Lebih Asyik Nerbitin di Mayor atau di Indie?


Aku sering banget dikepoin penulis baru kayak gini, "Kakak, cara nerbitin novel gimana ya?"
Wahai penulis-penulis baru ketahuilah menerbitkan sebuah novel itu ada 3 jenis :
1. Lewat Mayor Label
2. Lewat Indie
3. Self Publishing
Nah, penulis baru rata-rata masih belum tahu perbedaan antara mayor, indie dan self publishing. Lebih tepatnya MALES MENCARI TAHU.


Oke, aku akan jelaskan perbedaan mayor, indie, dan self publishing
Mayor itu seleksi ketat tapi gratis total penerbitan bahkan penulis dapet DP. Dan buku terbitan beredar di seluruh gramedia Indonesia.
Indie : sama seperti mayor make seleksi dan gratis tapi penjualannya online. Royalti tergantung kesepakatan. Biasanya 10-40%
Self publishing : segala macem pra cetak seperti editing, cover, layout dikerjakan penulis dan tanpa ISBN. Kalau penulis males ngerjain semua itu bisa make jasa editor, desain cover, dan layouter. Tentunya nggak bisa gratis. Biayanya berkisar 250-500 ribu itu sudah termasuk dapet bukti terbit gratis.
Jika kamu memilih mayor, mentalmu kudu kuat. RISIKO DITOLAK gede. aku aja 50 kali ditolak. 75% karyaku terbit melalui indie/self publishing.
 Terus cara kirim naskah ke mayor gimana?
Gampang. Tinggal buka www.arinynurulhaq91.blogspot.co.id terus pilih DAFTAR PENERBIT MAYOR BESERTA SYARAT KIRIM NASKAH di entri populer. Di sana tertulis lengkap daftar mayor label Indonesia plus syarat kirim naskahnya.
 Kemarin di inbox ada yang nanya kayak gini, "menurut kakak lebih asyik nerbitin di mayor atau indie?"
Kalau aku pribadi lebih asyik 
nerbitin di indie. Alasannya ada 4:
1. Terhindar dari nyeseknya penolakan.
2. Proses terbitnya cepet. Paling lama paling sebulan.
3. Indie membuatku belajar ilmu marketing penjualan buku.

4. Nggak perlu nunggu lama royalti. Di mayor biasanya royalti cair 6-8 bulan. Bagi penulis nunggu royalti cair sama kayak nunggu jodoh *ditampol Om Endik curhat.
Nah, di indie kamu bisa langsung dapet keuntungan. Misalnya di Arsha Teen. Kalau penulis beli buku terbit buat jual ke orang lain, cukup bayar harga cetak saja. Harga jual pun terserah penulis.
Coba bayangin jika harga cetak 33 ribu, sedangkan harga jual 50 ribu. Penulis sudah langsung dapat keuntungan 17 ribu. Penulis bisa menjual 100 eks saja, maka keuntungan yang ia dapat Rp. 1.700.000,- ini sudah lebih besar dari DP mayor loh. Rata-rata mayor DP-nya Rp. 1.500.000,-
5. Indie membuatku mengasah kemampuan lain. Kini aku dah bisa editing, layout, desain cover dan mempunyai usaha penerbit indie.


Satu lagi, pastikan NASKAH NOVELMU DAH KELAR. Posisikan dirimu sebagai admin penerbit. Ketika kamu kepo soal cara menerbitkan naskah, penerbit menjelaskan panjang x tinggi x lebar eh jawabanmu enteng banget, "nanti ya kak. Naskahku lum kelar." itu rasanya nyesek.
Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat, dalam memilih penerbit indie, kamu harus ekstra hati-hati agar terhindar dari penerbit abal-abal.
Tenang, ada tips agar terhindar dari penerbit abal-abal. Apa aja tipsnya? Tungguin postinganku selanjutnya ya.

Salam cinta,
Ariny NH

Posting Komentar untuk "Lebih Asyik Nerbitin di Mayor atau di Indie?"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress