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Beberapa saat
kemudian, terdengar suara kereta yang berhenti. Sambil sedikit bergegas, pemuda
itu kembali memakai ranselnya. Pemuda itu masih sempat melambaikan tangannya
padaku sebelum akhirnya pria itu masuk ke dalam kereta.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Pemuda yang
kupikir benar-benar menyukaiku itu ternyata hanya singgah. Tak ada yang bisa ia
janjikan kecuali sebuah perpisahan.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p>Kupalingkan
wajahku dari pemuda kejam itu dan berjalan menuju pemuda lain yang memanggilku,
“Pus!” (<o:p> </o:p>Kediri, 28
November 2022 - <a href="https://www.instagram.com/ichaisnaini/" target="_blank">Icha Isnaini</a> )</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-58819107201317174702023-02-28T17:00:00.002+07:002023-02-28T17:00:47.582+07:00CERPEN - Until I Close My Eyes - Oleh : Rika Sary <p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBZ-HJy1Cu1_LMPOrbRapnnSY-74eQSQHhPdthEtF5EmLwTuc732F5-tqOpabgF2jySKdvPH1rnRdqQYr2iluCdiU_saiFdp0jUOSdnylJp-EUPp5cDiEUDy2bTGdWDgydb4h4ObdcC3qJI5sxkXPRVgC4xyktQ6uhoLASb2JK3LXk33Z8ULRfoWMxdA/s6000/IMG_0079.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3368" data-original-width="6000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBZ-HJy1Cu1_LMPOrbRapnnSY-74eQSQHhPdthEtF5EmLwTuc732F5-tqOpabgF2jySKdvPH1rnRdqQYr2iluCdiU_saiFdp0jUOSdnylJp-EUPp5cDiEUDy2bTGdWDgydb4h4ObdcC3qJI5sxkXPRVgC4xyktQ6uhoLASb2JK3LXk33Z8ULRfoWMxdA/w640-h360/IMG_0079.JPG" width="640" /></a></div><br /><i><br /></i><p></p><p><i>Sampai ku
menutup mata...</i></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Gadis dengan
mata cantik itu menutup laptop di pangkuannya, usai merampungkan kalimat
terakhir pada sebuah novel yang akan ia publikasikan nanti.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Alicia Kyra
Adiva, gadis cantik dengan bola mata cokelat bersinar. (*)Hidung laksana kuntum
seroja, dada seperti mawar merekah. Kanker stadium 3 telah di sandangnya sejak
3 tahun silam. Baginya setiap hari adalah detak jantung yang bermakna, bisa
membuka mata di setiap pagi adalah hal yang amat ia syukuri. Bagaimana gadis
dengan penyakit mematikan ini bisa membuka mata setiap harinya? sangat
memungkinkan bahwa ada saat dimana mata ini tak akan terbuka lagi di setiap
paginya, pikir Kayra. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Kay,
Sarapan dulu sayang" Suara ibu paruh baya memanggil anak bungsunya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Iya
bunda, Kay turun sekarang." Sahut Kayra bergegas melenggang menuruni
tangga menuju ruang makan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Pagi anak
ayah" Sapa lelaki paruh baya kepada Kayra.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Pagi
yah." Kayra mencium pipi bunda dan juga ayahnya di ruang makan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Yee anak
kesayangan mami papi nih, sampe anak perempuan yang satu lagi di hiraukan"
Gerutu Anastasya Rosiana Adiva-Kakak perempuan Kayra.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Selamat
pagi kak Ros garang" Kayra melenggang mencium pipi kakak tersayangnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Ih nama
gue Anastasya ya bukan Ros Kayra." Kakak perempuannya itu mengeluarkan
tanduk di kepalanya, menunjukkan kekesalannya pada adik semata wayangnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Kakak
udah cocok jadi kak Ros hi hi, lihat tuh nama tengah kakak juga ada Ros nya
haha." Kayra enggan berhenti untuk menjahili kakak perempuannya itu.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Gue getok
nih." Anastasya mengayunkan sendok makannya menuju kepala Kayra.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Ets tak
kena." Kayra menangkis serangan sendok itu kemudian berlari kecil.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Tunggu
tuyuul" Anastasya berlari mengikuti Kayra, dan mereka berakhir
kejar-kejaran layaknya kucing dengan tikus.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Sudah
nak, ayo makan" Ibu Kayra membawa sebuah nasi goreng dengan telur mata
sapi di atasnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Kalian
ini sudah besar tapi masih aja kaya tikus sama kucing. Nanti ayah jadi macan
nya nih, auuumm." Sontak Kayra dan Anastasya berhenti dan menoleh ke arah
suara ayah yang sedang mengaum dengan memperagakan tangan mencengkeram dengan
wajah khas macan, sontak mereka berdua tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan
ayahnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Ayah
cocoknya jadi embek, mbeeekkk" Anastasya meledek ayahnya itu dengan
menirukan suara kambing dengan menjulurkan lidah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Sudah
Tasya, ayah mu nanti merajuk. Lihat pipinya sudah memerah seperti kepiting
rebus." Ibunda Kayra bergantian menggoda suaminya itu.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Hey
istriku sayang, anak-anak kita ini masih TK sudah biarkan saja mereka berkelahi
seperti tikus dan kucing. Nanti kita kirim ke Playgrub supaya mereka belajar
menyusun huruf abjad dengan benar." Sekarang keluarga mereka sungguh
harmonis, ayah yang humoris, ibu yang sabar, dan kakak perempuan yang
penyayang.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Kemudian mereka
berempat menyantap hidangan lezat dengan bercengkerama satu dengan yang lain.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Hari ini
jadwal adik kontrol ke RS ya, nanti ayah temani." Suasana menjadi canggung
seolah kegembiraan tadi lenyap seketika, mengetahui bahwa anak bungsunya tidak
akan bertahan lama.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Gak usah
yah, nanti Kayra sama kak Arga kebetulan katanya sedang ada praktik. Nanti dia
jemput Kay kok." Kay menolak ajakan ayahnya agar sang ayah bisa langsung
berangkat kerja tanpa telat karena mengantarnya check up ke rumah sakit.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Bener?
Yaudah nanti ayah bilang ke Arga buat jagain kamu, kalau kamu kenapa-napa biar
ayah sleding itu Arga" <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Ayah ini,
anak orang main sleding-sleding aja." Anastasya mencairkan suasana dengan
menanggapi gurauan sang ayah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Tin..tin..tin <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Suara mobil
memarkirkan di depan rumah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Nah itu
dia kak Arga sudah datang." Setelah selesai sarapan, Kayra bergegas menuju
suara tersebut.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Assalamualaikum
Om, Tante, Kak." Sapa Arga Bahtera Pramana- sepupu mereka.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Wa'alaikumsalam,
nak Arga hari ini mau praktik juga ya?" Ibu Kay menanyakan pria ber jas
putih yang di ketahui sebagai dokter di rumah sakit itu.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Iya
tante, kebetulan ada jadwal praktik hari ini jadi sekalian berangkat bareng
sama Kay." Ucap laki-laki berusia 29 tahun itu pada ibunda Kay.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Tolong
jaga putri saya ya, jangan sampai ada lecet satupun. Kalau sampai lecet sedikit
pun kamu saya sleding." Gurau ayah Kay sembari memberi peringatan kepada
keponakan laki-laki itu.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Ayah ih,
nanti Kak Arga gak mau mengantar Kay lagi loh gara-gara di sleding ayah."
Kayra menanggapi ayahnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Awas lu
apa-apain adik gue, ntar abang lu juga gua apa-apain" Gelak tawa sudah tak
tertahan lagi, gurauan keluarga tersebut sudah mencapai gelak tawa.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Hey kak,
abang gua takut ketemu sama lu. Kata abang gua lu mirip kak Ros" Ledek
Arga membuat semua orang tertawa.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Wah awas
ya minta gua bejek-bejek nih, gak Ardian, gak Kay pada bilang gua kak
Ros." Anastasya kembali menggerutu membuat orang rumah menggeleng kepala.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Yaudah
bun, yah, kak Tasya. Kay berangkat dulu ya." Kay berpamitan dengan orang
rumah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Hati-hati
ya sayang." Ucap ibunda Kay.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Arga pun
berpamitan pada keluarga Kay. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Di dalam mobil,
Kay tertunduk lesu. Hal yang sangat ia benci adalah bertemu Rumah sakit. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Hey,
jangan cemberut begitu dong. Mau es krim?" Arga menyodorkan sebuah es krim
yang tadi ia beli di supermarket terdekat.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Thank you
kak." Kayra mengambil es krim tersebut kemudian memakannya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Sesampainya di
Rumah Sakit.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Huft, kita
bertemu lagi. Sekarang berapa lama lagi aku bernafas? Ucapnya dalam hati.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Alicia Kyra
Adiva, panggil seorang suster yang berdiri di depan pintu masuk ruang pasien
khusus penyakit dalam.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Kayra
melenggang masuk karena namanya terpanggil.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Setelah
pemeriksaan, Arga sedikit termenung. Hasil pemeriksaan kali ini tidak sesuai
yang ia harapkan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Kenapa
kak? Gak bagus ya hasilnya?" Tanya Kayra telah menduga bahwa kondisinya
semakin memburuk.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Kay,
akhir-akhir ini kamu sering tidur hingga larut malam ya?" Arga mengetahui
penyebab akhir-akhir ini tentang menurunnya kondisi Kayra.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Hm iya
kak, akhir-akhir ini setiap akan tidur kepala Kay seakan akan meledak. Sangat
sakit, sehingga Kay tidak bisa tidur." Kayra menjelaskan apa yang ia
rasakan setiap malam.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Setelah
penjelasan tersebut, Kay di beri obat dan sedikit wejangan oleh Dokter Arga-
sepupu sekaligus dokter Kay.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Aku antar
pulang ya." Arga bergegas mencopot jas kebanggannya tersebut.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Ah tidak
usah kak, Kak Arga juga masih ada jadwal lagi. Kayra mau ke toko buku sebentar
sama teman. Tenang aja nanti Kay juga bilang sama ayah kok." Kayra menolak
untuk mengganggu waktu Arga lagi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Tapi
Kay-"<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">"Daah, Kay
pergi dulu. Assalamualaikum." Kayra melenggang pergi bergegas keluar dari
Rumah Sakit<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Alunan melodi
kafe membuat gadis cantik itu melamun melihat pemandangan yang menurutnya tak
kan bisa ia pandangi kembali. Dengan segelas americano dan sepotong
croissant<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di sudut tempat favorit
baginya. Penyakit nya membuat ia tidak bisa memakan makanan kesukaannya, tidak
bisa pergi ke tempat yang indah baginya. Maka tak jarang, ia menghilang
sebentar di saat ia merasa tidak baik-baik saja. Ia akan menghampiri tempat
favorit nya dan memakan makanan kesukaannya tanpa memedulikan penyakit yang ia
derita. Ia hanya ingin menikmati hidup saat seperti dirinya dahulu. Penyakit itu
membuat kehilangan waktu untuk dirinya sendiri. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Kayra membuka
sebuah buku yang ia beli di bookstore favorit nya, sebagai seorang penulis
tentu membaca dan menulis adalah bagian dari hidupnya. Ia menghabiskan banyak
waktu untuk menulis karena hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini, penyakit
nya membuat ia tidak bisa bekerja terlalu keras. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Kisah pangeran
dan putri itu seperti dongeng yang ingin aku capai.” Ia bergumam setelah
membaca buku “Prince Fall in Love With Beautiful Princess.” <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Jam sudah
menunjukkan pukul 17.00 WIB, ia membuka Handphone yang ia matikan. Benar saja
20 panggilan tak terjawab dari ayah, dan 23 panggilan tak terjawab dari Kak
Arga. Belum lagi pesan masuk dari Kak Tasya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Huft, penyakit
ini membuat keluargaku semakin khawatir.” Ia melenggang keluar beranjak pulang,
karena keluarganya semakin hari semakin over protektif terhadap Kayra. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Sesampainya
dirumah, benar saja omelan ayah yang pertama kali ia dengar. Setelah berjam-jam
mendengarkan semua yang ayah katakan, ia masuk ke kamar. Di dalam kamar ia
hanya menangis, rasa lelah itu semakin menggerogoti tubuh dan juga pikirannya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Setelah tiga
tahun berjalan, kondisi Kayra semakin mengkhawatirkan. Namun karya-karya
semakin gemilang. Ia berhasil mendapatkan piala sebagai Penulis Ter-Favorit
dalam ajang penghargaan SAC Award tahun 2022 di seluruh Indonesia, ia juga
beberapa kali menjadi motivator dalam sebuah acara. Selama melakukan kegiatan
yang menyibukkan itu, ia selalu bersikap tenang dan menutupi segala rasa
sakitnya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Hari ini ia
akan menghadiri lagi acara penghargaan JTC Award karena ia kembali masuk dalam
nominasi Penulis Terbaik tahun 2023. Dress berwarna putih dengan manik-manik
cantik sangat cocok dengan tubuh Kayra yang ramping. Ia menatap cermin yang
menampilkan dirinya dengan sangat cantik. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Aku bangga
sama kamu Kay, mampu bertahan sejauh ini. Aku kira kita hanya akan bertahan
selama satu tahun ternyata kita bisa melewati hingga tiga tahun. Tuhan baik ya
Kay, hari ini kamu sangat cantik, lebih cantik dari biasanya karena biasanya
hanya memakai dress berwarna hitam, untuk kali ini aku ingin memakai warna
putih ini. ” Ucapnya pada diri nya sendiri di depan cermin. Ia membawa mawar
putih yang telah lama ia rawat dengan baik, mawar putih yang memiliki arti suci
dan bersih. Hari ini ia petik dan membawanya bersama gaun putihnya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Masyaa Allah,
cantik banget anak ayah.” Ayah sedikit menitikkan air mata karena melihat
putrinya keluar dengan dress putih sangat cantik. Ini pertama kalinya mereka
melihat Kayra menggunakan baju berwarna putih. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Mereka semua
bergegas pergi, setibanya di sana Kayra berjalan diatas red carpet yang telah
disediakan untuk tamu undangan. Reporter dan media turut menyorot kehadiran
Kayra. Semua mata menatap Kayra.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Wahh, sangat
cantik.” Ucap salah satu fotografer yang mengabadikan momen Kayra tersenyum
dengan manisnya. Ia melangkah dengan hati-hati menyapa setiap penggemarnya,
matanya tertuju pada gadis kecil yang juga memakai gaun putih, namun wajahnya
yang terlihat pucat. Kayra mendekatinya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Are you okay?”
Ia menyapa gadis kecil itu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“I'm okay I'm
here to see you, U're so beautiful Mrs. Alicia. Don’t go.” Ucap gadis itu
dengan memanggil Kay sebagai Alicia. Media menyorot apa yang diucapkan gadis
itu karena kalimat terakhirnya adalah jangan pergi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“A gift for
you, lekas sembuh ya jangan sakit.” Ia memberikan mawar putih berharganya dan
memberikan senyuman terbaiknya, ia mengerti apa maksud yang diucapkan gadis
kecil itu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Acara telah
dimulai, diawali dengan MC yang membacakan susunan acara, hingga banyaknya
hiburan yang ada. Setelah hiburan selesai saatnya membacakan para pemenang
Award JTC 2023. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Nominasi
Penulis Terbaik 2023” MC menyebutkan satu persatu penulis yang masuk dalam
nominasi salah satunya Kayra. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Dan Penulis
Terbaik Tahun 2023 JTC Award adalah...” <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Mrs. Alicia
Kyra Adiva.” Suara tepuk tangan dan sorakan kebahagiaan berkumandang. Kayra
memenangkan nya lagi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Kayra dengan
senyumannya berjalan menuju panggung untuk mengambil pialanya dan mengucapkan
sepatah dua kata. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ayah, Ibu dan keluarga yang selalu
mendoakan saya, mensupport saya, tanpa mereka saya bukan apa-apa. I am very
proud of you dad, thank you for being my father. Thank you mom, for being the
best mom in the world. And to my older sister, thank you even though you're
annoying but, I really love you. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Dan untuk semua
Alicious (sebutan untuk penggemar Kayra) I am very grateful to those of you who
are always with me, thank you for reading my works, thank you for always
supporting me, terima kasih telah hadir dalam bagian hidupku, menemaniku, dan
selalu ada untukku. Always take care of your health, and always be happy. Rest
assured wherever you are I will always be by your side Don’t be sad and don't
give up. I always love you guys.” <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Kata yang
diucapkan Kayra begitu menyentuh para hadirin yang datang pada saat itu, banyak
dari mereka yang menitikkan air mata. Kayra mengucapkan nya dengan penuh
kehati-hatian, dan senyumnya yang tak pernah pudar meski air matanya tak
tertahankan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Namun, sakit
yang ia rasakan sedari tadi sudah tak sanggup ia tahan, jantung nya mulai
berdegup dengan kencang, tangannya gemetar, pandangannya mulai kabur, dan rasa
sakitnya sudah tak bisa ia rasakan. Kayra terjatuh saat kalimat terakhirnya,
semua orang lantas terkejut sekaligus histeris. Kayra segera di bawa ke rumah
sakit. Agra selalu dokter Kayra bergegas untuk memeriksanya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Setelah
beberapa lama, Agra keluar dari ruang IGD tempat Kayra berada.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Nak Agra
gimana keadaan Kayra.” Ibunda gadis cantik itu begitu khawatir akan putri
kecilnya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Agra menunduk
dengan rasa bersalah. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Jawab kamu
Agra! Gimana keadaan Kayra! Dia baik-baik saja kan!?” Ayah Kayra terlihat
sangat marah, dan tak berdaya melihat kondisi putrinya yang sudah tak berdaya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Ayah, sadar
yah istighfar.” Anastasya mencoba menenangkan ayahnya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Saya sebagai
dokter Kayra meminta maaf sebesar-besarnya. Alicia Kyra Adiva telah berpulang
dengan damai.” Ucap Agra dengan tangis yang ia pendam. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Seluruh
keluarga Kayra shock dan menangis sejadi-jadinya. Ibu Kayra pingsan dan ayahnya
tak kuat menahan segala rasa sakit melihat putri yang ia cintai telah tiada
untuk selama-lamanya. Sebenarnya mereka semua sudah siap untuk ini, karena
mereka tahu bahwa kanker yang Kayra derita sudah semakin parah. Namun, mereka
berpura-pura agar Kayra tak kehilangan semangat hidupnya. Satu tahun ia di
diagnosa bahwa umurnya hanya mencapai satu tahun, namun karena semangatnya
ingin sembuh dan juga dukungan dari keluarganya. Ia mampu untuk bertahan selama
tiga tahun lamanya. Namun, pada akhirnya Allah lebih menyayangi Kyra. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Ayah Kayra
masuk ke dalam ruangan dimana putrinya berada. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Nak, anak ayah
yang cantik. Sudah tak sakit lagi ya nak? Sudah tenang ya nak? Anak ayah cantik
sekali tersenyum, memakai gaun putih ini. Ayah bangga sama Kayra, terima kasih
ya sudah menjadi anak ayah. Ayah selalu sayang Kayra, tunggu ayah ya sayang.”
Ayahnya memegang tangan Kayra, dengan ikhlas dan juga pasrah. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Dek, Maafin
kakak ya, kakak tahu kakak suka jahili kamu. Tapi, rasa sayang kakak, melebihi
rasa sayang siapa pun. Kayra udah gak sakit lagi ya? Makasih ya udah kuat
selama ini, kakak janji kalo nanti kakak udah ketemu Kayra pasti kakak beliin
es krim kesukaan Kayra. Terima kasih sudah menjadi adik kakak.” Anastasya
sangat kehilangan sosok adik bungsu yang sangat ia cintai, ia rela memberikan
apa pun demi adiknya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">“Kayra sayang,
ini bunda nak. Anak manis, anak cantik, anak baik ibu. Maafin ibu ya, belum
bisa jadi ibu yang baik buat Kayra. Terima kasih sudah jadi anak ibu, Ibu
bangga sama Kayra.” Ucap ibu Kayra dengan Isak tangis. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Mereka semua
melepas Kayra dengan ikhlas. Mawar putih nya kembali lagi ke tangannya. Kayra
di makam kan di TPU dekat dengan rumahnya. Para penggemar sangat histeris,
karena mereka tidak mengetahui jikalau penulis favorit nya telah mengidap
penyakit yang begitu mematikan, karena Kayra tak pernah menunjukkan bahwa ia
sakit, ia selalu menyembunyikan rasa sakit itu agar orang yang ia temui selalu
bisa bahagia tanpa bersedih atau merasa kasihan terhadap dirinya. Ribuan mawar
putih mengelilingi makam gadis cantik itu. Kayra selama hidupnya melakukan
banyak kebaikan, yang menjadikan ia orang yang baik karena itu banyak sekali
yang menyayanginya, para awak media ingin meliput pemakamannya. Namun, sesuai
permintaan Kayra sebelumnya ia tak ingin ada kamera yang meliput pemakamannya.
Ia ingin dikebumikan dengan tenang. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Gadis cantik
itu telah pergi bersama mawar putih, selamanya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Pesan yang
terkandung<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Mensyukuri apa
pun yang kita miliki saat ini, termasuk tubuh yang sehat adalah hal yang paling
penting untuk kita syukuri. Sosok Kayra ini memberi kita pelajaran untuk tidak
menyerah akan kondisi terburuk sekalipun, ia menjalaninya dengan semangat, tak
sekalipun ia menyerah. Menjalani hidup dengan ikhlas dan memaksimalkan kebaikan
yang ia lakukan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">Selalu berbuat
baik sekecil apa pun, karena kita tak pernah tahu kebaikan apa yang akan
membawa kita ke surga-Nya. (Pemalang, 20
Februari 2023 <a href="https://www.instagram.com/risa_ryss/" target="_blank">Rika Sary</a>)</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-48386736005531630422023-01-30T02:02:00.004+07:002023-01-30T02:02:49.155+07:00Lepisiah, Penulis asal Sumatera Selatan<div style="text-align: justify;">Penulis: Rila Yulistika</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie0VWMgL90EyZ-Ev6CHz97Ahc5THWc2_zhfp1hCWRvZz6xWrXeuidAHu-yCw6VWJUfz_tswhmE8VnlQPdNjRxWioZzUWuDCWFHzZGKDjdhl5HWhfOlQMs749BZhX7wn1ylV-vx3RGJ9Zg-KvQxQePlcjZzcny0UJK6flbzJEspjbNkZGNK7r4R0iGbjQ/s959/IMG_20230130_014605.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie0VWMgL90EyZ-Ev6CHz97Ahc5THWc2_zhfp1hCWRvZz6xWrXeuidAHu-yCw6VWJUfz_tswhmE8VnlQPdNjRxWioZzUWuDCWFHzZGKDjdhl5HWhfOlQMs749BZhX7wn1ylV-vx3RGJ9Zg-KvQxQePlcjZzcny0UJK6flbzJEspjbNkZGNK7r4R0iGbjQ/s320/IMG_20230130_014605.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Lepisiah yang akrab disapa Lepi adalah perempuan cantik asal Sumatera Selatan. Ia lahir di Singapura pada tanggal 11 Mei 2001. Bapaknya bernama Ujang ( Alm) dan Ibunya bernama Kamisah. Lepi berdomisili di Desa Singapura, Kec. Semidang Aji, Kab. OKU, Provinsi Sumatera Selatan. Adapun latar belakang pendidikan Lepi yaitu SDN 97 OKU, SMPN 7 Bintang Kalimantan Timur dan MAN 1 Oku. Lepi memiliki hobi menulis dan juga bernyanyi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lepi bercita-cita menjadi guru dan penulis yang menginspirasi para pembaca. Alasan Lepi terjun kedunia kepenulisan adalah ingin menginspirasi orang-orang dan dirinya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Saya adalah orang yang terbilang pendiam dan tak jarang saya kesulitan mengungkapkan isi hati saya secara langsung maka dari itu saya memilih mengutarakan isi hati dengan cara menuangkannya melalui tulisan. Selain itu, saya ingin menginspirasi orang-orang melalui tulisan namun sebelum itu menginspirasi diri saya sendiri dulu," tegas Lepi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tulisan pertama dari seorang Lepi yang berhasil diterbitkan di @sippublishing dengan judul buku Kilau merupakan tulisan yang dibuatnya bersama 24 penulis lainnya sudah tersebar di Indonesia. Antusiasnya dalam dunia kepenulisan juga dibuktikan dengan telah terbitnya kurang lebih sekitar 50 buku antologi mulai dari Cerpen, Puisi, Quotes, Surat, dan sekarang sedang proses penerbitan sebuah novel yang berjudul Jalan Pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berikut gambar cover dari novel Lepi yang akan terbit sebentar lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOPx8KKxiDLjPOpXiTQYHSRJVuo05Kwzsd0WPcdyESz2hiaf7Bp3Ytrh70kvC6A0T3kBnPiWZpWW9Zq6uWQ3jdOlaBEOHYu-lxEmvSN1xtUtpFLNTvr7u59RL5JLzVyJ3MBobKKooizieW4XH7p2aqnbqL7PpXQJ2uuA6TFzvt5EW0JfrrBhGk-eGyQ/s1280/20230130_014732.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOPx8KKxiDLjPOpXiTQYHSRJVuo05Kwzsd0WPcdyESz2hiaf7Bp3Ytrh70kvC6A0T3kBnPiWZpWW9Zq6uWQ3jdOlaBEOHYu-lxEmvSN1xtUtpFLNTvr7u59RL5JLzVyJ3MBobKKooizieW4XH7p2aqnbqL7PpXQJ2uuA6TFzvt5EW0JfrrBhGk-eGyQ/s320/20230130_014732.jpeg" /></a></div><div style="text-align: center;">Gambar 1. Cover Novel Jalan Pulang</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun judul buku yang memuat tulisan Lepi diantaranya</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Doa dan Keajaibannya,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Kilau (@sippublishing),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Terima Kasih Ayah,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Pendar Rasa,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. Impak,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">6. Kala Merpati,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">7. Nirwana,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">8. Afeksi (@gramapublishing),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">9. Saturasi,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">10. Kolaborasi (PuspamalaPusrtaka),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">11. Pesona Syukur (@SalamPena),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">12. Berdamai Dengan Takdir (@gyfrapublishing),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">13. But Ter Fly Promise (@eventruas_),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">14. Sebatas-batas & 99 Puisi Pilihan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">15. Diam-diam Aku Mengagumimu (@mahirnulis),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">16. Derai Sedu,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">17. Rindu Untuk Ayah (@islamofficial.story),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">18. I Love You Mom Jilid 1,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">19. JOBIA Jilid 1,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">20. Rampai Kata Merdeka,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">21. Delusi,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">22. Sepucuk Bait Rindu,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">23. Ada Apa Dengan Indonesia,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">24. Antologi Puisi Pejuang Tangguh,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">25. Sadtember,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">26. Petani,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">27. Aksara dan Isyarat (@gramapublishing),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">28. Senandung Mendung,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">29. Lorong Atma di Ujung Kehampaan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">30. Kita Berhak Bahagia (@olimpiadesastra),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">31. Pahlawanku,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">32. Jaga Lisan Jaga Banyak Hati,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">33. Healing Time,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">35. Luka,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">36. Kau Memberiku Sekotak Cerita,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">37. Last Memories,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">38. See You Again,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">39. Aku Berjalan Menuju Ujung Harapan (@eventkreasi),</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">40. Sajak Purnama Tenggelam (@litpublisher).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sosok yang diidolakan Lepi dalam dunia Kepenulisan adalah Asma Nadia. Menurutnya, Asma Nadia merupakan salah satu penulis tersohor dan karya-karyanya begitu masyur. Dalam sebuah karyanya begitu banyak pelajaran yang dapat di petik terlebih cerita-ceritanya sangat berkaitan dengan agama dan melekat di hati ini. Terinsprirasi dari Asma Nadia, Lepi pun bersemangat dalam menorehkan prestasi dalam bidang kepenulisan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penghargaan yang pernah diterimanya yaitu berkesempatan masuk dalam berbagai kategori</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Penulis terpilih,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Penulis terbaik,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Kontributor,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Penulis terfavorit,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. Lima besar dalam Event Novela,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">6. Juara 3 dalam event quotes tahun lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di balik prestasinya yang luar biasa di bidang kepenulisan ternyata Lepi pernah mengalami berbagai macam rintangan seperti sering di sepelakan, dicap karyanya jelek, diremehkan, dan masih banyak lagi. Cara untuk mengatasi halangan tersebut menurut saya adalah tetap fokus pada tujuan semula yakin setiap usaha tak akan mengkhianati hasil dan apapun yang terjadi kedepannya maka itu adalah ketetapan yang terbaik dari Allah SWT. Selain itu cara Lepi meng-upgrade skill kepenulisannya adalah dengan cara sering ikut event kepenulisan dan menerima semua kritikan serta tak pernah berhenti untuk menulis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lepi juga termasuk penulis yang sangat teguh pendirian. Awalnya Ibu kurang setuju kalau Lepi terjun ke dalam dunia kepenulisan, namun karena tetap pada pendirian dan tidak pernah berhenti untuk menulis akhirnya sang ibu luluh dan memberikan doa serta dukungan terbaiknya kepada Lepi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Saya berharap agar kita senantiasa menyebarkan kebaikan melalui tulisan-tulisan kita, agar mereka yang membaca serta diri kita sendiri bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Dan jangan pernah berpikir untuk menyerah dalam mewujudkan impian kita, semangat," tegasnya. (RY)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi teman-teman yang ingin bersilaturahmi dengan Lepi bisa ikutinya jejaknya melalui :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Instagram: @lepisiah_501</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">YouTube : lepisiah11501</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Email : lepisiah1129@gmail.com</div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-87101586914448036932023-01-29T11:49:00.005+07:002023-01-29T11:49:52.968+07:00Bukan Lagi Dear Diary<div style="text-align: justify;">Penulis: Lepisiah</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgadrfwcHYQ_yB-m0vUv-Xa5OdV-Bc810g3PiZUbzcNbmnTBYSbkBkbpqk9Q7Vbd3g3qrTf1_WxaV6Ps9x08dFRZuhWEiOIEOts3Jogn0kx5cT_3NB_8fxltVwLDA4FdX0D6-_KoUhD7FCAwYrnh9tdlaYi1Fa_9jSIQYi7oSgXx4c9QtcIqI4Tc4ui7Q/s644/IMG_20230129_114614.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgadrfwcHYQ_yB-m0vUv-Xa5OdV-Bc810g3PiZUbzcNbmnTBYSbkBkbpqk9Q7Vbd3g3qrTf1_WxaV6Ps9x08dFRZuhWEiOIEOts3Jogn0kx5cT_3NB_8fxltVwLDA4FdX0D6-_KoUhD7FCAwYrnh9tdlaYi1Fa_9jSIQYi7oSgXx4c9QtcIqI4Tc4ui7Q/s320/IMG_20230129_114614.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rilla Yulistika gadis cantik kelahiran Padang, 3 Juli 2000. Ia merupakan salah satu mahasiswi di kampus UNP. Ia bercita-cita menjadi seorang guru kita doakan semoga ia bisa mewujudkan impiannya itu. Disamping itu ia pun gemar menulis dan berdakwah. Sekedar informasi bahwa kini Rilla berdomisili di magek kabupaten agam, Bukittinggi, Sumatera Barat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedari duduk di bangku sekolah dasar ia telah menulis namun tulisannya itu sekedar ia abadikan di buku diarynya saja tanpa di bagikan ke manapun. Ia mulai berani serta percaya diri mengshare karyanya ketika ia menjadi mahasiswi di kampusnya. Dan keberanian itu lantas membuahkan hasil sebab karyanya ikut di terbitkan dengan judul buku “Suara Kalbu pada tahun 2020 lalu” antologi cerpen itupun menjadi tulisan pertama seorang Rilla yang berhasil di terbitkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain dari buku dengan judul Suara Kalbu ada 3 karya lagi yang berkesempatan ikut di terbitkan, dan tulisan Rillapun pernah mengisi beberapa website, “Sekitar lebih kurang 4 antologi beberapa diantaranya yakni; Antologi Puisi Perahu Kata 2020, Antologi Cerpen Miracle For Love 2020, dan antologi Cerita Penghafal Al-Qur’an 2021, dan beberapa tulisan saya ada di website Kompasiana.com dan juga pemburu beasiswa.” tutur Rilla kepada saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rilla sesosok orang yang menjadikan Buya Hamka sebagai orang yang menginspirasinya ini memiliki beberapa berprestasi diantaranya, ia beberapa kali dinobatkan sebagai Penulis Terpilih yang karyanya ikut diterbitkan dengan penulis-penulis lain dan juga pernah di undang untuk mengisi acara yang berkaitan dengan kepemimpinan. Walaupun Rilla belum pernah menerbitkan novel namun ia berharap di tahun 2023 ini ia bisa menerbitkan minimal 1 buku solo, semoga keinginannya itu benar-benar terealisasikan ya teman-teman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi Rilla dalam menulis tentunya terdapat rintangan kalau kata orang tak semulus yang dibayangkan ia sempat bilang kepada saya, “Yang menjadi tantangan dalam menulis menurut saya adalah gaya bahasa yang terkadang menonton untuk anak muda” namun ia tak pernah berpikir untuk menyerah terlebih ia selalu di support oleh orang terkasih yaitu kedua orang tua dan juga saudaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat mengetahui Rilla memilih terjun di dunia kepenulisan orang tuanya sangat bahagia namun tetap menginginkan Rilla untuk selalu menjaga kesehatannya, dengan begitu orang tua Rilla berharap agar putrinya bisa menghadirkan tulisan-tulisan terbaik untuk para pembaca. Rilla pun berharap di tahun ini bisa menjadi penulis yang lebih baik lagi, yang bisa menginspirasi melalui tulisan-tulisan yang ia tuangkan baik berupa puisi, quotes, cerpen, cerbung, surat, novela, bahkan novel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekiàn wawancara saya kepada Rilla, sebab iapun memiliki kesibukan yang luar biasa. Semoga di lain waktu bisa saling berbagi kisah dan tak berhenti disini saja. Untuk Rilla dan kita semua tetap semangat meraih apa yang kita dambakan semoga kita bisa bermanfaat untuk orang sekitar.<b>(LS)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b><div style="text-align: justify;"><b>Profil Diri</b></div></b><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nama : Rilla yulistika</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">TTL : Padang, 3 Juli 2000</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hobi : Menulis dan Berdakwah</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cita-cita : Guru</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Status : Mahasiswi UNP</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b><div style="text-align: justify;"><b>Pendidikan</b></div></b><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">SDN 12 Koto Tangah</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">MTsN 1 Agam</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">MAN 2 Agam</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b><div style="text-align: justify;"><b>Karya</b></div></b><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Antologi Puisi “ Perahu Kata” 2020</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Antologi Cerpen “ Suara Kalbu” 2020</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Antologi Cerpen “ Miracle For Love” 2020</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Antologi “ Cerita Penghafal Al Qur’an” 2021</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b><div style="text-align: justify;"><b>Sosial Media</b></div></b><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ig : rillayulistika03</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Youtube: Rilla Yulistika</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Email : rillayulistika7853@gmail.com</div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-561365475849153612023-01-28T13:10:00.002+07:002023-01-28T13:13:53.459+07:00Novita Anggraini, Seorang Wanita Yang Memiliki Harapan Besar Agar Tulisannya Menjadi Sebuah Film<div style="text-align: justify;">Penulis: Rizka Hinayah</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9mEO5reosTUscTzL6ic-tcUoXZrak-VsNG4wgJcl4P4iY8QIKpvBrnU_X4-R8Q_UsKyg6Y2SoGF2hObNm-L_hYuNKpX5uFuMRpomOpqGXfNje6gfsabp3gT2OpXTTfDdHdFHsdUNXqxb53XedVPwvkDynGK79zHIvBbUwQuxQp_tkfzIvXOK4CBEEVA/s1156/IMG-20230128-WA0038.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9mEO5reosTUscTzL6ic-tcUoXZrak-VsNG4wgJcl4P4iY8QIKpvBrnU_X4-R8Q_UsKyg6Y2SoGF2hObNm-L_hYuNKpX5uFuMRpomOpqGXfNje6gfsabp3gT2OpXTTfDdHdFHsdUNXqxb53XedVPwvkDynGK79zHIvBbUwQuxQp_tkfzIvXOK4CBEEVA/s320/IMG-20230128-WA0038.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Novita Anggraini, adalah salah seorang anggota dari Jpi, beliau kelahiran tahun 1995, tepat pada tanggal 03, November 1995 silam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini beliau sendiri merupakan seorang mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Riau, jurusan ekonomi pembangunan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hobinya menulis kini membuahkan hasil bagi Novita, apalagi ia mulai menulis sejak Sd, dan di masa sekolah menengah pertama ia sudah memberanikan diri untuk ikut lomba cerpen, cita cita beliau tak luput dari doa, serta suport seorang ibu yang telah berperan penting memberikan efort untuk dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini Novita sendiri sudah menciptakan buku seperi: antologi puisi, dan di platfrom platfrom online seperti sekarang ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hingga saat ini Novita masih aktif menulis karena cita cita, dan memang niatnya yang ingin menulis, tulisan yang ia buat mencakuo halnya mengenai percintaan, sebagaimana remaja saat ini ya kalau galau bawaannya pengen ngeluarin kata kata mutiara, hal lain yang membuat Novi menulis yaitu dari pengalaman prubadi yang ia angkat menjadi sebuah cerita novel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harapan terbesar Novi sendiri di JPI yaitu agar bisa menambah skill menulis, berbagi ilmu, dan mengingin sekali tulisannya di filmkan, semoga kedepannya tulisan saudari Novi bisa di filmkan, dan memberi pelajaran yang bisa di ambil dari cerita cerita beliau ini, aamiin. (RH)</div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-23147321004883994922023-01-28T00:25:00.005+07:002023-01-28T13:11:07.909+07:00Rizka Hinayah Memantapkan Diri Menjadi Novelis<p></p><div style="text-align: justify;">Penulis: Novita Anggraini </div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfOB51ec-ySfwpzIZ3XzTwKrAnl9yw45Q1J5DRxrcvk3zRmI4alO9aLSW0puw5jYYNJicooZXG6z7nDRZdEovOCnC7RlZjStoJz56PwV4YgX9SDmdP7YjBM4vlmQNFLYBKmfdJ8gk-5JtF3Cv0e6avFzhHBcG6_7L8vNmJGXNd_J3VsFdYUMedoTjquw/s720/IMG_20230128_002109.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfOB51ec-ySfwpzIZ3XzTwKrAnl9yw45Q1J5DRxrcvk3zRmI4alO9aLSW0puw5jYYNJicooZXG6z7nDRZdEovOCnC7RlZjStoJz56PwV4YgX9SDmdP7YjBM4vlmQNFLYBKmfdJ8gk-5JtF3Cv0e6avFzhHBcG6_7L8vNmJGXNd_J3VsFdYUMedoTjquw/s320/IMG_20230128_002109.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Memiliki Hobi menulis sejak di bangku Sekolah, Rizka Hinayah Safitri Hutapea gadis kelahiran Tahun 2000 ini kerap menulis karyanya di Platform Online.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tulisan bergenre Romance ini terinspirasi dari kisah Perjalanan Rizka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rizka yang saat ini berstatus Mahasiswi di UNISLA Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia memantapkan skill menulisnya dengan konsisten menulis di Watpadd, sudah banyak sekali judul yang ditulis oleh Rizka seperti Bentala Sastra Rea,Semua Tentang Saya,Sang Hang dan Dear Arkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pembuktian Rizka untuk menjadi seorang Novelis dibuktikan lewat tulisan yang ditulisnya secara rutin. Tak hanya itu Gadis asal Kota Medan ini terus mengasa skill menulisnya dengan mengikuti Forum Jaringan Penulis Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Saya mulai menulis itu sejak Kelas 3 SMA, walaupun hobi saya ini kurang di dukung oleh lingkungan saya tetapi saya tetap ingin memberikan yang terbaik lewat tulisan-tulisan saya dan Alhamdulillah saya sering menjuarai Event Menulis,saya ingin membuktikan bahwa kekurangan yang saya miliki menjadi sumber kekuatan untuk saya" tegas Rizka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harapan Rizka kedepannya dengan aktif menulis dan mengikuti berbagai event serta turut bergabung ke JPI, tulisan Rizka bisa menjadi energi positif untuk para pembaca.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan kamu bisa membaca tulisan Rizka Hinayah di akun Watpaddnya<b>.(NA)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Ria Mhttp://www.blogger.com/profile/09987897949904258713noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1538756115403573911.post-27920867368901271052023-01-27T07:53:00.002+07:002023-01-27T07:53:20.333+07:00Cerpen : Khanza dan Rayanza - Oleh : Lepisiah<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMOmDfR3A92637AH54JD2_GjO7VGEAJ3T-bclYuCSNJQnFCeSl_bkRiFXywVyTEjcX6v3yeQJ8Db77f3p3tXH6_fbIE4h9ey0-J-H_XQ3rP_eBF7OFH1MKp6_dbxsnFEyNEk9qmcJ85gCONoYoumZwsR3FXJeOFj2oCZAuuVxyHKUrxhEe-BRpUyDaw/s4000/20230107_175558.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMOmDfR3A92637AH54JD2_GjO7VGEAJ3T-bclYuCSNJQnFCeSl_bkRiFXywVyTEjcX6v3yeQJ8Db77f3p3tXH6_fbIE4h9ey0-J-H_XQ3rP_eBF7OFH1MKp6_dbxsnFEyNEk9qmcJ85gCONoYoumZwsR3FXJeOFj2oCZAuuVxyHKUrxhEe-BRpUyDaw/w640-h360/20230107_175558.jpg" width="640" /></a><br /> Khanza Medina Putri, adalah seorang gadis yang tak jauh berbeda dengan gadis-gadis lain pada umumnya. Tak banyak inginnya, ia hanya berharap bisa dicintai oleh ibunya sebagaimana kasih ibu pada sang buah hatinya. Mampukah ia memujudkan impiannya itu ditengah delima yang menerpa yang seolah tiada ujung?<br /><br /> Suatu hari Khanza berjualan nasi goreng seperti biasanya, ia begitu semangat dan tak ada kata menyerah meskipun ibunya selalu membeda-bedakan antara dia dan kakaknya bernama Elina. Elina masih melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan, Elina tak perlu cemas akan dana karena ibunya akan menyanggupi segala keperluannya, sedang Khanza sedari awal tak pernah diberi kesempatan untuk kuliah padahal iapun bercita-cita menjadi seorang guru.<br /><br /> Ditengah sibuk melayani pelanggan seketika Khanza dikejutkan dengan beberapa laki-laki yang dengan sengaja membuat keributan. Orang-orang kian pergi karena merasa tak nyaman, dan hari itu Khanza mengalami kerugian yang cukup besar. Khanza lalu ingin melawan tapi ia sadar bahwa jumlah mereka cukup banyak dan ia tak akan mampu melawan yang bisa ia lakukan hanyalah mengikhlaskan. <br /><br /> Lalu salah seorang dari mereka tiba-tiba datang dan mendekat ke arah Khanza, namanya Rayanza. Ya Rayanza adalah orang pertama yang tak suka pada Khanza sebab orang-orang selalu membully mereka dikarenakan nama mereka hampir sama dan Rayanza mengira bahwa Khanza adalah penyebab kakaknya masuk penjara. Tapi hal itu tak membuat Khanza menyerah, ia yakin bahwa suatu hari akan ada seseorang yang bisa menerimanya dengan tulus. Khanza sudah berusaha menjelaskan kepada Rayanza bahwa bukan dia penyebabnya tapi apalah daya Rayanza tak pernah mau mendengarkannya. <br /><br /> Rayanza sempat bilang, “Karena sampai kapanpun aku tak akan pernah suka sama kamu Khanza! Masih terlalu banyak perempuan yang jauh lebih sempurna dibanding kamu!” begitulah tegasnya pada Khanza dihadapan teman-temannya. Setibanya Khanza dirumah, ibu Khanza sangat terkejut melihat semua barang bawaan Khanza berantakan, ibunya justru tak menanyakan tentang keadaan Khanza sedikit pun ibunya lantas memarahi serta menganggap itu adalah kesalahan Khanza sendiri. Ibunya tak peduli, bagaimana pun caranya Khanza harus bisa mendapatkan uang untuk membayar kuliah kakaknya dua minggu kedepan. Khanza hanya bisa mengangguk sembari meneteskan air mata, ia merasa ini semua tidak adil. <br /><br /> Malam harinya Khanza sedang menulis di buku diarynya saat sedang terperangkap didalam ceritanya, ibunya tiba-tiba masuk dan menyuruh Khanza mencari kakaknya karena sampai saat itu Elina belum juga pulang. Tanpa ada penolakan Khanza lalu menuruti perintah ibunya, Khanza memutuskan untuk mencari Elina ke kampusnya. Setibanya di kampus, Khanza lalu bertanya pada teman-teman Elina namun mereka bilang Elina sudah pulang dari tadi siang, bahkan sebelum jam pelajarannya usai. Tak ingin menyerah Khanza lalu terus mencoba menghubungi kakaknya itu, namun tiada jawaban. Hingga handphone Khanza tiba-tiba berbunyi dan yang menelponnya adalah kakaknya Elina, Khanza lalu bertanya keadaan kakaknya itu namun tidak ada jawaban ternyata handphone Elina di pegang oleh laki-laki, laki-laki itu lantas mematikan teleponnya, orang itu lalu memberi pesan, “Kalau kamu mau kakakmu selamat! Datang ke jalan Purnama sekarang!” ancamnya. Tanpa berpikir panjang Khanza lalu datang ke alamat yang orang itu perintahkan.<br /><br /> Di perjalanan tak sengaja Khanza bertemu dengan Rayanza. Saat itu Rayanza mencoba menghalau Khanza dengan menghadang Khanza dengan sepeda motornya. Namun kali itu Khanza tak ingin berdebat, dia hanya fokus agar bisa segera sampai ke tempat dimana kakaknya disekap. Rayanza tak menyerah ia lalu mengikuti Khanza dari belakang, setibanya di tempat yang dituju terdapat sebuah gedung tua yang sangat gelap, walau sempat ragu untuk melangkah masuk tapi hal itu tak membuat Khanza mundur untuk menolong Elina. Disisi lain Rayanza kian bertanya-tanya kenapa Khanza ke gedung itu? Pikiran Rayanza kian buruk pada Khanza ia sempat berucap, “Kelihatannnya aja polos, lugu, enggak tahu apa-apa, nyatanya mainnya disini!” celetuknya.<br /><br /> Setibanya di dalam, Khanza tak berhenti memanggil-manggil nama kakaknya itu, meski takut dan hanya ada penerangan dari senter di handphonenya saja namun ia tak ada pilihan lain, satu hal yang ada dibenaknya bahwa keselamatan Elina jauh diatas segala-galanya. Hingga seseorang menarik Khanza dari belakang, dan orang misterius itu membawanya ke ruangan dimana Elina disekap. Karena penasaran Rayanza lalu menyusul Khanza.<br /><br />“Kak, kakak baik-baik aja kan?” tanya Khanza penuh cemas<br /><br />“Dek, tolong bebasin kakak dari sini.” pinta Elina <br /><br />“Iya kak,” sahut Khanza<br /><br />“Eits... Kalian enggak akan keluar dari sini, sebelum kalian mau tanda tangan surat perjanjian ini!” sela orang yang mengenakan topeng itu<br /><br />“Perjanjian apa?” Khanza<br /><br /> Setelah mendengar suara-suara, Rayanza lalu mencari sumber suara itu dan setelah beberapa saat ia lalu menemukan Khanza, Elina dan penjahat itu. <br /><br />“Asal kamu tahu kakak kamu ini, sudah meminjam uang saya 50 juta, dan saya enggak mau tahu dalam waktu satu bulan kalian terutama kamu harus bisa membayarnya kalau enggak kalian akan tanggung sendiri akibatnya!” tegas orang itu<br /><br />“Apa 50 juta?” sahut Khanza<br /><br />“Wow banyak juga ya hutang kakaknya Khanza?” sontak Rayanza dari balik tembok<br /><br /> Kemudian Elina mohon kepada Khanza agar ia bersedia menuruti permintaan orang itu, agar mereka bisa pulang. Elina tahu bahwa adiknya itu tak akan tega melihat kakaknya ada dalam masalah, dan tanpa berpikir panjang Khanza lalu mengikuti perintah penjahat itu. Saat Khanza sudah tanda tangan tak sengaja Rayanza teriak setelah tak sengaja ia melihat tikus di dekat kakinya hal itupun membuat sang penjahat menodongkan senjatanya kepada Elina. Elina lalu marah pada Khanza kenapa dia membawa orang lain kedalam masalah itu dan justru melibatkan orang lain. Karena tak ada pilihan Rayanza lalu keluar dari persembunyian dan mendekat kearah mereka.<br /><br /> Keadaan semakin tegang namun Khanza mencoba mencairkan keadaan ia tahu bahwa Rayanza tak akan ikut campur dengan masalahnya, sebab dari awal Rayanza pun sudah membenci dirinya. Namun sang penjahat masih tak mau mendengar, penjahat itu menyimpulkan kalau Khanza dan Rayanza telah bekerja sama. Karena tak ada pilihan Rayanza lalu melawan penjahat itu, Rayanza pun meminta Khanza untuk segera keluar seraya membawa kakaknya ke tempat yang lebih aman. <br /><br /> Setibanya di luar, Khanza lalu meminta Elina untuk tetap stay di sebuah warung di seberang gudang tua itu, sedang ia memilih kembali untuk memeriksa keadaan Rayanza. Baru kali ini Khanza nampak begitu mencemaskan keadaan seorang Rayanza, mungkin karena Rayanza sudah mau membantunya dan juga kakaknya dibalik semua permasalahan yang ada diantara mereka berdua. <br /><br /> Saat itu ia mendapati penjahat itu telah tergeletak di lantai dan Rayanza selamat, terlukis perasaan lega diwajahnya. Saat Khanza hendak mendekat ke arah Rayanza, tiba-tiba penjahat itu kembali berdiri dan mencoba melukai Rayanza dari belakang dan dengan sigap Khanza lalu mendorong Rayanza sekuat yang ia bisa hingga Khanza lah yang menerima sebuah tancapkan pisau dari penjahat itu. Saat itulah Rayanza bertanya dalam hatinya, “Apa mungkin gadis sebaik Khanza menjadi penyebab kakaknya masuk penjara?”. Rayanza lalu meminta Khanza untuk bertahan, sedang penjahat itu lalu bergegas melarikan diri.<br /><br /> Karena tak ada pilihan Rayanza lalu mengangkat tubuh Khanza dan membawanya keluar dari gudang tua, karena Khanza telah kehilangan darah yang cukup banyak ia lalu pingsan setibanya di warung Elina turut mengkhawatirkan keadaan adiknya itu. Dan mereka bergegas membawa Khanza ke rumah sakit. Setibanya dirumah sakit, para petugas lalu memberikan pertolongan pada Khanza. Elina lalu berniat memberi tahu kondisi adiknya itu pada ibunya, namun Rayanza lalu bilang, “Tadi sebelum Khanza pingsan dia sempat bilang, agar jangan kasih tahu masalah ini ke Tante Dewi” tutur Rayanza. Elina pun mengurungkan niatnya, dan karena sudah larut malam dan Khanza belum kunjung sadar akhirnya Elina memberanikan diri untuk pamit dan menitipkan Khanza pada Rayanza. <br /><br /> Walau sempat menolak namun Elina berhasil meyakinkan Rayanza bahwa mungkin itu satu-satunya cara agar ibu mereka tak curiga mengenai keadaan Khanza saat ini. Karena tiada pilihan Rayanza lalu menuruti. Saat Elina sudah pulang, terbesit dipikiran Rayanza untuk meninggalkan Khanza begitu saja dan ia sempat melangkah untuk keluar dari rumah sakit tersebut tapi hatinya menolak untuk itu, ia tak tega bila harus meninggalkan Khanza sendiri terlebih dengan kondisi Khanza saat ini. <br /><br /> Di rumah, Elina disambut begitu baik oleh ibunya. Ibunya lalu menyalahkan Khanza karena tak berhasil menemukan kakaknya. Dan justru pamit tidur dirumah temannya yaitu Zachira, itulah alasan yang tepat menurut Elina agar ibu mereka tak curiga. Dirumah sakit, Khanza lalu sadar dari pingsan dan ia merasa kebingungan dimana dia sekarang?, suster lalu bilang kalau sekarang ia sedang ada di rumah sakit, karena tadi baru saja kena musibah. Tak berhenti sampai disitu Khanza lalu bertanya pada sang suster, “Sus, gimana dengan keadaan kakak saya dan Rayanza teman saya?” <br /><br />“Mereka semua baik,” tak berselang Rayanza lalu masuk ke ruangan, <br /><br />“Jangan terlalu mencemaskan orang lain sementara keadaan kamu aja kayak gini” ketus Rayanza<br /><br />“Iya, btw kak Elina dimana?” tanya Khanza<br /><br />“Tadi kakak kamu sudah pulang, katanya biar Tante Dewi enggak curiga.”