Rhaa Azhar, Pejuang Deadline yang Tak Kenal Kata Menyerah

Penulis dengan nama lengkap Ira Andinita ini memulai karir kepenulisannya pada tahun 2016. Awal mula ketertarikannya terjuan di dunia literasi sebenarnya merupakan tantangan dari teman yang telah lebih dulu menekuni dunia kepenulisan. “Waktu itu sih karena tertantang dengan ajakan teman yang juga sama-sama terjun ke dunia kepenulisan,” ucapnya. “Selain ya ingin mengembangkan hobi agar tidak stuck di suatu titik.” Itulah jawaban Rhaa ketika kutanya mengenai alasannya mulai menulis.


Nama Rhaa Azhar ia pilih karena memiliki arti khusus baginya. Rhaa merupakan modifikasi dari namanya, Ira, sedangkan Azhar diambil dari bahasa Arab yang berarti kuat. Dengan mengusung nama pena tersebut, Rhaa berharap ia bisa menjadi penulis yang kuat, juga agar karya-karyanya melekat kuat dalam ingatan  pembacanya.

Ada begitu banyak penulis yang menginspirasi Rhaa, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Di antaranya adalah Tere liye, Dee Lestari, Habiburrahman El Shirazy, Asma Nadia, Ariny NH, Cassandra Clare, Kelley Armstrong, JK Rowling, Dan Brown, juga Shidney Sheldon. Dan Rhaa menjadikan mereka semua sebagai contoh agar ia dapat terus berkarya dan mengembangkan kemampuannya.

Awal Karir Kepenulisan
Wanita kelahiran Cirebon, 2 Maret 1996 ini memulai karirnya dengan mengikuti lomba penulisan novelet yang diadakan oleh sebuah penerbit indie yang khusus menerbitkan ebook, Nwbart Publisher, pada awal 2016. Keraguan yang mengawali momen bersejarah ini akhirnya ditepis dengan dukungan sang adik yang biasa membantu Rhaa dalam mengedit karya-karya yang ia buat (sebelumnya Rhaa hanya menulis cerpen dan puisi). Ketebatasan media dan waktu adalah tantangan terbesar baginya saat itu. Tapi syukurnya semua bisa di selesaikan dalam waktu tujuh hari (dikarenakan sudah mendekati deadline) dengan bantuan adik yang mengedit dan mengirimkan naskahnya. Dan ... naskah Rhaa memenangkan juara pertama dalam lomba tersebut! Karya perdananya pun terbit dalam bentuk ebook berjudul Dua Istana.

Sejauh ini, Rhaa telah menerbitkan 5 novel dan novelet solo, beberapa antologi, juga sebuah novel keroyokan yang digarap bersama teman-temannya, yang berjudul 7 Somplak Mengejar Primus.

Sertifikat Juara 1 Lomba Novelet
The Somvlakers dan Novel 7 Somplak Mengejar Primus
Membahas tentang novelnya yang bertajuk 7 Somplak Mengejar Primus, ternyata Rhaa memang memiliki sebuah kelompok yang mereka namai The Somvlakers. Awal mula pertemuan mereka di dunia maya adalah ketika Rhaa diundang oleh salah satu temannya untuk masuk ke sebuah group chat karena ingin meminta pendapat mengenai karya yang ia buat. Di sanalah ia bertemu dengan Ariny NH, Mori Vivi, Yuka Yoshioka, Genta Amethyst, Mariska Permata Sari, Viano Sapta, dan Wiwi Indriani. Intensitas chat yang cukup sering membuat Ariny NH berinisiatif mengajak para somvlakers untuk membuat novel keroyokan. Ia pun membuat outline yang wajib dikembangkan oleh tiap anggota dalam waktu lima hari untuk setiap bagian yang mereka kerjakan. Dari sanalah terbit novel 7 Somplak Mengejar Primus yang digawangi oleh Arsha Teen.

Beberapa karya Rhaa termasuk 7 Somplak Mengejar Primus

Konsistensi Itu Sulit
Konsistensi adalah musuh terbesar Rhaa dalam menulis. Dengan kegiatan yang padat sebagai ART, freelance layouter, dan admin penerbitan, sulit bagi Rhaa untuk membagi waktu agar bisa terus menulis. Kegiatannya sebagai ART dimulai pada pukul lima pagi dan berakhir pada pukul delapan malam. Di antara kesibukan nginem-nya, Rhaa menyempatkan diri untuk membuat layout atau menjawab pertanyaan seputar penerbitan.

Kelancaran ide juga merupakan salah satu alasan kenapa konsistensi menjadi begitu sulit. Tapi, bukan berarti menulis menjadi hal yang tidak mungkin bagi Rhaa. Untuk menyiasatinya, Rhaa membiasakan diri menulis pada pukul sembilan malam, ketika seluruh pekerjaannya sebagi ART telah selesai.
Beberapa sertifikat dari lomba yang diikuti Rhaa
Perjuangan yang Tiada Henti
Di umur yang telah menginjak 20-an, Rhaa mengaku belum kepikiran untuk berumah tangga. Baginya, menikmati perjuangan menulis jauh lebih mengasyikkan dibanding memikirkan jodoh. Ia masih berkeinginan agar bisa menerbitkan karyanya di penerbit mayor. “Ada yang bilang, belom jadi penulis sungguhan kalo buku belom mejeng di toko buku,” jawabnya terkait keinginan untuk tembus mayor tersebut.

Menjadi penulis tentu saja memiliki banyak suka duka. Dari perjuangan mengolah ide hingga merasa di PHP-in oleh satu pembeli sudah pernah Rhaa rasakan. Salah satu pengalaman yang menarik dan berkesan bagi Rhaa adalah ketika ia mengikuti event TAT (Tantangan Arsha Teen) yang diusung oleh Ariny NH selaku owner penerbit indie berlabel Arsha Teen. Dalam tantangan tersebut, setiap pendaftar yang terpilih, memiliki kewajiban untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Dan, waktu yang diberikan hanya tiga minggu! Tantangan yang Rhaa ikuti saat itu adalah me-remake novel Ariny NH yang berjudul Pantaskah Aku Mencintainya. Jadi, dari benang merah yang sama, Rhaa harus bisa membuat cerita baru. Terbayang kesulitan yang dialami Rhaa? Ya, Rhaa mengatakan ia harus jungkir-balik mengejar waktu untuk menyelesaikan novel tersebut. Karena, jika novel tersebut tidak selesai sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan, maka Rhaa akan menerima sanksi berupa denda. Dan tidak tanggung-tanggung, denda yang harus dibayar adalah sebesar Rp. 2,5 juta! “Bagi saya yang memiliki gaji tidak sampai segitu, maka harus berjuang keras untuk bisa menyelesaikan,” ucap Rhaa. “Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikannya bahkan beberapa hari sebelum deadline.” Rhaa mengakhiri kisah serunya.

Rhaa dan salah satu karyanya
Memori di Laangit Lebanon karya Rhaa Azhar
Perjuangan Rhaa di antara deadline yang memburu membuktikan betapa kuatnya niat dan konsistensi Rhaa dalam menyelesaikan apa yang menjadi kewajiban juga passion-nya. Semangat juang Rhaa dalam menyelesaikan setiap karyanya patut kita beri acungan jempol. Dari wawancara ini saya belajar, bahwa terkadang kita harus berani mengambil risiko dan tantangan besar agar kita bisa memotivasi diri sendiri untuk lebih maksimal dalam berkarya. Sukses terus untuk Rhaa Azhar!



Berikut adalah profil singkat penulis:

Nama Asli: Ira Andinita
Nama Pena: Rhaa Azhar
Tempat, tanggal lahir: Cirebon, 2 Maret 1996
Pekerjaan saat ini: Asisten Rumah Tangga, freelance layouter, admin penerbitan.
Alamat tetap: Desa Wangunharja, Blok Kertayasa (Jar Kulon). Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.
Tempat tinggal saat ini: Jakarta (sebentar lagi pindah ke Bintaro)
Pendidikan:
MI Al-Fauzain Jakarta Selatan
SDN 2 Wangunharja
SMPN 2 Jamblang
SMAN 1 Jamblang

Riwayat Pencapaian:

·         Juaara 1 Event FF Cinta (Penerbit Harasi, 2016)
·         FF Terbaik Event RWTC (2016)
·         Juara 1 Event FF Ketika Ku Pergi (Nerin Media, 2016)
·         Juara 1 Event Puisi Harapan RWTC (2016)
·         Juara 2 Event Cerpen Cinta (Ujwart, 2016)

Karya yang sudah terbit:

1.      Novel dan Novelet Solo:
·         Dua Istana, (Nwbart Publisher, 2016)
·         Memori di Langit Lebanon (RWTC, 2017)
·         Spring Project (Penerbit Harasi, 2017)
·         Goodbye My Devil (Penerbit Harasi, 2017)
·         Pantaskah Aku Mencintainya (Arsha Teen, 2017)

2.      Novel Keroyokan dan Antologi:
·         7 Somplak Mengejar Primus (Arsha Teen, 2017)--ini yg novel keroyokan
·         Pengembara Kata (antologi Member PPMPI JABAR. PPMPI Publisher, 2016)
·         About: Kumpulan Cerpen (Antologi Crazyers. PPMPI Publisher, 2018)

Bagi yang ingin berteman dengan Rhaa bisa terhubung melalui:
WA: 087710673193

Posting Komentar untuk "Rhaa Azhar, Pejuang Deadline yang Tak Kenal Kata Menyerah"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress