CERPEN : "DIA" Oleh : Rahazlen Avelia


D i a

Oleh: Rahazlen Avelia






Kutemui lagi siluet itu di antara pepohonan tua besar. Setelah lama tak berjumpa. Walaupun begitu, aku masih ingat dengan jelas gelagatnya. Bagaimana dia berdiri, bersandar pada salah satu pohon tua besar yang berlumut. Bagaimana matanya menatap gelombang ombak yang berlarian. Tatapan mata tegas dan selalu menyala.
Dia... Darahku berdesir seketika kala mataku beradu dengan mata bulatnya yang tak asing lagi. Mataku melebar, masih tak percaya dengan dia yang berada di hadapanku. Bagaimana tidak, di tempat seperti ini, aku bertemu dengan sepasang bola mata yang sempat menatap hari bersamaku. Sulit untuk mempercayainya.
Dia hanya menatapku. Mematung. Pastilah dia melihat mulutku menganga tak percaya. Sedetik kemudian dia hanya tersenyum simpul dan melanjutkan obrolannya dengan orang yang berada di dalam telepon genggamnya.
Dia di sini.. Aku membatin lagi. Tubuhku bergetar. Mataku terblokir oleh mata bulat sempurnanya yang sudah kembali menatap ombak sore.
“Mi, dia di sini,” bisikku pada Rahmi—temanku—yang saat itu berada di sebelahku.
“Siapa?” Dia menoleh ke arahku. Ditinggalkannya gulungan ombak yang sudah  liar dari tadi.
“Dia..” desisku tanpa mengacuhkan pandangan Rahmi. Mataku masih menatap padanya.
“Ha? Farid?” ucap Rahmi saat baru saja dia melihat ke arah yang sama denganku. Kakinya langsung melangkah, menuju Farid—pemuda yang dari tadi kulihat tanpa sedetik pun menoleh ke arah yang lain.
“Faridd.....” teriak Rahmi memanggil namanya sambil terus berjalan ke arahnya. Sendalnya penuh dengan pasir pantai, membuatnya kepayahan berjalan.
Kulihat Farid menyelesaikan pembicaraannya di telpon dan segera mengacuhkan panggilan Rahmi. Sekilas, dia melihatku yang masih mematung. Kakiku masih enggan untuk melangkah menyusuri jejak Rahmi.
Kuputuskan untuk menjauh. Melangkan lebih mendekati pantai dan berpura-pura tidak tahu bahwa mereka sedang asik bercakap-cakap.
“Uh, kenapa aku harus bertemu dia di sini, ya?” gerutuku pada ombak dan angin sore yang masih berhembus panas. Kutarik napas panjang, lalu kuhempaskan sekuat-kuatnya. Biar hilang semua rasa yang kembali karenanya. Biar lenyap dibawa angin panas dan digulung ombak ganas.
Kulirik ke belakang. Di bawah pohon tua besar berlumut itu, masih kudapati Rahmi dan Farid yang sedang berbincang, sekarang bertambah dengan Dini dan temanku yang lain. Mengerubungi Farid seakan dia sebutir gula yang diperebutkan ratusan semut.
“Ah, bahkan dia tidak menyapaku. Tidak mengajakku untuk bergabung. Mungkin dia sudah lupa denganku. Dengan cerita singkat yang pernah kita buat,” ceritaku pada ombak. seakan ombak paham dengan perasaanku. Perasaan sesak.
Kulirik lagi ke belakang, pemuda yang sudah lama sekali menghilang dari peredaran itu mengambil posisi di tengah-tengah yang lainnya. Salah satu dari mereka dengan kamera menggantung di leher menjauh beberapa langkah, sedangkan yang lainnya mengatur gaya dan posisi.
“Satu..dua...ti...ga..” terdengar sayup sang fotografer menghitung pengambilan gambar. Lalu mereka berganti posisi, setelah itu terdengar hitungan lagi. Begitu sampai beberapa saat.
“Ah, dia benar-benar lupa denganku. Padahal, sebelum dia pindah sekolah, aku-lah orang yang paling dekat dengannya. Dia sudah melupakanku,” ujarku sendu. Dia benar-benar sudah melupakanku.
“Aku rindu kamu, tapi sepertinya kamu tidak. Mungkin Tuhan belum memberikan waktu untuk menuntaskan rasa rinduku yang dulu padamu. Semoga rinduku terbalaskan, ya,” bisikku pada ombak yang masih tetap berkejaran yang tidak pernah penat, malah semakin semangat.
Tidak akan pernah kulupakan. Pertemuan kita di pantai sore itu. Walaupun mata kita beradu, tapi bibir kita tak saling menjamu. Aku tetap senang bertemu dengan dirimu. Teman lamaku.

---The end---





TENTANG PENULIS:

Rahazlen Avelia, lahir pada 10 Oktober 1998 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Berdomisili di Prumnas Padang Reno nomor 74, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Sekarang duduk di bangku SMA di SMA Negeri 1 Padang Panjang. Anak sulung dari dua bersaudara ini bisa diajak ngobrol di akun facebook: Rahazlen Avelia dan akun twitter: @veeza_10










CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

Posting Komentar untuk "CERPEN : "DIA" Oleh : Rahazlen Avelia"

www.jaringanpenulis.com




Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
SimpleWordPress