<br /><br />“Itu lebih baik biar kak Elina juga bisa istirahat pasti dia capek,” gerutu Khanza<br /><br />“Yaudah kalau begitu saya keluar” pamit sang suster<br /><br />“Jangan.. “sontak mereka berdua<br /><br />“Kompak banget,” celetuk sang suster<br /><br />“Enggak papa, yang penting pintuya tetap dibuka” kemudian sang suster keluar<br /><br /> Keadaan sempat hening lalu,<br /><br />“Kenapa sih kamu berkorban untuk ku? Kenapa kamu enggak biarin aku aja yang ditusuk tadi?” <br /><br />“Itu sudah seharusnya kok, aku akan lebih merasa bersalah lagi kalau kamu sampai terluka sedang kamu enggak ada salah apa-apa.” urai Khanza<br /><br />“Memangnya kamu ada salah? Bukannya itu semua salah kakak kamu ya?”<br /><br />“Itu mungkin kesalahan kakakku tapi aku yakin dia enggak bermaksud bawa aku kedalam masalahnya,” bela Khanza<br /><br />“Tahu ah..” kesalnya kemudian duduk di sebuah kursi<br /><br /> Karena tak enak hati dan tak ingin merepotkan lagi, Khanza lalu meminta Rayanza untuk pulang. Ia yakin pasti orang tuanya juga cemas kalau anaknya tidak pulang-pulang apalagi sudah larut malam. Namun Rayanza bilang kalau dia bisa cari alasan agar orang tuanya tak mengkhawatirkan keadaannya. Tak disangka Rayanza rela menjaga Khanza padahal hubungan mereka terbilang tak baik-baik saja. Rayanza pun merasa bingung ada apa dengan dirinya, mengapa dia tak tega bila harus meninggalkan Khanza sendirian padahal yang dia tahu bahwa dia sangat membenci Khanza atau rasa itu sudah berubah. <br /><br /> Pagi harinya, Elina lalu pamit ke kampus seperti biasa. Dan tante Dewi kemudian bertanya-tanya apakah Khanza akan pulang hari ini atau belum? Namun Elina tak bisa menjawab apa-apa, Elina lalu mengalihkan pembicaraan dengan berbagai macam cara. Nampaknya Tante Dewi semakin kesal pada Khanza. Di rumah sakit, saat Khanza membuka mata ia tak mendapati Rayanza lagi, mungkin Khanza salah karena terlalu berharap Rayanza akan menjaganya sampai pagi. Hingga seseorang lalu datang dan mengejutkannya, orang itu tak lain adalah Rayanza. <br /><br />“Aku pikir,”<br /><br />“Aku masih ada disini, cuma aku tidur diluar,” sahut Rayanza<br /><br /> Beberapa saat kemudian, makanan lalu datang. Khanza lalu merasa tak nafsu untuk makan karena lidahnya terasa pahit namun Rayanza lalu menyakinkan kalau ia harus makan agar bisa segera keluar dari rumah sakit itu dan supaya ibu mereka tak curiga. Khanza lalu memaksakan diri untuk makan walau sedikit. Beberapa saat kemudian ia lalu teringat pada kakaknya,<br /><br />“Apa kak Elina enggak akan kesini ya pagi ini?” tanya Khanza dalam hati<br /><br />“Khanza... Jangan ngelamun nanti kamu kerasukan baru tahu rasa,” canda Rayanza<br /><br />“Apaan sih buruk banget do'anya” timpal Khanza<br /><br />“Ternyata Khanza cantik juga kalau lagi kesel kayak gini, astaghfirullah apaan sih?” gumam Rayanza<br /><br /> Waktu kian bergulir benar saja Elina justru tak menjenguknya namun ia tetap menyakinkan diri bahwa mungkin saja kakaknya sedang sibuk kuliah jadi tak ada waktu untuk membesuknya walau untuk sesaat. Ia hanya kasihan pada Rayanza yang belum pulang dari semalam, kemudian Khanza ada ide. Ia memutuskan ingin rawat jalan aja, karena merasa dirinya sudah jauh lebih baik. Rayanza sempat tak setuju dengan keputusan Khanza, ia takut akan terjadi hal buruk pada Khanza, namun Khanza tetap bersikekeh untuk pulang. <br /><br /> Akhirnya pihak rumah sakit pun mengizinkan Khanza untuk pulang. Lagi-lagi Rayanza yang menolong Khanza membayar biaya rumah sakit, namun Khanza berjanji akan segera mengganti uang Rayanza kalau sudah ada. Namun Rayanza lalu bilang,<br /><br />“Udahlah enggak usah dipikirin, lagian itu tabungan ku sendiri bukan dari orang tuaku, bukannya kamu lagi perlu uang juga buat bayar hutang kakak mu kan? Lebih baik kamu fokus ke itu dulu.” Saran Rayanza<br /><br />“Iya kamu bener Rayan...” seketika melintas teman-teman Rayanza<br /><br /> Sikap Rayanza sontak berubah seakan-akan ia tak sudi bila harus dekat-dekat dengan Khanza. Khanza lalu pulang sendiri, beruntung ia masih punya sedikit uang untuknya bisa pulang sedang Rayanza terus ngobrol dengan teman-temannya. Teman-temannya sempat curiga pada Rayanza mereka menyadari bahwa Rayanza masih mengenakan baju kemarin, dan ada sedikit darah di baju yang Rayanza kenakan. Namun akhirnya Rayanza bisa mengelak dan menutupi yang sebenarnya terjadi hingga teman-temannya pun percaya. <br /><br /> Setelah Rayanza berpisah dari teman-temannya terbesit tanya dibenak Rayanza, apakah Khanza baik-baik aja? Apa dia sudah sampai rumah? Karena tak ingin semakin penasaran ia lalu menuju rumah Khanza. Setibanya dirumah Khanza ternyata Rayanza mendapati Khanza sedang dimarahi ibunya, yang Rayanza dengar adalah;<br /><br />“Kenapa kamu nganter kakak kamu sampai kerumah baru nginep teman temen kamu itu Zachira? Gimana kalau kakak kamu sampai kenapa-napa?”<br /><br />Namun Khanza tak berani menjawab apa-apa ia hanya terdiam seraya meminta maaf pada ibunya, hati Rayanza semakin tersentuh. Ia pun geram dan ingin berkata yang sejujurnya tapi ia sadar hal itu tak akan membuat keadaan menjadi lebih baik, mungkin saja hal itu akan membuat Khanza semakin terpojokkan dan menderita. <br /><br /> Hari itupun berlalu, keesokannya Khanza kembali semangat lagi untuk mencari cara agar nasi gorengnya selalu ramai dan dengan begitu dia bisa mengumpulkan uang untuk membayar biaya kuliah kakaknya dan juga mencari uang agar bisa membayar hutang kakaknya 50 juta walau ia tahu hal itu tak mudah. Setibanya di depan gang, seseorang mengagetkannya dan orang itu adalah Rayanza,<br /><br />“Kamu yakin kamu kuat buat jualan? Bukannya kamu belum benar-benar pulih?” tanya Rayanza<br /><br />“Inysa’Allah aku kuat kok, ini semua demi kebaikan kami”<br /><br />“Kebaikan kami atau kakak mu aja?” cetus Rayanza<br /><br /> Namun Khanza tak ingin berdebat lagi, ia hanya semangat berjualan untuk mengais rezeki. Rayanza bilang, kalau hari ini dia masih libur kerja dan dia ingin membantu Khanza semampu dia. Meski awalnya Khanza sempat menertawakan mana mungkin seorang Rayanza mau panas-panas cuma buat nolongin dia, namun akhirnya Rayanza berhasil membuktikan itu semua. Nampaknya pelanggan kian merapat terutama yang cewek-cewek, ya mungkin karena mereka ikut terpesona dengan ketampanan Rayanza. Hari itupun Khanza lalui dengan amat bahagia, tanpa terasa dagangan merekapun lantas habis. Khanza sangat berterima kasih pada Rayanza karena sudah banyak membantunya, tak lupa Rayanza pun berterima kasih padanya sebab menurut Rayanza Khanza cukup membuatnya semakin bisa bersyukur dengan apa yang dalam menjalani hidup ini. <br /><br /> Hari-hari kian berlanjut jualan Khanza pun semakin lancar, hingga akhirnya ia berhasil membayar uang kuliah Elina. Dan tibalah saat terberat Khanza, karena selama ini ia terlalu memporsir dirinya untuk kerja akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit. Ibunya justru menyalahkan Khanza karena ia tak bisa menjaga dirinya untuk tetap sehat. Saat itu baik ibunya dan juga Elina lebih memilih pulang ke rumah daripada menjaga Khanza dirumah sakit. Rayanza kian tak terima dengan sikap orang tua Khanza dan juga Elina tapi Khanza tak ingin terjadi masalah yang lebih besar iapun berusaha terlihat tegar dihadapan Rayanza dan meminta agar Rayanza tetap diam.<br /><br /> Hari itu Rayanza benar-benar telah menepis kebencian dihatinya, ia sadar bahwa tak mungkin gadis sebaik Khanza tega membuat kakaknya masuk penjara. Iapun tak peduli kalaupun teman-teman Rayanza menjauhinya hanya karena dia dekat dengan Khanza. Lalu Rayanza meminta Khanza untuk istirahat, saat Khanza telah terlelap tak sengaja Rayanza melihat buku diary Khanza. Iapun penasaran dan ingin membaca buku diary Khanza itu seraya berjalan keluar ruangan, saat membaca iapun terbawa suasana ia semakin yakin kalau Khanza tak mungkin bersalah. Sebab dari diary yang Rayanza baca bahwa Khanza hanya menginginkan agar ia dicintai oleh ibunya sama seperti kakaknya. Dan diwaktu yang bersamaan Rayanza akhirnya tahu kalau Khanza telah jatuh hati padanya. Perasaan campur aduk, ia hanya belum sadar akan perasaannya sekarang.<br /><br /> Keesokannya Rayanza tetap bersikap seperti biasanya, dan Khanza lalu ingin pulang karena lagi-lagi ia merasa lebih baik hanya perlu istirahat. Dan iapun pulang. Hari-hari kian ia lalui, dan kala itu Rayanza tak menemaninya lagi. Tapi Khanza sadar bahwa selama ini Rayanza sudah terlalu banyak membantunya dan itu sudah cukup. Ia tak pernah peduli akan kesehatan yang ia pedulikan ialah sebisa mungkin ia mencari uang agar bisa mengumpulkan uang untuk membayar hutang-hutang kakaknya. Ia hanya percaya bahwa Allah tak akan menguji seorang hamba melebihi batas kemampuannya.<br /><br /> Hingga hari yang ditunggu pun tiba, namun uang Khanza masih belum cukup 50 juta, ia lalu memutar otak untuk bisa menjual sesuatu yang berharga dan untungnya ia teringat akan gelang satu-satunya peninggalan sang ayah, meski berat ia pun rela menjual gelang tersebut demi kakaknya hingga cukuplah uang itu 50 juta.<br /><br /> Mereka lalu bertemu kembali di gedung tua, dan sesegera mungkin Khanza memberikan uang itu pada penjahat itu. Nampaknya baik Elina dan orang itu merasa lega sekaligus tak menyangka seorang Khanza bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu satu bulan. Itulah pertolongan Allah tidak ada yang tidak mungkin, saat penjahat itu beranjak pergi ternyata mereka telah dikepung oleh segenap polisi, dan Elina kembali menyalahkan Khanza dengan semua yang terjadi padahal itu adalah inisiatif Rayanza, sebab Rayanza mengetahui suatu fakta bahwa sebenarnya Elina dan penjahat itu telah bekerja sama untuk memeras Khanza. Ia tahu bahwa Khanza tak akan tega menyaksikan kakaknya menderita apalagi sampai terluka. <br /><br /> Saat mengetahui itu semua hati Khanza sangat hancur sebab ia begitu berjuang selama ini, tapi nyatanya ini semua ulah kakaknya sendiri. Elina dan penjahat itupun lalu dibawa ke kantor polisi. Kemudian pihak polisi pun memberikan informasi tersebut pada Tante Dewi, hal itupun cukup membuat Tante Dewi tak menyangka dan justru berpikir bahwa yang ditangkap adalah Khanza bukan Elina putri kesayangannya. Di perjalanan,<br /><br />“Aku pikir kamu enggak peduli sama aku lagi” keluh Khanza<br /><br />“Aku enggak pergi Za, selama ini aku hanya fokus cari informasi tentang kakakmu saja”<br /><br />“Iya tapi...”<br /><br />“Aku tahu Za, kamu pasti kecewa sekali sama kakakmu, kami boleh nangis jangan sampai luka itu kamu pendam dan justru membuat kamu lebih menderita.” Saran Rayanza<br /><br /> Kemudian Khanza menangisi sejadi-jadinya, kemudian setelah beberapa saat dia kembali tenang dan merasa lebih baik dari sebelumnya. Tibanya dirumah sakit, Elina lalu meminta maaf kepada Khanza dan agar Khanza bersedia membebaskannya dari hukuman apapun juga. Tak berselang Tante Dewi lalu berlutut dihadapan Khanza, ia sadar bahwa Elina bersalah tapi lagi-lagi Tante Dewi tetap rela melakukan apa saja demi putri kesayangannya itu. <br /><br /> Biar bagaimanapun Khanza juga adalah seorang anak iapun tak akan tega melihat ibunya bersimpuh dihadapannya. Iapun meminta Rayanza membebaskan kakaknya itu,namun Rayanza lalu bilang, “Kalau dulu Khanza tidak pulang kerumah bukannya karena tidur dirumah temannya, justru Khanza dirawat dirumah sakit karena menyelamatkan kak Elina dari penjahat itu yang ternyata...” <br /><br /> Tak begitu lama, seseorang lalu datang kemudian bilang bahwa Elina lah yang membuatnya masuk penjara bukan Khanza. Orang itu adalah Arden, kakak dari Rayanza. <br /><br />“Apa kak?” sontak Rayanza<br /><br />“Dulu kakak dan Elina adalah sahabat dan semua baik-baik saja, hingga suatu hari Elina meminta kakak untuk menipu seseorang dan saat apa yang Elina inginkan telah ia dapat orang itu lalu melawan. Dan karena waktu itu kakak terdesak, kakak tak sengaja mendorong orang itu yang menyebabkan orang itu meninggal.”<br /><br />“Lalu kenapa kakak bilang kalau orang itu adalah Khanza?” Rayanza begitu emosi<br /><br />“Karena kakak enggak ada pilihan, kakak sudah terlanjur sayang sama dia. Sedangkan Khanza dia bukan siapa-siapa buat kakak” papar kak Arden<br /><br />“Enggak gini caranya kak?” Rayanza teramat kesal<br /><br />Khanza lalu mencoba menenangkan Rayanza, ia bilang semua yang terjadi sudah ketetapan yang Maha Kuasa. Tak ada yang perlu disesali lagii. Diwaktu yang bersamaan Elina menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Khanza dengan segenap hatinya. Ia begitu malu pada adiknya itu, yang semestinya ia jadi contoh justru malah dia menjadi penyebab adiknya menderita lagi dan lagi.<br /><br /> Tante Dewi pun menyadari bahwa selama ini ia salah karena terlalu memanjakan Elina, hingga ia tak pandai membedakan mana yang benar dan yang salah. Semua ini Tante Dewi lakukan karena sedari kecil dulu Elina selalu sakit-sakitan dan dengan peristiwa itu membuat Tante Dewi lebih memperhatikan Elina dibanding Khanza. Sejak hari itu Tante Dewi berjanji akan menyayangi Khanza sebagaimana ia mencintai dan menyanyi Elina. Hal itupun membuat Khanza sangat bahagia. Suatu yang ia nantikan akhirnya bisa terwujud, iapun berterima kasih pada Allah sebab telah memberinya kekuatan hingga ia bisa berdiri hingga sekarang. <br /><br /> Iapun bertema kasih pada Rayanza karena ia bersedia membantu Khanza melalui segudang masalah yang menerpanya. Setelah peristiwa itu, Elina mau terjun dalam usaha nasi goreng Khanza dan mereka sangat kompak. Uang yang mereka miliki mereka manfaatkan sebaik-baiknya, hingga beberapa bulan kemudian mereka bisa buka beberapa cabang. Dari sanalah Khanza bisa menabung dan mewujudkan mimpinya untuk bisa kuliah dan mengejar cita-cita menjadi seorang guru. <br /><br /> Hingga suatu hari, Elina mengajak Khanza ke suatu tempat yang sangat indah. Disana terdapat beberapa hiasan bunga yang memanjakan mata. Lebih tepatnya seperti sebuah acara pertunangan, saat Khanza bertanya ini tempat apa? Elina hanya terdiam sembari membuatnya penasaran. Dan benar saja, saat itu Khanza mendapati ibunya sudah mengenakan baju rapi, dan ada orang tua Rayanza juga yang nampak memancarkan wajah berseri. Lalu seseorang datang, dan seolah membawa sebuah harapan baru orang itu adalah Rayanza. <br /><br /> Rayanza lalu mengutarakan niatnya pada Khanza hal itupun membuat Khanza meneteskan air mata,<br /><br />“Kenapa kamu nangis? Kalau kamu enggak mau aku enggak maksa” kata Rayanza<br /><br />“Kamu enggak ngerti aja, dia nangis bukan karena enggak mau tapi karena terharu,” sahut Elina <br /><br />“Memangnya iya?” tanya Rayanza<br /><br />Sedang Khanza hanya bisa mengangguk dan tak bisa berkata apa-apa. Semua berakhir bahagia, kini Khanza hanya menangis karena terharu bukan karena cemburu pada kakaknya itu. (Baturaja, <a href="https://www.instagram.com/lepisiah_501/" target="_blank">Lepisiah</a>)<br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /></div><br /><br />Unknownnoreply@blogger.com0